Perjalanan Pengurus NPCI Probolinggo Mencari Atlet, Banyak Tidak Mau Karena Malu

Alvi Warda
Alvi Warda

Thursday, 11 Sep 2025 16:07 WIB

Perjalanan Pengurus NPCI Probolinggo Mencari Atlet, Banyak Tidak Mau Karena Malu

MENCARI ATLET: Pengurus NPCI Probolinggo mengunjungi SLB untuk sosialisasi pencarian atlet.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Nasional Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) Kabupaten Probolinggo menghadapi tantangan dalam merekrut atlet disabilitas. Banyak yang tidak bersedia, karena malu dengan keterbatasan fisik yang dimiliki.

NPCI Kabupaten Probolinggo baru dibentuk pada Juni 2025. Organisasi ini memiliki tekad kuat untuk mengembangkan olahraga disabilitas di wilayah yang terdiri dari 24 kecamatan ini.

Ketua Harian NPCI Probolinggo Hasan Basri mengungkapkan, NPCI Probolinggo merupakan wadah yang mengurus, membina, dan mengembangkan olahraga disabilitas di bawah naungan Jawa Timur. Organisasi ini didirikan paling akhir dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, tepatnya pada Juni 2025.

"NPCI Probolinggo merupakan wadah yang mengurus, membina dan mengembangkan olahraga disabilitas di Jawa Timur Kabupaten Probolinggo. Kami didirikan paling akhir dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur," katanya, Kamis (11/9/2025).

Fokus utama NPCI saat ini adalah melakukan sosialisasi keberadaan organisasi, baik kepada pemerintah maupun kepada calon atlet. "Target jangka panjangnya, memiliki atlet yang mampu berkompetisi di tingkat provinsi atau nasional," ucapnya.

Namun, perjalanannya tidaklah mudah. Hasan Basri mengakui, mengumpulkan para calon atlet disabilitas memerlukan dukungan dan motivasi ekstra. "Butuh pendekatan yang persuasif, utamanya kepada keluarga. Banyak yang tidak mau karena malu," jelasnya.

Kondisi geografis Probolinggo yang terdiri dari 24 kecamatan menambah kompleksitas dalam proses rekrutmen. Ditambah lagi, sesuai AD/ART, pengurus inti NPCI harus merupakan penyandang disabilitas, yang menjadi tantangan tersendiri dalam menjalankan operasional organisasi.

"Dengan kondisi geografis Probolinggo yang terdiri dari 24 kecamatan, butuh tenaga ekstra. Apalagi para pengurus inti harus disabilitas sesuai AD/ART. Ini tantangan yang sangat menarik untuk berkontribusi di bidang olahraga," ujarnya.

Atlet yang akan direkrut adalah penyandang disabilitas dengan berbagai ragam, meliputi disabilitas daksa, netra, intelektual, dan mental. Untuk tahap awal, NPCI Probolinggo memfokuskan pada cabang olahraga atletik, badminton, lempar lembing, cakram, dan tolak peluru.

"Fokus awal mungkin pada cabang atletik, badminton, dan lempar lembing, cakram serta tolak peluru. Tapi tidak menutup kemungkinan cabang olahraga lain sesuai minat setelah diadakan penjaringan," katanya.

Pengurus NPCI telah beraudiensi dengan DPRD Kabupaten Probolinggo. Hasan menjelaskan, pemerintah menyatakan siap mendampingi NPCI dalam mencetak atlet, baik dalam bentuk sarana dan prasarana maupun anggaran.

"Dari audiensi kemarin, pemerintah siap menyertai NPCI untuk mencetak atlet, baik berupa sarana dan prasarana yang diperlukan. Terkait anggaran, insya Allah pemerintah akan menganggarkan di tahun 2026, tapi harus diiringi dengan prestasi," ungkapnya

Meski menghadapi berbagai tantangan, NPCI Kabupaten Probolinggo optimis dapat mengejar ketertinggalan dari kabupaten/kota lain yang telah lebih dulu terbentuk. Organisasi ini berharap dapat berkolaborasi dengan pemerintah untuk menciptakan ekosistem olahraga disabilitas yang solid.

"Harapannya NPCI Kabupaten Probolinggo mampu mengejar ketertinggalannya dari kabupaten/kota yang telah terbentuk. Pemerintah bisa menjadi partner kami untuk berkolaborasi," pungkas Hasan Basri.

Saat ini, NPCI Probolinggo masih dalam tahap pencarian atlet dan berharap dapat segera memiliki atlet yang siap berkompetisi di tingkat yang lebih tinggi. Untuk atlet umum, tidak ada batasan umur yang ditetapkan dalam proses rekrutmen ini. (alv/why)


Share to