Perjuangan Railfans demi Mendapatkan Foto dan Video Estetik Kereta Api
Dwi Sugesti Megamuslimah
Monday, 19 Feb 2024 09:31 WIB
JEMBER, TADATODAYS.COM - Langit biru Kota Jember dengan hembusan angin yang agak kencang siang itu membawa tadatodays.com bertemu seorang pria. Dari kejauhan terlihat, pria yang mengenakan setelan hitam serta jeans biru itu sedang sibuk dengan perangkat genggamnya.
Sesekali pria itu merenung dengan tatapan yang penuh nostalgia. Seperti sedang mengingat sesuatu. Jika diperhatikan lebih dekat, ternyata dia sedang memperhatikan gambar kereta di layar handphone-nya.
KARYA: Salah satu hasil jepretan Ambang Hari Laksono di Stasiun Kalisat, Jember.
Pria itu adalah Ketua Pecinta Kereta di Jember atau dikenal sebagai komunitas Railfans, Ambang Hari Laksono. Bergabung sejak 2014, Ambang telah menunjukkan minat pada kereta sejak kecil dan juga memiliki hobi fotografi. Berbekal hal tersebut, Ambang memilih untuk bergabung dengan komunitas penggemar kereta.
Komunitas Railfans Jember terbentuk sejak 25 Januari 2009 lalu dan saat ini kurang lebih memiliki 300 anggota yang tersebar di seluruh wilayah Jember. Ada banyak kegiatan yang dilakukan komunitas Railfans ini, salah satunya pameran foto hasil jepretan para anggota Railfans.
Ambang menceritakan perjuangannya selama tergabung dalam komunitas Railfans. Terlebih saat berusaha memperoleh foto dan video yang ciamik. Menurutnya hal itu menjadi kenangan yang sulit dilupakan.
BANGGA: Ketua Railfans Jember, Ambang Hari Laksono saat menunjukkan beberapa hasil Jepretan fotonya.
Kereta api bagi seorang Railfans bukan sekedar alat transportasi semata. Melainkan menjadi objek untuk diabadikan gambarnya. Namun untuk mendapatkan foto yang estetik, tentu pengambilannya tidak bisa dilakukan di sembarang tempat. Butuh effort dan tenaga ekstra agar mendapatkan gambar yang sesuai keinginan.
Pria kelahiran 1998 ini, juga menjelaskan untuk mendapatkan foto yang sesuai keinginan. Railfans biasanya akan melakukan berbagai upaya, agar spot fotonya sesuai. Meskipun harus naik ke atas bukit, pergi ke tengah sawah hingga masuk seorang diri. “Railfans gak butuh drone untuk foto kereta dari atas, hanya butuh tenaga saja,” katanya Sabtu (17/2/24).
Bahkan waktu itu, Ambang melanjutkan cerita, demi bisa mengabadikan momen ketika kereta luar biasa (KLB) beroperasi, tak tanggung-tanggung, dirinya rela pergi sendirian ke luar Pulau Jawa.
Menurutnya, kereta jenis tersebut biasanya tidak terjadwal seperti kereta pada umumnya. Oleh sebab itu, diperlukan waktu yang cepat untuk mendapatkan gambarnya. "Karena waktu operasinya tidak menentu. Untuk mendapatkan gambar kereta luar biasa, saya sempat ke Palembang. Karena kereta di Jawa dan luar Jawa itu beda,” ungkapnya.
Kendati demikian, meski telah melakukan banyak upaya, tidak jarang Ambang harus pulang dengan tangan kosong. Entah karena kamera yang dibawanya error, kehabisan baterai, lupa membawa memori dan lain sebagainya.
Kejadian seperti itu menurutnya sudah biasa. Tapi kegigihan para Railfans patut diacungi jempol, lantaran mereka akan kembali dalam waktu berbeda, agar mendapatkan gambar yang diinginkan.
“Saya pernah ketika saat memotret ternyata hasilnya blur. Kan gak bisa diulang itu momennya. Akhirnya balik dengan tangan kosong,” ucapnya sembari terkekeh.
Ambang juga menuturkan, tantangan terbesar bagi seorang railfans adalah saat datang musim hujan. Karena akan kesulitan untuk mendapatkan gambar yang bagus.
Namun, hal itu tidak menurunkan niat para railfans untuk tetap memotret. “Pas ngejar momen itu kadang sampai jatuh dan luka. Tapi apapun kondisinya gambar tetap yang utama,” pungkas pria lulusan Universitas Terbuka itu mengakhiri percakapan. (dsm/why)
Share to