Permintaan Tinggi dan Harga Naik, Ketersediaan Oksigen di Kota Probolinggo Mulai Langka

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Sabtu, 17 Jul 2021 16:00 WIB

Permintaan Tinggi dan Harga Naik, Ketersediaan Oksigen di Kota Probolinggo Mulai Langka

KOSONG: Bambang, pemilik US Syarfah Gas menunjukkan tabung oksigen di tempat usahanya yang belum terisi. Ia mengaku sudah dua haro terakhir tak mendapatkan kiriman oksigen.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Kelangkaan oksigen di tengah lonjakan kasus covid-19 juga terjadi di Kota Probolinggo. UD Syarifah Gas yang menjadi satu-satunya penyedia oksigen, mengaku kosong dua hari terakhir. Kalaupun tersedia, harganya naik.

Bambang, pemilik UD Syarifah Gas yang ada di Jl. KH. Abdul Azis, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, mengaku jika permintaan konsumen naik ketika kasus covid-19 melonjak.

“Dua hari terakhir kosong. Mungkin baru dikirimi lagi lusa (Senin, Red),” katanya saat ditemui tadatodays.com, Sabtu (17/7/2021). Ia lantas menunjukkan puluhan tabung oksigen di tempatnya yang kosong.

Sebelum pandemi terjadi, permintaan oksigen di tempatnya hanya 10 sampai 20 tabung per hari. Sedangkan saat pandemi covid-19 seperti saat ini, sehari permintaan oksigen mencapai 25 sampai 50 tabung.

Permintaan yang cukup tinggi juga memicu kenaikan harga. Tabung oksigen ukuran 6 meter kubik yang semula Rp 100 ribu kini menjadi Rp 120 ribu. Sedangkan tabung oksigen satu meter kubik yang semula harganya Rp 50 ribu Rp 75 ribu. Kabar baiknya, Bambang menggratiskan bagi warga yang tidak mampu.

Bambang sendiri mengaku kewalahan dengan melonjaknya permintaan oksigen. Bahkan ia melayani pengisian tabung oksigen 24 jam. “Bila ada masyarakat yang butuh, selama persediaan oksigen ada, kami akan melayani. Saat ini, kami khusus melayani pasien covid-19 yang menjalani isolasi mandiri,” jelasnya.

Hendra, salah satu warga Kelurahan Sumbertaman yang datang ke UD Syarifah Gas, harus pulang dengan tangan kosong. “Saya sudah muter-muter cari pengisian oksigen, namun semuanya sama sama lagi kosong. Padahal kebutuhan saya hanya untuk pengelasan bukan untuk oksigen bernafas,” katanya. (ang/sp)


Share to