Pesepeda Greenpeace Dicegat LSM TKN di Probolinggo, Urung ke Bali

Alvi Warda
Alvi Warda

Tuesday, 08 Nov 2022 12:56 WIB

Pesepeda Greenpeace Dicegat LSM TKN di Probolinggo, Urung ke Bali

PERNYATAAN: Zamzam (kiri), salah satu anggota Greenpeace menulis surat pernyataan tidak akan menghadiri KTT G20 di Bali. Saat penulisan disebutkan ada unsur paksaan, yang sekaligus dibantah oleh LSM TKN. (foto: istimewa)

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Pesepeda dari komunitas pemerhati lingkungan, Greenpeace Indonesia, saat berniat mendatangi KTT G20 di Bali, mengalami tindak penghadangan di Probolinggo. Penghadangan yang terjadi pada Senin (7/11/2022) itu membuat lima orang pesepeda dari Greenpeace akhirnya urung ke Bali. 

Penghadangan itu terjadi di sebuah homestay di Jl Suyoso, Kota Probolinggo. LSM TKN mencegah kehadiran Greenpeace, sebab ditakutkan adanya aksi atau protes dari Greenpeace yang menurut LSM TKN hanya fitnah pada pemerintah Indonesia. 

Lalu seperti dalam rekaman video yang beredar, pesepeda Greenpeace dan LSM TKN membuat kesepakatan. Dari pihak Greenpeance, Zamzam Firzandy, menulis pernyataan tidak akan melakukan kampanye apapun saat KTT G20 nanti. Pernyataan itu tertulis di sebuah kertas yang bertandatangan dan diberi materai. 

"Saya yang bertanda tangan di bawah ini mewakilik Greenpeace, untuk tidak melakukan kampanye dalam bentuk apapun selama pelaksanaan KTT G20 di Bali. Dan, apabila hal tersebut terjadi, maka kami dari pihak Greenpeace siap untuk menanggung konsekwensi yang diberikan," tulis Zamzam dalam surat tersebut. 

Sementara, Kepala Greenpeace Indonesia Leonardo Simanjuntak mengatakan bahwa saat itu para rekan-rekannya sedang istirahat makan siang. Mereka menuju Bali dengan menggunakan sepeda. Tiba-tiba sekelompok orang mendatangi mereka dan mengatakan Greenpeace tidak boleh lewat Probolinggo. " Mereka nyebutnya mewakili masyarakat Probolinggo. Saya gak yakin mereka mewakili, dan menyatakan Greenpeace tidak boleh lewat Probolinggo," jelasnya melalui telepon, Selasa (8/11/2022). 

Leonardo menjelaskan, kehadiran Greenpeace ke Bali dalam rangka apresiasi Presidensi KTT G20 di Indonesia. "Ini kan kebetulan di Indonesia. Kita patut untuk apresiasi kan, tanpa perlu adanya ancaman-ancaman seharusnya," katanya.  

Motif yang disampaikan pada Greenpeace, atas pencegatan itu, karena Greenpeace dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas G20 di Bali. "Motif yang kami tangkap itu, mereka mengira bahwa Greenpeace akan mengganggu G20,” tuturnya.

Leonardo menjelaskan, Greenpeace merupakan sebuah organisasi yang bergerak memperhatikan isu iklim di Indonesia. Mereka berprinsip antikekerasan. Secara substansi, lanjutnya, pencegatan itu sangat bertentangan dengan apa yang menjadi perhatian Greenpeace. “Padahal kami itu bergerak antikekerasan sejak awal berdiri. Bahkan kami itu sudah diakui dunia,” jelasnya.

Terjadinya tindak pencegatan ini menurut Leo, menjadi pembatasan baginya dan rekan-rekannya. “Ini kan jadi pembatasan hak demokrasi,” ujarnya.

LSM TKN menyebut bahwa pemasangan poster di PLTU Batang, Jawa Tengah oleh Greenpeace disebut bernarasi memfitnah Pemerintah Indonesia. Sedangkan menurut Leonardo, hal itu tidak pernah terjadi. “Tim Greenpeace lewat di Batang satu minggu yang lalu. Saya tidak ingat mereka memasang poster atau tidak. Yang pasti, mereka tidak masuk ke wilayah PLTU Batang,” jelasnya.

Kalaupun ada foto dengan menggunakan poster, kata Leonardo, hal itu merupakan bentuk kebebasan berekspresi. Pembuatan surat pernyataan dan penandatanganan oleh Zamzam, menurut Leonardo, ada unsur paksaan. "Iya itu dipaksa. Kami mempertimbangkan keamanan tim kami yang di lapangan," ucapnya. 

Sementara, Humas LSM TKN Naswa Agus menegaskan, tidak ada unsur paksaan sama sekali dari pihaknya. Sebab, pencegatan itu terjadi sebagai inisiatif LSM TKN demi mengawal program Pemerintah Indonesia yang mereka sebut tidak berlawanan dengan hal apapun.

“Nggak ada paksaan, nggak ada intimidasi. Mereka membuat pernyataan itu sendiri kok. Tidak ada yang bersifat menakut-nakuti,” jelas Naswa Agus. 

Menurut Agus, pencegatan itu terjadi sebab kekhawatiran TKN atas adanya aksi protes dari Greenpeace, seperti yang sudah mereka lakukan di PLTU Batang. “Bahwa dari pantauan kami, mereka memajang poster di Batang dan selfie, ini reaksi dari aksi mereka,” ujar Agus. Poster itu menurut Agus berisikan narasi yang memfitnah Pemerintah Indonesia. 

LSM TKN yang merupakan relawan Jokowi itu sudah memamantau kedatangan dan gerak-gerik Greenpeace dari Surabaya. Menurut Agus, hal serupa yang terjadi di Batang tidak boleh terjadi di Jawa Timur, terlebih di PLTU Paiton. “Mereka akan melakukan aksi serupa di PLTU Paiton. Makanya kami cegah,” jelasnya. 

Karena itu, kekhawatiran merusak atau mengganggu G20 menjadi concern LSM TKN. “Bahwa apa yang mereka lakukan itu bertentangan dengan apa yang sudah dilakukan pemerintah,” jelasnya. (alv/why)


Share to