Petani Muda Kota Probolinggo Menjajal Tanam Kubis di Pesisir Pilang

Alvi Warda
Alvi Warda

Sunday, 10 Nov 2024 14:28 WIB

Petani Muda Kota Probolinggo Menjajal Tanam Kubis di Pesisir Pilang

KUBIS: Hari saat memeriksa tanaman kubisnya.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Tanaman kubis umumnya dibudidayakan di daerah dataran tinggi atau daerah bersuhu dingin. Namun, hal itu tidak mempengaruhi Hariyanto, 35, petani muda asal Kelurahan Kebonsari Kulon Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. Ia mencoba menjajal menanam kubis di sawahnya di kawasan pesisir.

Sawahnya itu terletak di Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, pintu masuk Pantai Permata Kota Probolinggo. Sawahnya dengan luas sekitar satu hektare itu terlihat ditanami kubis yang berusia dua bulan lebih.

Saat ditemui pada Sabtu (9/11/2024) pagi, Hari sedang mengaliri air di sisi masing-masing petak sawahnya. Air harus mengambang agar tanaman kubis mendapatkan suhu dingin yang cukup. Ia mengairi sawah bersama rekannya.

DATARAN: Tanaman kubis ternyata bisa tumbuh di dataran rendah.

Ditemani angin sepoi pesisir, Hari bersama rekannya berada di sawah sejak pukul 05.00 WIB. Pengairan sawah ia lakukan biasanya hingga pukul 08.00 WIB. Baru kemudian ia akan memeriksa keadaan tanaman kubisnya.

Hari sudah tujuh tahun menjadi petani. Ini kali pertama ia nekat mencoba menanam kubis di dataran rendah. Modalnya, berawal dari pengalaman menanam kubis di daerah Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo selama 2 tahun. Kini, ia praktikkan di Kelurahan Pilang. "Kebetulan saya juga karyawan toko obat tanaman. Ini juga dalam rangka mengetes obat hama tersebut," ucapnya.

Menurut Hari, tantangan menanam kubis di dataran rendah hanya terletak pada penyiraman atau pengairan. Selain itu, tidak ada perawatan khusus. "Kalau di Sukapura itu kan disiram sama alam ya, istilahnya ada kabut. Kalau di Kota Probolinggo, kita siram sendiri," ucapnya.

Hari akan menyirami kubisnya dua kali dalam seminggu. Berbeda saat ia menjadi petani di Sukapura, yang hanya menyirami tanaman kubis sekali dalam seminggu. Sebab, suhu yang berbeda menjadikan perawatan yang berbeda.

Selain aliran air di setiap sisi petak, Hari juga menyemprot tanaman kubisnya dengan campuran obat anti hama. Seperti tujuannya. "Nah ini udah usia 2 bulan lebih, hama rentan muncul. Maka, kami semprot pakai obat, " tuturnya.

Tidak hanya terletak pada durasi penyiraman, menanam kubis di Pilang ini juga memakan waktu yang lebih panjang. Jika di Sukapura ia bisa memanen di usia 65 hari, maka di Pilang ia akan memanen di usia 80 hari. Menurut Hari ukuran suhu menjadi faktornya.

Ia berharap meski dalam masa percobaan, tanaman kubisnya bisa sukses ketika masa panen dan dapat dibudiyakan kembali. (alv/why)


Share to