Petik Laut di Gili Ketapang, Bersyukur dan Berharap Ikan Mendekat

Alvi Warda
Alvi Warda

Wednesday, 31 May 2023 16:54 WIB

Petik Laut di Gili Ketapang, Bersyukur dan Berharap Ikan Mendekat

HIAS: Nelayan Gili Ketapang menghias kapalnya dalam ritual petik laut, yang juga merupakan pestanya para nelayan.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Masyarakat pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo, kembali menggelar ritual petik laut, Rabu (31/5/2023) siang. Melalui tradisi ini mereka berharap ikan mendekat nelayan, sehingga hasil tangkapan jadi memakmurkan.

Petik laut dipercaya sebagai ritual ucapan syukur terhadap nikmat Tuhan. Ritual ini menjadi pesta nelayan menjelang bulan Suro. Nah, masyarakat pulau Gili Ketapang kembali mengadakan petik laut setelah lima tahun tidak merayakannya.

Prosesinya persis seperti petik laut pada umumnya. Ada ritual menggotong perahu sesaji, yaitu perahu kecil yang di dalamnya terdapat kepala sapi atau kambing. Lalu masyarakat menghanyutkannya ke tengah laut.

SESAJI: Masyarakat Gili Ketapang menggotong kapal berisi kepala sapi dan sesajen. Kapal itu disebut ”Jitek".

Rabu sekitar pukul 11.00 WIB, masyarakat sudah memadati Dermaga Selatan Pulau Gili Ketapang. Mereka ingin menyaksikan prosesi demi prosesi petik laut tersebut.

Belasan kapal ikan bertengger di pinggir dermaga. Kertas warna-warni menghiasi setiap kapal. Bahkan, beberapa nelayan memasang pengeras suara untuk memutar musik. Masyarakat ada yang turut menaiki kapal.

Prosesi pertama petik laut di pulau yang terletak di sisi utara perairan Probolinggo itu dimulai dengan pertunjukan kesenian tayub di balai desa. Suara sinden dan tetabuhannya, terdengar lengkap dengan penari tayubnya. Tayub ini didatangkan dari Madura.

Masyarakat mengelilingi sinden dan penayub itu. Masyarakat Gili Ketapang rela berdesak-desakan. Mereka fokus mendengarkan cerita penayub yang diiringi tetabuhan bonang dan saron.

Usai hiburan tayub, masyarakat Gili bersiap menggotong perahu kecil yang berisi kepala sapi dan sesajen. Masyarakat menyebutnya perahu "jitek". Mereka menggotong jitek dari balai desa hingga Dermaga Selatan.

Pada petik laut di Gili Ketapang ini, anggota DPRD Jatim Habib Mahdi tampak turut hadir merayakan.

MERIAH: Masyarakat pulau Gili Ketapang rela berdesak-desakan, demi menyaksikan prosesi petik laut.

Saat jitek sampai di Dermaga Selatan, desak-desakan masyarakat kembali terjadi. Mereka tak ingin kelewatan menyaksikan penghanyutan Jitek ke laut lalu ditarik. Di depan dan belakang Jitek, belasan kapal siap berlayar.

Nelayan satu kali mengelilingi Pulau Gili Ketapang. Hal ini dimaksudkan agar ikan mendekat ke seluruh sisi pulau. Lalu, mereka berhenti di Goa Kucing, yang disimbolkan sebagai kepalanya pulau.

Dari Goa Kucing itulah Jitek mulai dihanyutkan ke tengah laut. Kapal nelayan, menariknya dan membiarkan Jitek terbawa ombak hingga ke tengah laut.

Tentu saja, ritual ini juga memiliki maksa khusus. Mereka percaya, apa yang masyarakat dapatkan dari laut maka harus dikembalikan ke laut. Ritual petik laut pun selesai. Masyarakat kembali ke Dermaga Selatan dan memarkirkan kapalnya. Mereka pun kembali beraktifitas seperti biasa.

Kepala Desa Gili Ketapang Babul Munir mengatakan, nelayan yang berlayar akan menemukan jitek itu. Mereka bisa saja mengambilnya. "Dihanyutkan artinya ingin mengembalikan nikmat yang didapat, tapi nelayan bisa mengambilnya," ujarnya.

Adanya petik laut ini, memang bertujuan mengharap keberkahan laut. Munir menjelaskan, 10 hari sebelum petik laut nelayan sudah menangkap 30 hingga 40 ton ikan perhari. "Ads petik laut, semoga semakin melimpah," tuturnya.

Ia berharap, masyarakatnya bisa menjaga adat dan ritual untuk bersyukur kepada Yang Maha Kuasa. Sehingga, kehidupan nelayan dan masyarakat Pulau Gili Ketapang bisa sejahtera. (alv/why)


Share to