PHAB Panjilaras, Komunitas Memanah Tradisional yang Berdiri Berdasar Hadis Nabi

Zainul Rifan
Zainul Rifan

Sunday, 06 Sep 2020 21:55 WIB

PHAB Panjilaras, Komunitas Memanah Tradisional yang Berdiri Berdasar Hadis Nabi

INTENSIF: Mendekati kejuaraan, sejumlah anggota komunitas memanah Panjilaras ini berlatih lebih intensif di depan rumah pendiri komunitas ini.

PHAB (Probolinggo Horseback Archery Brotherhood) Panjilaras adalah satu-satunya komunitas di Kabupaten Probolinggo yang melatih para anggotanya untuk bisa memanah tradisional. Jenis panah yang digunakan sebelum era senapan.

ZAINUL RIFAN, Wartawan Tadatodays.com

TADATODAYS.COM berkesempatan mengunjungi rumah yang pendirinya di Perumahan Bumi Bulu Indah, Desa Bulu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Adalah Yusri Asher yang menggagas komunitas ini untuk pertama kalinya. Kini ia juga menjadi Ketua Komunitas PHAB Panjilaras ini. Saat ditemui Tadatodays.com Ia sedang asyik berlatih bersama beberapa anggotanya. Latihan intensif ini untuk persiapan mengikuti lomba memanah tradisional horsebow tingkat pelajar se-Kota/Kabupaten Probolinggo secara online. Biasanya tempat latihan tersebut diadakan di lapangan perum setempat, dan dilakukan tiap Minggu pagi. Namun karena waktu lomba sudah dekat, latihan pindah ke halaman rumah ketuanya agar lebih intens.

Komunitas ini terbentuk pada tanggal 24  Agustus 2019. Sebelum berdiri, Yusri memang menyukai olahraga panahan dan sudah berpengalaman menarik busur panah. Ia pun menyetujuinya dan mulai merintis komunita bersama. Ternyata antusiasme teman-temannya cukup tinggi.  Baru dibuka saja, komunitas ini sudah memiliki 10 orang anggota.

"Awalanya saya males untuk membuat komunitas mas, karena sudah ikut komunitas besar di Kota Probolinggo sana. Tapi karena ingin Kabupaten Probolinggo juga ada, makanya saya rintis. Alhamdulilah baru buka sudah 10 orang yang ikut," tuturnya pada Tadatodays.com.

PEMUDA: Sejumlah pemuda menjadi anggota komunitas pemanah ini PHAB Panjilaras. Mereka juga kerap berlatih bersama.

Menurut Yusri yang menjadi dasarnya mendirikan komunitas ini adalah keinginan kuat menjalankan ajaran Allah dan Rasulullah. Quran Surat Al Anfal ayat 60 dan hadis Rasul yang menganjurkan untuk mengajari anak-anak memanah dan berkuda menjadi motivasinya. Ia ingin anak-anak sekarang yang asyik dengan bermain gadget, memiliki pilihan kegiatan yang berbeda.

Berbekal teknik memanah yang didapatkannya dari komunitas memanah sebelumnya, Ia mengajari para anggotanya mulai teknik dasar hingga teknik yang paling sulit. Ada dua teknik yang ia ajarkan saat ini. Yakni teknik tamdrow dimana teknik ini menarik busur dengan jempol. Kelebihan teknik ini, anak panah tidak gampang jatuh. Kemudian tekni scoliban, dimana teknik ini jutru mengistirahatkan jempol dan menarik dengan jari tengah dan jari manis. Sedangkan jari telunjuk sebagai pengunci anak panah agar tidak jatuh.

"Untuk teknik scoliban ini ada sejarahnya mas. Dulu saat perang, para pemanah yang tertangkap akan diputus jempolnya. Barulah muncul teknik seperti itu (scoliban, red)" Cerita, lelaki yang juga karib di sapa Asher ini.

Para anggota yang ikut serta dalam komunitas ini mempunyai alat panah masing-masing. Namun untuk yang baru bergabung masih dipinjamkan alat sampai nanti bisa membeli sendiri. Bagi anggotanya yang memiliki keterbatasan ekonomi, maka tetap akan diberi kesempatan untuk bisa menyicil tanpa bunga. Artinya anggota yang bersangkutan akan dibuatkan terlebih dahulu, kebetulan pembuatnya adalah sahabat Asher sendiri. Nanti cara bayarnya di lakukan dengan mencicil semampu dia.

Asher mengatakan bahwasanya seorang pemanah harus mempunyai alat kelengkapan memanah sendiri karena tidak semua alat panah itu bisa cocok dipakai untuk semua orang. Mengenai harga alat tersebut untuk busurnya berkisar antara Rp 400 hingga Rp 1 juta sedangkan untuk anak panahnya setiap 12 biji anak panah dihargai Rp 250 ribu hingga Rp 500 ribu. Kemudian ada cincin pelindung jempol dan tempat anak panah yang juga memiliki harga bervariasi.

"Harus punya sendiri mas, karena alat panah itu tidak cocok ke semua orang. jadi masih harus pesan dulu, nanti akan disesuaikan dengan orangnya. Kebetulan pembuatnya sahabat saya," ucap lelaki kelahiran Balikpapan, Kalimantan Ini.

Pendirian komunitas ini bukannya tak ada rintangan. Saat pertama kali latihan, di sekitar halaman masjid Perum Bumi Bulu Indah, ia tidak diperbolehkan latihan di tempat tersebut oleh takmir dan beberapa warga setempat. Karena banyak yang beranggapan bahwa komunitas memanah ini komunitasnya teroris. Hingga pada akhirnya Asher meminta izin ke RT setempat dan pihak RT mendukung dan diperkenankan untuk latihan di lapangan perum setempat.

"Banyak warga yang mengira panahan ini adalah teroris. Akhirnya saya diskusi sama Bu RT, dan alhamdulilah diizinkan," tandasnya.

JUARA: Ken Ayu Zuraida, salah satu anggota PHAB Panjilaras yang berhasil menyabet juara 1 dalam kejuaraan.

Terbaru, Hendak Latih Anggotanya Memanah sekaligus Berkuda

HAMPIR satu tahun komunitas ini berdiri dan hebatnya, dalam waktu sesingjat itu anak didik komunitas ini sudah mencicip prestasi. Salah satunya adalah Ken Ayu Zuraida. Gadis asal Desa Kalikajar Wetan, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo ini berhasil meraih juara satu memanah tradisional dengan jarak 15 meter, tingkat SMA Putri dalam even lomba memanah se-Kota/Kabupaten Probolinggo. Kala itu, penyelenggaranya adalah Perpaspan (komunitas memanah asal Kota Probolinggo). Satu lagi anggota yang berprestasi adalah Jabal Thoriq Ibrohim, berhasil meraih juara 2 kelas putra tingkat SMA dengan jarak memanah sejauh 20 meter.

Saat ini pihaknya akan melakukan kerjasama dengan salah satu perguruan silat yang ada di kabupaten setempat guna mengajari anggotanya seni bela diri. Harapannya, selain bisa memanah, para anggotanya juga bisa teknik bela diri. Hal hanya itu, pendiri komunitas ini Yusril Asher juga mempunyai target para anggotanya bisa menunggangi kuda. Hingga akhirnya semua anggotanya bisa memanah di atas kuda. Untuk memenuhi harapan itu, ia bersama para anggotanya dalam waktu dekat ini akan berangkat ke Mojokerto guna menimba ilmu merawat dan cara menunggangi kuda dengan baik dan benar.

"Di sana (Mojokerto) kami akan berlatih merawat dan menunggangi kuda. Karena sebelum menunggangi kuda  sambil memanah, kita harus tahu dulu cara komunikasi dengan kuda, supaya bisa patuh pada kita," papar Yusril Asher.

Target ini harus tercapai, agar sesuai dengan SK yang dimiliki komunitas ini. Yakni SK yang turun langsung dari Persatuan Pemanah Berkuda Indonesia (Perdana) yang berpusat di Jakarta. Akan tetapi, Yusril mengaku hal itu tak semudah yang dibayangkan. Latihan memanah di atas kuda ini terkendala karena tidak ada satupun dari anggotanya yang memiliki kuda, dan tidak ada donatur yang siap meminjamkan apalagi membelikan kuda untuk komunitasnya ini.

Menurut lelaki yang juga akrab dipanggil Asher ini, teknik memanah di atas kuda itu sangat sulit karena harus menyatukan dua teknik yang berbeda. Yakni teknik menunggang kuda dan teknik memanah. Jika tidak ada keseimbangan, maka pemanah bisa saja jatuh diatas kuda atau anak panah yang melesat tak tau arah. Meski tidak mudah, ia yakin segala usahanya akan diberi jalan oleh yang Maha Kuasa.

Ia berharap ada donatur yang bisa memberikan fasilitas tersebut. Ia juga tak memupus haraoan, pemerintah setempat dapat memberikan bantuan, agar komunitasnya bisa mencetak atlet-atlet pemanah generasi muda. "Kalau mereka berprestasi, bisa nangi membawa nama baik Kabupaten Probolinggo, baik di kancah Nasional Maupun Internasional," tutupnya. (zr/hvn)


Share to