Podcast Kesehatan “Ngobras” Dinkes Kabupaten Probolinggo Bahas “Bijak Menggunakan Antibiotik”
Hilal Lahan Amrullah
Wednesday, 11 Dec 2024 18:04 WIB
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Penggunaan antibiotik menjadi topik bahasan Podcast Kesehatan (Podkes) "Ngobras" Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo. Topik "Bijak Dalam Menggunakan Antibiotik, Kapan Sih Waktu yang Tepat?" dibahas bersama narasumber ahli, Apoteker Ahli Muda Seksie Kefarmasian Dinkes Kabupaten Probolinggo, Hajar Setyo Palupi, S.Si., Apt.
Hajar memamparkan bahwa antibiotik menjadi salah satu obat yang paling sering digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Namun, tak semua orang memahami kapan antibiotik benar-benar diperlukan. Karenanya betapa pentingnya penggunaan antibiotik yang tepat untuk mencegah dampak buruk, seperti resistensi obat. Antibiotik merupakan obat khusus untuk melawan bakteri, bukan virus.
“Banyak masyarakat keliru, misalnya saat flu atau batuk yang disebabkan virus, mereka justru meminta antibiotik. Padahal, itu tidak efektif dan malah berisiko,” jelasnya.
Hajar menekankan, antibiotik hanya boleh dikonsumsi jika telah diresepkan oleh dokter untuk mengatasi infeksi bakteri. Selain itu, pasien wajib menghabiskan seluruh dosis yang diresepkan, meskipun merasa sudah sembuh sebelum obat habis. "Hal ini penting untuk mencegah resistensi antibiotik, di mana bakteri menjadi kebal terhadap pengobatan," katanya.
Dalam podcast ini, Hajar juga memberikan beberapa tips penting dalam menggunakan antibiotik: pertama konsultasikan ke dokter sebelum mengonsumsi antibiotik. Kedua konsumsi antibiotik sesuai jadwal, misalnya setiap 8 jam jika diresepkan tiga kali sehari. Ketiga hindari konsumsi bersama susu, kopi, atau teh, karena dapat mengurangi efektivitas obat. Gunakan air putih.
Adapun penggunaan antibiotik yang tidak tepat, seperti menghentikan pengobatan di tengah jalan atau mengonsumsi tanpa resep, dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Hal ini menjadikan pengobatan infeksi di masa depan lebih sulit. “Jika ini terjadi, kita bisa kehilangan salah satu senjata ampuh melawan penyakit bakteri,” ujar Hajar.
Sementara, untuk mengatasi kebingungan masyarakat, Hajar mendorong peningkatan edukasi melalui berbagai cara, termasuk sosialisasi di fasilitas kesehatan dan kampanye menggunakan slogan seperti “Dapatkan obat dengan benar” dan “Gunakan obat dengan benar”.
Walhasil dengan memahami kapan dan bagaimana antibiotik digunakan, masyarakat dapat membantu mencegah resistensi obat sekaligus menjaga efektivitasnya untuk generasi mendatang. “Bijaklah menggunakan antibiotik. Jangan sampai manfaat besar ini hilang karena kesalahan kita,” tutur Hajar. (*/hla/why)
Share to