Polemik Nama Aula Gedung “Abdullah Azwar Anas”, Ini Kata Direktur Poliwangi

Usman Afandi
Usman Afandi

Thursday, 26 Nov 2020 17:02 WIB

Polemik Nama Aula Gedung “Abdullah Azwar Anas”, Ini Kata Direktur Poliwangi

DISOROT: Gedung aula Politeknik Negeri Banyuwangi dengan nama "Abdullah Azwar Anas" jadi sorotan, termasuk oleh kalangan mahasiswa.

BANYUWANGI TADATODAYS.COM -  Direktur Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), Son Kuswadi, menjelaskan terkait penamaan aula Poliwangi dengan menggunakan nama "Abdullah Azwar Anas" tidak ada unsur politik di tengah perhelatan pilkada Banyuwangi 2020.

Menurutnya, penamaan gedung aula itu, murni bentuk rasa terimakasih dan penghargaan atas berbagai dukungan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi terhadap kampus Poliwangi.

“Pemberian nama Abdullah Azwar Anas itu, sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa Bupati Anas bagi Poliwangi. Saya mohon maaf apabila penamaan ini menyakiti orang lain, yang saat ini dikaitkan dengan agenda politik. Ini murni merupakan suatu ketidaksengajaan,” kata Son Kuswadi, melalui keterangan tertulis yang diterima Tadatodays.com, Rabu (25/11/2020).

Kuswadi mengungkapkan, gagasan pemberian nama gedung aula tersebut sudah direncanakan sejak lama, jauh sebelum adanya momentum Pilkada. Diketahui, istri Anas, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas maju sebagai calon bupati di pilbup Banyuwangi.

"Rencana ini sudah lama dan memang ingin mengapresiasi Pak Anas. Namun pendanaan baru turun mendekati akhir tahun, dan harus segera mengeksekusi serapan anggaran," ungkapnya.

Sementara itu, salah satu mahasiswa Poliwangi berinisial DA, 20 tahun, mengaku tidak keberatan akan penamaan aula tersebut. Akan tetapi, pihaknya menyayangkan pemasangan nama tersebut saat momen Pilkada 2020 sedang berlangsung.

“Terkait nama aula itu, direktur sudah mengklarifikasi. Menurut saya tidak apa-apa. Tapi momen pemasanganya tidak pas karena mendekati Pilkada,” ujarnya.

Ia pun berharap, kampus Poliwangi tidak dikaitkan dengan politik praktis. Sehingga kampus Poliwangi benar-benar tempat untuk belajar tanpa adanya unsur politik .

 “Kami tidak mau kampus Poliwangi dijadikan kampus politik. Kampus itu, ya kampus, tidak boleh digunakan sebagai ajang politik,” pungkasnya DA. (usm/don)


Share to