Predator Alami Hilang, Hama Tikus Merusak Lahan Pertanian di Lumajang

M. David Firmansyah
Tuesday, 09 Jul 2024 06:58 WIB

RUSAK: Ladang jagung dirusak hama tikus hingga gagal panen.
LUMAJANG, TADATODAYS.COM - Karena predator alami hilang diburu manusia, hama tikus semakin merajalela di lahan pertanian. Petani jagung dan padi di Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, resah karena lahan pertaniannya dirusak hama tikus.
Jagung dan padi yang tinggal menghitung hari memasuki masa panen, rusak diserang hama tikus. Hewan pengerat ini merusak puluhan hektar tanaman jagung dan padi milik petani di Kecamatan Candipuro.
Hama tikus memakan jagung siap panen di beberapa area, hingga tersisa tangkainya saja. Tidak ada jagung tersisa untuk dipanen.
Salah satu petani jagung di Desa Kloposawit, Tomi, menyampaikan beberapa cara sudah dilakukan untuk mengusir hama tikus. Namun, tidak membuahkan hasil. "Sudah tiga kali tanam gagal panen semua, upaya untuk memberantas tikus sudah di lakukan namun tetap masih banyak bahkan tambah berutal," kata Tomi, Senin (8/7/2024)
Karena kondisi ini, kata Tomi, dirinya mengalami kerugian jutaan rupiah per hektarenya. Sebab, kalau dihitung mulai dari biaya pengelolaan lahan, tanam hingga perawatan selama ini, sedikitnya Rp 3,5 juta.

Bukan hanya lahan milik Tomi yang diserang hama tikus. Jagung dan padi di sebelah lahannya juga ikut diserang hama tikus. "Kalau rugi jelas. Ya tinggal memanfaatkan sisa serangan hama tikus saja, itupun nantinya akan dibuat untuk pakan ternak sapi," ungkap Tomi
Hal senada disampaikan Tarmidi, petani padi di Desa Kloposawit. Kata dia, padi miliknya sudah beberapa kali tanam mengalami gagal panen, karena juga diserang hama tikus. "Kalau sudah gini jelas rugi. Terus kami sebagai petani harus bagaimana lagi," katanya.
Menanggapi hal itu, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Lumajang Ishak Subagio mengatakan, serangan hama tikus terjadi di beberapa desa di Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pasrujambe. Ditengarai, ini terjadi karena hilangnya predator alami bagi tikus, seperti ular dan burung hantu yang sering kali diburu orang.
"Hal ini menunjukkan bahwa putusnya mata rantai makanan yang ada di ekosistem sawah kita, perburuan ular sawah dan burung hantu yang cukup masif berakibat tidak terkendalinya populasi hama tikus itu sendiri," jelasnya. (dav/why)




Share to
 (lp).jpg)