Probolinggo Berduka, Soeparmo, Maestro Tari Kiprah Glipang Tutup Usia

Alvi Warda
Alvi Warda

Friday, 07 Feb 2025 17:27 WIB

Probolinggo Berduka, Soeparmo, Maestro Tari Kiprah Glipang Tutup Usia

TUTUP USIA: Soeparmo, maestro Tari Kiprah Glipang. (foto istimewa)

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Duka menyelimuti Kabupaten Probolinggo. Soeparmo, sang maestro Tari Kiprah Glipang Probolinggo meninggal dunia, Jumat (7/2/2025). Mbah Parmo, julukannya, meninggal di usia 83 tahun, meninggalkan warisan Tari Kiprah Glipang, yang menjadi ikon kesenian Kabupaten Probolinggo.

Sosok Mbah Parmo asal Desa Pendil, Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo diceritakan oleh pengurus Dewan Kesenian Kabupaten Probolinggo Edy Gemblung dan Catur Margatama. Sosok Mbah Parmo akan selalu melekat di benak mereka.

Saat dikonfirmasi, Edy Gemblung menyatakan bela sungkawanya. Ia mengatakan sangat merasa kehilangan atas meninggalnya Mbah Parmo. "Kami atas nama pribadi dan pemerhati seni budaya Kabupaten Probolinggo ikut bela sungkawa," katanya melalui pesan singkat.

SENI: Momen Mbah Parmo bersama guru besar ITS Surabaya. (foto istimewa)

Mbah Parmo dikenalnya sebagai maestro yang gigih melestarikan Tari Kiprah Glipang. "Beliau benar-benar sosok yang tak mengenal lelah mengenalkan Tari Kiprah Glipang. Sampai Tari Kiprah Glipang mendapatkan sertifikat cagar budaya tak benda dari kementerian," terangnya.

Menurut Edy, Mbah Parmo mengenalkan Tari Kiprah Glipang mulai dari sekolah ke sekolah. "Bagaimana beliau mulai mengenalkan tanpa lelah Tari Glipang di lingkungannya sampai lembaga sekolah," ucapnya.

Ia berharap, meski mbah Parmo telah berpulang, namun jasanya tidak akan terlupakan. "Harapan kami kepada pemda untuk mengenang jasa beliau, kami berharap Gedung Kesenian Kraksaan bisa diberi Nama Gedung Kesenian Soeparmo atau Cak Soeparmo. Seperti di Surabaya ada Gedung Kesenian Cak Durasim," ujarnya.

Riwayat Kiprah Glipang

TARI Kiprah Glipang diciptakan oleh Sari Truno di seputaran tahun 1920. Gerakan tari ini menggambarkan perlawanan dan ketidakpuasan terhadap penjajah Belanda.

Selanjutnya, Tari Kiprah Glipang diwariskan kepada cucu Sari Truno, yaitu Soeparmo. Di tangan Soeparmo, Tari Kiprah Glipang dikembangkan menjadi seni pertunjukan yang lebih menarik.

Seniman Kabupaten Probolinggo Catur Margatama mengingat, Mbah Parmo adalah sosok yang berdedikasi tinggi. "Beliau mencipta tari glipang dengan dedikasi tinggi, tanpa pamprih sekitar tahun 90-an. Dan baru menerima pengakuan dan penghargaan tahun 2019, itu pun dari Dekapro," tuturnya.

Semasa hidupnya, Mbah Parmo melatih dan menarima murid yang ingin berlatih Tari Glipang. "Kalau menurutku, beliau hidup sederhana, tetap menerima latihan-latihan glipang yang diciptakannya," katanya.

Catur mengingat Mbah Parmo hanya berharap hak paten resmi Tari Glipang dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo. "Tapi tidak ada kepedulian hingga di-hak paten-kan Kabupaten Pasuruan. Berubahlah nama tari glipang menjadi kiprah glipang," katanya.

Sementara itu, Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto mengatakan sudah dengar kabar duka sejak pagi. "Saya posisi masih di luar kota. Besok Senin kita bicarakan sama tim. Kalau talih asih, kita siapkan," katanya. (alv/why)


Share to