Pulau Tabuhan, Primadona di Tengah Selat Bali

Dian Cahyani
Sabtu, 01 Feb 2020 21:42 WIB

PESONA ALAM: Di Pulau Tabuhan, pengunjung bisa menikmati sunrise atau sunset seperti yang tertangkap dalam gambar ini.
Kabupaten yang dijuluki The Sunrise of Java ini tidak pernah kehabisan pesona untuk dijadikan lokasi wisata. Kali ini pulau yang beberapa waktu terakhir disoroti karena dilirik investor dari Negeri Singa untuk disewa, Pulau Tabuhan.
Pulau ini berada di Selat Bali, yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali. Persisnya, berada di Desa Bangsring, Wongsorejo, Banyuwangi. Pulau tak berpenghuni ini menyimpan segenap kecantikan alam dengan hamparan pasir putih, perairan jernih dan pemandangan menawan.
Luas pulau ini mengalami penyempitan setiap tahunnya, kerena disebabkan oleh abrasi. Saat ini diperkirakan luasnya hanya mencapai 5,3 Hektar, dari sebelumnya yang 7 hektar. Para tamu yang berkunjung ke Pulau Tabuhan umumnya terdiri dari masyarakat lokal Indonesia dan turis Asia. Di sana, pengunjung dapat menikmati keindahan bawah laut yang eksotis melalui scuba diving atau snorkeling. Setidaknya terdapat berbagai ribuan spesies ikan, terumbu karang yang memukau, bungan karang yang elok, hingga udang karang dan tumbuhan laut lainnya.
Tak hanya itu, jenis satwa darat berupa Burung Maleo, dan satwa darat lainnya dapat hidup dengan nyaman di pulau ini. Burung Maleo merupakan salah satu burung endemik dari Sulawesi yang setiap bulan Agustus transit ke Pulau Tabuhan, lalu melanjutkan perjalanannya ke Australia untuk melanjutkan hidup. Burung Maleo memiliki ukuran badan sekitar 55 cm. Warna kulitnya di sekitar mata berwarna kuning, sedangkan sekujur tubuhnya berwarna hitam serta kakinya berwarna Abu- abu. “Biasanya kalau Agustus itu ada burung Maleo,” kata salah satu pengemudi perahu dari Pantai Bangsring.
CANTIK: Pemandangan bawah laut yang dimiliki Pulau Tabuhan ini memanjakan mata. Pengunjung bisa snorkeling dan menikmati keindahan tak terkira.
Selain itu ada pula Burung Enggang Gading. Burung ini memiliki ukuran badan sekitar 60 cm. Panjang bulunya dapat mencapai 160 cm. Burung Enggang Gading merupakan salah satu jenis fauna yang dilindungi dan tergolong langka.
Flora yang ada di Pulau Tabuhan juga turut mempercantik pesona pulau yang tak dihuni manusia ini. Di sana terdapat flora unik, salah satunya ada tanaman stigi. Pohon stigi adalah tumbuhan perdu yang tumbuh di daerah pesisir. Tanaman ini menjadi primadona bagi para pecinta tanaman bonsai. Terakhir, Para pengunjung dapat menikmati matahari dengan berjemur di bawah sinar matahari diiringi dengan semilir angin.

Mahyuni Kepala Dusun Krajan Satu, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi beberapa waktu lalu mengatakan, pihaknya menanam pohon cemara di Pulau Tabuhan dan mejadwalkan acara bersih- bersih secara rutin. “Kami yang menyentuh langsung Pulau Tabuhan. Kami ada jadwal pembersihan langsung tiap hari Jum’at. Kami yang ngurus Pulau Tabuhan,” jlentrehnya.
Karena tak berpenghuni, pengunjung pun disarankan membawa kembali sampah yang dihasilkan ketika berkunjung ke Pulau Tabuhan. Meski ada jadwal bersih-bersih rutin seperti yang dikatakan Mahyuni, namun membawa kenbali sampah yang dohasilkan, akan lebih bijak. (dee/hvn)
PUTIH: Pasir putih, ritmis ombak dan perahu menyajikan pandangan elok di Pulau Tabuhan yang cocok digunakan untuk wisata alam alternatif.
Menuju Tabuhan, Siapkan Minimal Rp 50 ribu per Orang
UNTUK dapat sampai ke Pulau Tabuhan, pengunjung dapat menaiki perahu dari Wisata Mangrove Bengkak, sebagai tempat penyebrangan terdekat, dengan jarak tempuh sekitar sepuluh menit. Selain itu, pengujung juga bisa melakukan penyebrangan melalui Pantai Bangsring. Dan masih banyak lagi tempat atau pantai untuk menyebrang ke Pulau Tabuhan. Biaya penyebrangan yang dibebankan berkisar empat ratus ribu untuk setiap perahu. Umumnya, setiap perahu bisa berisi maksimal sepuluh orang.
Pulau Tabuhan bisa menjadi tujuan wisata alternatif untuk keluarga. Selain bisa snorkeling, wisatawan juga bisa bebakaran dan menikmati sajian seafood yang dimasak sendiri. Atau camping singkat sambil menikmati lagu yang disajikan alam, debur ombak ritmis Selat Bali. Ombak di Pulau Tabuhan di waktu tertentu juga bisa digunakan untuk surfing. Bahkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pernah mengadakan festival surfing di lokasi ini.
Saat Tadatodays berkunjung, Pulau Tabuhan sedang tak dikunjungi. Bersama beberapa warga kami menuju tengah pulau untuk melihat keadaan pohon yang ditanam di sana. Meski tak berpenghuni, beberapa warga dari Desa Bangsring kerap ke pulau ini untuk sekadar menengok pohon dan melakukan pembersihan. (dee/hvn)




Share to
 (lp).jpg)