Pulihkan Ekonomi di Tengah Pandemi Covid-19, Pemkab Probolinggo Pacu Diversifikasi Produk Unggulan

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Tuesday, 20 Apr 2021 17:17 WIB

Pulihkan Ekonomi di Tengah Pandemi Covid-19, Pemkab Probolinggo Pacu Diversifikasi Produk Unggulan

TINGKATKAN PEMAHAMAN: Pelatihan meningkatkan keekonomian produk dilakukan Dinkop Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo. Tidak hanya di desa yang sudah berkembang, namun juga di desa tertinggal.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Pemkab Probolinggo terus berupaya meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Salah satunya dengan cara memacu diversifikasi potensi lokal yang menjadi unggulan. Pelatihan pun dilakukan, baik dari sisi pembuatan produk maupun pemasarannya.

Kabid Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Zulkarnain mengatakan, upaya meningkatkan keekonomian produk unggulan tak hanya dilakukan di perkotaan saja. Melainkan juga di daerah terpencil.

Seperti di Desa Tambak Ukir, Kecamatan Kotaanyar. Potensi lokal berupa kolang kaling dioptimalkan keekonomiannya tidak hanya dijadikan kolak saja. “Kolang kaling juga diolah menjadi kerupuk, dodol, dan sirup,” terangnya.

Potensi lainnya yang dikembangkan adalah buah stroberi di Desa Sapi Kerep, Kecamatan Sukapura. Potensi stroberi bisa diolah menjadi selai, dodol, dan sirup. Selama ini, stroberi masih dimanfaatkan buahnya saja.

Selama ini, Desa Sapi Kerep merupakan salah satu desa Emas (enterpreneur, mandiri, adil, sejahtera) yang dilengkapi oleh patriot desa. “Untuk pelatihan pengolahannya, kami bekerjasama dengan Universitas Brawijaya (UB) Malang. Desa Tambak Ukir adalah desa tertinggal, sedangkan Desa Sapi Kerep sudah maju dan mau dikembangkan,” jelasnya.

Tindaklanjut dari pendampingan itu, pihaknya kini menunggu hasil monitoring dan evaluasi. UB akan memberikan bantuan peralatan pada warga yang berhasil meningkatkan usahanya.

PELATIHAN: Dinkop Usaha Mikro memberikan training pada pelaku UMKM mengenai digital marketing. Dengan fasilitas tersebut, pelaku UMKM tetap bisa memasarkan produknya meski tak bertatap muka dengan konsumen.

Menurutnya, di tengah pandemi covid 19, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro melakukan berbagai macam pelatihan. Baik dalam hal produksi pada sisi kemasan, regulasi, pencatatan, sampai pemasaran. “Kami beri pelatihan branding dengan melibatkan Ketua Forum UKM Jawa Timur Nico Trisno Prahoro,” katanya.

Pemasaran dilakukan melalui konsep digital marketing. Seperti yang dilakukan pemkab dengan sasaran UMKM di rumah makan Rahayu Kota Probolinggo awal 2021. Dengan digitalisasi, pengusaha tidak perlu bertemu dengan konsumen. Cukup memasarkan melalui online.

Selama ini, produsen melakukan pemasaran dengan cara konvensional. Terutama mereka yang tidak melek informasi dan teknologi.  “Karena itu kami berikan pelatihan agar lebih menguatkan transaksi secara online melalui digital marketing,” tegasnya. Harapannya, tak hanya mereka yang tergolong penguasaha milenial, namun juga yang usia lanjut.

Konsep digital marketing ini juga mendukung pemasaran produk di tengah pandemi covid-19. Ketika program ini sukses, maka dampak ekonomi akibat pandemi terus bisa ditekan. Terlebih, pemkab sendiri mencanangkan pemulihan ekonomi rakyat pasca digempur covid-19.

Sementara itu, salah satu pengusaha UMKM makanan dan minuman (mamin) Vira dari Desa Keben, Kecamatan Gading, Ghofur Rasikin mengaku bersyukur dengan adanya program tersebut. Bahkan, ia juga bersyukur pandemi bisa mengajarkan pengusaha untuk tetap bertahan.

UNGGULAN: Sejumlah produk hasil diversifikasi potensi lokal yang dibuat pelaku UMKM. Dengan upaya tersebut, nilai keekonomian produk meningkat. Terutama di bidang makanan dan minuman seperti keripik, sirup, dodol, dan sebagainya.

“Jangan dianggap musibah, justru kita harus mampu keluar dari masalah ini, pasti ada peluang. Dulu saat lockdown, media pemsaran satu-satunya melalui transaksi online. Tapi saya belum pengalaman. Cuman secara online kepada teman-teman dan kerabat terdekat. Saya ambil hikmahnya dengan situasi ini,” jelasnya.

Ayah dua putri ini selama pandemi covid 19 memasarkan produknya melalui door to door atau dari pintu ke pintu. Selain itu, ia memasarkan produknya melalui media sosial. Hasilnya ia dapat bertahan meski pandemi telah berlangsung setahun lebih.

 “Untuk makan dan modal cukup, dikatakan rugi ya tidak rugi. Tapi, ya hanya cukup makan. Saat ini, sudah ada vaksinasi, insyaallah lebih aman. Pada masa sulit, kita berdoa dan yang penting berusaha. Biar tidak gulung tikar. Sementara, jangan cari penghasilan yang banyak dulu,” tegasnya.

Ia mengaku selama lockdown, produksi makanannya berupa keripik pisang dan keripik singkong pernah basi dan tidak layak jual. Namun, ia tetap berusaha memproduksi dan menjualnya pada teman-teman terdekatnya.

 “Apabila covid 19 ini berakhir, kita berhasil melewati zona paling berat selama ini. Di usaha saya, saya tidak menyerah, saya cari solusi, sekiranya kita keluar ke zona aman. Modal saya Rp 3 juta, selama pandemi bisa mendapat omset Rp 5 juta. Kadang turun, tetapi tidak kurang dari Rp 3 juta,” ungkapnya.

Ghofur -sapaan akrabnya – mengaku, pemkab terus melakukan pemulihan ekonomi pada sektor UMKM. Sejumlah kemudahan ditawarkan. Seperti pelayanan perizinan usaha yang mudah. Bantuan presiden melalui Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) juga sebesar Rp 2,4 juta juga turut membantu akses permodalan.

Upaya memasarkan produk dengan tatap muka meski terbatas, kini juga dibolehkan. Itu setelah dirinya menjalani vaksinasi. Komunikasi efektif dengan satgas covid-19 juga dilakukannya untuk mempermudah akses penjualan.

Usahanya berupa keripik pisang, singkong, kopi bubuk, jahe instan gula putih, jahe instan gula merah, dan kue kering pun berhasil dipasarkan. “Kami tanamkan kepercayaan pada konsumen, bahwa produk kami aman. Mulai dari pemilihan bahan dasar, pengolahan, pengepakan, hingga pemasaran,” jelasnya.

Kuncinya usaha menurut Ghofur, tidak lekas menyerah. Pasang surut baginya sudah biasa. Produk mamin Vira ini pernah dipamerkan Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, di sejumlah pameran yang digelar Disnakertrans di Surabaya dan Jember tahun 2021. (*)


Share to