Puluhan Santri Putri Riyadlus Sholihin Ketapang Probolinggo Keracunan Catering

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Thursday, 20 Aug 2020 20:11 WIB

Puluhan Santri Putri Riyadlus Sholihin Ketapang Probolinggo Keracunan Catering

DIRAWAT: Salah seorang wali santri menunggui anaknya yang menjadi korban keracunan makanan di Pondok Pesantren Putri Riyadlus Sholihin, Ketapang, Probolinggo.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Puluhan santri putri Pondok Pesantren (Ponpes) Riyadlus Sholihin, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, diduga mengalami keracunan usai makan nasi kotak catering. Mereka tiba-tiba saja mual dan muntah bersamaan.

Salah satu petugas kesehatan Puskesmas Ketapang, Kota Probolinggo, Indah mengaku awalnya jumlah pasien sebanyak 17 santri yang dirawat. Selanjutnya satu santri dirujuk ke RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo, sedangkan satu santri sudah dipulangkan usai dinyatakan sembuh. Mereka masuk ke Puskesmas Ketapang pada pukul 10.00. "Yang masih di sini 15 pasien. Mereka keracunan makanan, pasien disebar di puskesmas lain, ada di Puskesmas Wonoasih. Ada banyak yang dirawat di pondok pesantren," terang Indah, petugas kesehatan Puskesmas Ketapang.

Sementara salah satu wali santri dari Maudis Sarifah, warga Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo, Umi Laila, 61, mengaku bahwa cucunya mengikuti acara tasyakkuran peringatan tahun baru Islam. "Sudah rutin di sana, kalau tanggal 10 Muharram bagi-bagi sedekah kepada anak-anak yatim memperingati tahun baru Islam," terang Umi.

Sementara pengurus Ponpes Riyadlus Sholihin putri, Fatimatul Maimunah, mengatakan kejadian nahas itu bermula dari acara tasyakkuran yang diikuti seluruh santri putri ponpes tersebut. "Tadi malam tasyakuran, yang santri yang makan sudah enak. Ada juga yang makan sudah basi, cuman sama anak-anak tetap dimakan. Saya tidak tahu berapa anak-anak yang sudah makan," jelas Fatimatul Maimunah.

Wanita berkerudung itu menyampaikan bahwa nasi kotak katering itu sudah disiapkan sejak sore. Namun baru dimakan pada malam harinya. Sementara santri mengalami mual dan muntah pagi hari, saat setelah salat subuh. "Kita catering nasi kotak, pesantren yang memesan di luar," jelasnya.

Sampai berita ini ditulis, jumlah santri yang dirawat seluruhnya kurang lebih 30 orang termasuk 15 yang dirawat di Puskesmas Ketapang dan yang dirawat di Puskesmas Wonoasih. Namun santri yang mual-mual juga ada yang cukup dirawat di ponpes Mereka cukup diberi obat yang bisa dibeli tanpa resep. "Yang di pesantren tidak sampai diinfus, hanya sempat muntah. Tidak parah, diberi obat sudah enak," pungkasnya. (hla/hvn)


Share to