Ratusan Buruh di Jember di-PHK Dampak Covid-19, Pemkab Tak Bisa Berbuat Banyak

Andi Saputra
Andi Saputra

Tuesday, 14 Apr 2020 07:04 WIB

Ratusan Buruh di Jember di-PHK Dampak Covid-19, Pemkab Tak Bisa Berbuat Banyak

MEMPRIHATINKAN: Kepala Disnaker Jember Bambang Edi Santoso mengaku tak bisa berbuat banyak dengan banyaknya karyawan yang di-PHK imbas korona.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Dampak kebijakan sosial distancing sebagai upaya pencegahan penyebaran virus korona, mulai dirasakan oleh buruh di Kabupaten Jember. Selain dirumahkan sementara tanpa kompensasi, banyak buruh yang di-PHK oleh perusahaan.

Kepala Dinas tenaga kerja (Disnaker) Kabupaten Jember Bambang Edi Santoso mengungkapkan, sejak wabah korona masuk ke Indonesia, beberapa perusahaan melapor telah mem-PHK buruh. Leboh dari 100 orang yang sudah dilaporkan diberhentikan. Tak hanya itu, lebih banyak lagi yang dirumahkan.

Mereka yang dirumahkan, tak mendapat kompensasi dan kejelasan hingga kapan tidak boleh bekerja. Jumlah itu menurut Bambang terus bertambah setiap harinya. Namun pihaknya belum bisa merinci Jumlah pasti.

“Ada yang dirumahkan ada yang di PHK, kalau yang di PHK ada seratus lebih kalau yang dirumahkan lebih banyak lagi,” kata Bambang saat ditemui tadatodays.com di kantornya, Senin (13/4/2020).

Bambang menambahkan, mereka yang paling terdampak adalah para pekerja pada sektor pariwisata dan jasa penginapan. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember pada bulan Maret, okupansi hotel di Jember hanya 10 persen saja. Namun, pemkab tak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi tersebut.

Terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Jember Teguh Suprayitno mengatakan, penyebaran korona sangat berdampak pada karyawan. Teguh menyebut di Kabupaten Jember terdapat 2.400 kamar hotel dan terdapat puluhan restoran besar.

Dari jumlah itu menyerap tenaga kerja sekitar 1.700 buruh yang kini nasibnya berada di ujung tanduk. Karena itu, PHRI mengupayakan langkah penyelamatan untuk menghindari kerugian yang meluas. Yakni menutup sementara hotel dan merumahkan karyawan.

Jika wabah korona tak selesai dalam waktu 3 bulan, ia memprediksi banyak hotel yang akan tutup. “Bagi pemilik modal, mungkin masih bisa membayar pegawai. Kalau yang tidak punya modal, pasti akan menutup tempat usahanya,” katanya. (as/sp)


Share to