Replika Apik dari Rongsokan Besi, Karya Penjual Ikan Mayangan

Alvi Warda
Alvi Warda

Sabtu, 25 Feb 2023 16:38 WIB

Replika Apik dari Rongsokan Besi, Karya Penjual Ikan Mayangan

PEMINAT: Wawan menunjukkan replika kepada salah seorang peminat yang datang.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Sudah sekitar seminggu Wawan Setyawan susah mendapatkan stok ikan dari Pelabuhan Mayangan, Kota Probolinggo. Alhasil, ia mengisi waktu hariannya dengan menyalurkan bakat seninya, yaitu mengubah rongsokan besi menjadi patung atau replika mekanik seperti sepeda motor.

Saat ditemui tadatodays.com, Sabtu (25/2/2023) Wawan terlihat sedang mengotak-atik rongsokan besi di workshop mekaniknya. Workshop itu tepatnya berada di Jl. Ikan Tongkol Kelurahan/Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.

Sebelumnya, Wawan sudah  membuat replika sepeda motor, replika robot dan juga replika alat berat pengeruk tanah atau disebut bulldozer. Namun, saat ditampilkan karyanya itu belum sampai tahap finishing.

Pria berusia 50 tahun itu memang menyukai seni sedari kecil. Wawan bercerita, ia suka melukis sejak SD, sampai sering mengikuti ajang perlombaan. Di workshopnya itu, beberapa hasil lukisannya ia pajang sebagai kenangan. Setelah bekerja sebagai penjual ikan, Wawan sudah jarang melukis.

REPLIKA: Salah satu replica sepeda motor, karya Wawan. Dibikin dari rongsokan besi. 

Namun, ia tetap meluangkan waktu berkecimpung dalam aktivitas berbau seni. Kali ini, ia yang memang memiliki bengkel mekanik, mengubahnya menjadi workshop tempat pembuatan miniatur atau replika benda-benda mekanik.

Di dinding-dinding workshopnya tergantung alat mekanik seperti obeng dan bor. Di tengah-tengah workshop, setumpukan benda dari besi-besian berserakan. Besi-besi itu ia dapat dari pengepul besi. Saat melihatnya, ia berpikir bisa mengubahnya menjadi patung atau replika. “Saya nganggur waktu itu, main ke rumah paman. Dia pengepul besi-besian,” tuturnya.

Wawan yang memiliki lima anak itu, duduk jongkok di samping besi-besian itu. Ia memegang las dengan tangan yang berbalut sarung, juga mengenakan kacamata. Wawan menyambung serpihan-serpihan besi itu.

Ia belum memastikan ingin membuat apa. Sebab, ia tidak merancangnya terlebih dahulu. Begitu melihat macam-macam rongsokan besi, ia akan mengelasnya atau bahkan menggergajinya. Katanya yang terpenting ia menggerakkan tangannya. Terlihat ia memegang rantai roda sepeda motor bekas.

“Daripada menjual ke penimbang besi begitu saja, mending kan disulap dulu,” katanya saat merangkai rongsokan besi-besian itu. Ia hanya memerlukan waktu sekitar tiga sampai empat jam untuk membuat satu karya.

Kemudian Wawan memajang hasil karyanya di depan workshopnya itu. Tentu saja, karyanya itu akan ia jual pada peminat. Namun, ia belum menaksir harga yang pantas untuk karya dari rongsokan itu. “Saya buat itu awalnya hanya iseng. Tapi seketika diposting, ternyata ada yang minat,” katanya.

Pelanggan yang minat seperti saudaranya yang ada di Banyuwangi. Wawan berujar, saudaranya itu akan membeli replika buatannya untuk ditampilkan di pameran Jakarta. Wawan senang mendengarnya. “Sejak itu, saya makin semangat,” katanya.

Setiap hari ia akan membuat sesuatu dari rongsokan itu. Ia berencana akan memamerkannya di Car Free Day di Alun-alun Kota Probolinggo. Meski nantinyakaraynya itu tidak terjual, menurutnya yang terpenting ia bisa menyalurkan seni dari pikirannya itu.

Ia juga membuka workshop itu untuk umum. Wawan berencana akan membuka kelas workshop merangkai rongsokan besi-besi itu bagi yang berminat belajar. Ia akan dengan sepenuh hati mengajarkan pada kawula muda, lebih khususnya.

Tak berselang lama, ada seorang pengunjung  dari Kota Probolinggo datang. Ia berminat pada karya Wawan. Pengunjung itu adalah Nike, wanita berusia 35 tahun asal Kecamatan Mayangan. Ia mendegar bahwa Wawan bisa membuat replika sepeda motor dari rongsokan. Nike tertarik.

Seorang diri Nike mendatangi workshop Wawan. Ia langsung membicarakan harga dengan Wawan. Ia akan menaksir harga mulai dari 500 ribu hingga satu juta. Seni yang melekat di karya Wawan itu, patut diacungi jempol. Ia akan memajangnya di ruang tamu rumahnya. “Ini unik. Dari sampah lah ya katakanlah,” ucapnya. (alv/why)


Share to