Sakit Aneh di Perantauan, Warga Maron Dipulangkan

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Friday, 22 Feb 2019 08:33 WIB

Sakit Aneh di Perantauan, Warga Maron Dipulangkan

BUTUH PERTOLONGAN: Jumari warga Desa Brabe, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo hanya bisa berbaring di kasur. Pekerja bangunan ini terserang penyakit aneh saat bekerja di Kalimantan.

MARON - Nasib malang menimpa Jumari, warga Desa Brabe, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo. Pria yang bekerja sebagai tukang bangunan ini terserang penyakit aneh dan sulit disembuhkan saat merantau di Pontianak, Kalimantan Barat. Akibatnya Jumari dipulangkan ke Jawa dan tiba di rumahnya Kamis (21/2) dengan selamat. Jumari pulang dengan bantuan sejumlah relawan.

Menurut pengakuan Jumari, ia merantau ke Kalimantan Barat sejak dua bulan lalu. Jumari nekat ke Kalimantan karena diajak temannya. Namun dalam dua minggu terakhir Jumari terserang penyakit aneh yang membuatnya tidak mampu beraktifitas dengan baik.

Penyakit itu ia derita setelah bersama teman-temannya memancing ikan di sekitar tempat ia bekerja. "Saat libur, saya mancing setengah harian. Setelah adzan dzuhur, saya pulang," kenangnya.

Saat hendak pulang, Jumari mengaku sempat merusak bambu-bambu yang tumbuh di sekitar lokasi pemancingan. Diduga bambu-bambu itu adalah tempat yang dihuni oleh ular bersisik seperti naga. "Saya menginjak ular, lalu bambu-bambu tempat ular tinggal saya robohkan," terangnya.

Selang empat hari setelah kejadian itu, Jumari baru merasakan panas dan sakit di sekujur tubuhnya. Bahkan kulitnya menggelembung memerah. Terkadang kulitnya panas, terkadang juga agak dingin. Jumari akhirnya izin pulang kepada teman-temannya.

Namun saat di pelabuhan setempat, Jumari tidak diperkenankan naik kapal oleh petugas, mengingat sakit yang dideritanya. "Petugas mengurus saya untuk dirawat di rumah sakit dulu sampai sembuh," terangnya.

Setelah diobati oleh teman-temannya di salah satu ramah sakit di Kalimantan Barat itu, penyakitnya juga belum sembuh. Sehingga Jumari memutuskan untuk pulang. Namun terkendala biaya, pasalnya uangnya tersisa sedikit. Beruntung pemulangannya dibantu relawan. "Sudah sampai rumah, saya lega," terangnya.

Sementara ibunya, Sami, warga Desa Brabe, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, mengaku sebelum berangan merantau ke Kalimantan Barat, putranya Jumari pernah bermimpi bertemu macan, dan hewan lainnya. Adapun riwayat penyakitnya yaitu jika mengendus bau cat, Jumari menjadi alergi. "Biasanya di lehernya alergi, tapi sebentar, lalu sembuh lagi," terang Sami.

Sementara sejumlah relawan dari Lazismu Kabupaten Probolinggo mengungkapkan, pihaknya mendapat infirmasi bahwa ada warga Kabupaten Probolinggo yang sakit dan terlantar di Kalimantan Barat. Info ini lantas diteruskan ke Lazismu pusat.

Kemudian, Lazismu pusat menyiapkan tiket pesawat dan biaya perawatan rumah sakit di Pontianak, Kalimantan Barat. "Pernah mau pulang, karena berbau, ditolak di pelabuhan. Saya share berita Jumari ke grup sosial media keluarga. Akhirnya muncul mas Hari dan Mbak Rita, saya minta tolong mereka," terang Ahmad Ridho Pambudi, perwakilan Lazismu Kabupaten Probolinggo, .

Setelah surat-surat di rumah sakit diurusi, kondisi Jumari diteruskan ke pihak bandara setempat. Sehingga pemulangannya bisa diproses dan lancar. Namun relawan sempat kehabisan tiket pesawat, lantaran masih dalam suasana perayaan Imlek yaitu Cap Go Meh. Tiket pesawat tujuan Surabaya full.

Beruntung tiket ke Yogyakarta masih tersedia. Jumari terbang dari Pontianak Rabu (20/2) pukul 16.00. Lalu tiba di Yogyakarta pukul 17.30. "Perjalanan 1,5 jam," terangnya.

Jumari kemudian naik travel dari Yogyakarta pukul 20.00. kemudian tiba di Surabaya Kamis (21/2) pukul 05.00 pagi. Jumari tiba di rumahnya Desa Brabe pukul 09.00. Beruntung kondisi fisik Jumari masih kuat.

"Saya pakai kendaraan operasional, saya gendong dari travel, lalu di Kota Pasuruan saya pinjam Ambulan Lazismu Pasuruan, sampai Pasuruan saya pakai ambulan, saya bawa sendiri," terang Ridho. (hla/hvn)


Share to