Sarjana Teknik Mesin Merintis Taman Baca di Taman Semeru Kota Probolinggo

Alvi Warda
Monday, 10 Feb 2025 15:53 WIB

KOTAK BUKU: Wulan dan lemari buku bikinannya.
Asupan Literasi untuk Anak-Anak
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Berawal dari membuat taman baca di perumahannya, Wulandari menebar minat literasinya di Taman Semeru, Kota Probolinggo. Wulandari merintis taman baca di Taman Semeru yang terletak Jalan Semeru, Kelurahan Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan.
Perempuan berusia 39 itu berlatar pendidikan Teknik Mesin. Tetapi ia memiliki minat besar di bidang literasi anak. Oleh suaminya, Wulandari dibuatkan lemari berbentuk pos atau kotak surat tersebut, untuk menyimpan koleksi buku.
Wulandari lahir di Probolinggo. Namun sejak lulus SMA dia berpindah melanjutkan pendidikan dan memilih tinggal di Kota Cikarang. Baru pada tahun 2021 ia kembali ke Probolinggo.
Wulan tinggal di Perumahan Grand Cahaya Residen, Jalan HOS Cokroaminoto, Kota Probolinggo. Di depan musala yang tersedia ruang hijau, ia tanam sebuah kotak pos berisi buku anak.
Niat itulah yang membuat Wulandari berani memasang kotak surat untuk menyimpan buku di Taman Semeru. Dalam pantauan jurnalis tadatodays.com, kotak yang terbuat dari kayu tersebut berada di sisi selatan jalan, dekat wahana permainan anak. Ada sekitar 16 buku cerita bergambar untuk anak-anak.
TAMAN BACA: Murid SDN Triwung Lor 3 Kota Probolinggo saat membaca buku di Taman Semeru.
Kotak surat berisi buku itu diberi stiker "Baca di Taman". Ada pula panduan agar buku tidak dibawa pulang. Pembaca hanya boleh membaca buku di taman.
Wulan bercerita ide awal akan memasang kotak surat berisi buku anak di taman, sudah ia pikirkan sejak tinggal di Kota Cikarang. "Saya sudah pernah tinggal di kota-kota lain. Begitu kembali ke kota kelahiran, saya ingin berkontribusi dengan memberikan anak akses membaca," katanya saat ditemui pada Jumat (7/2/2025) pagi.
Dengan adanya Taman Baca yang berusia satu minggu lebih itu, Wulandari merasa anak akan mudah mendapatkan akses literasi yang cukup. Orang tua tidak perlu membayar mahal atau mengantre lama dan terbatas waktu seperti di perpustakaan atau toko buku. "Pagi, siang, malam anak kita bisa mengakses buku," ucapnya.
Buku-buku di kotak surat itu, sebagian merupakan buku pribadi Wulandari untuk anaknya. Sebagian lagi ia beli dan dapat dari sumbangan. Memilih buku anak daripada buku dewasa, menurut Wulan, lebih cocok karena taman identik dengan anak kecil.

Ide Taman di Baca ini sempat ia unggah di sosial medianya. Ternyata, lanjut Wulan, orang yang tidak ia kenal mau menyumbangkan buku anak. "Makin semangatlah saya untuk mendirikan Taman di Baca ini," ujarnya.
Namun, dalam perjalanannya Wulan tidak serta merta bisa langsung mendirikan. Perlu ada izin dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo. "Alhamdulillahnya diizinkan. Awalnya, mau di alun-alun, tetapi disarankan disini karena mau jadi taman ramah anak katanya," ucapnya.
Tak hanya persoalan izin, membiarkan kotak tidak terkunci ternyata tidak semudah yang ia pikirkan. Di Taman Semeru, sudah hilang empat buku. "Jadi seharusnya ada 20 buku, semoga saja dikembalikan," katanya.
Saat ini ia sedang mengusahakan agar Baca di Taman tidak hanya tersedia di perumahannya atau di Taman Semeru. Namun, tersebar di ruang terbuka hijau di Kota Probolinggo. "Sebagai pilot project kita mengawali di Taman Semeru," katanya.
Mimpi menyediakan akses literasi anak dengan mudah menjadi semangat baru dalam hidupnya. Meskipun, mimpi itu harus ia wujudkan dengan kantong pribadinya. "Saya berharap dengan adanya Taman Baca ini, minat baca anak bisa meningkat dan asupan literasi dapat tercukupi," tuturnya.
KOLEKSI: Buku-buku yang berada di Kotak Baca di Taman.
Pada Jumat pagi itu, mimpi Wulan rupanya terwujud. Murid kelas 6 SDN 3 Triwung Lor Kota Probolinggo mengerubungi Taman di Baca. Mereka memilah-milah buku yang mereka senangi untuk baca.
Niflin, Chelli dan Zafira, murid kelas 6 SDN Triwung Lor, mengaku penasaran melihat dari jauh, apa isi kotak surat berwarna merah dan kuning. "Soalnya bulan lalu belum ada kak," kata Chelli.
Begitu mereka membuka kotak, ternyata ada buku yang bisa mereka baca. "Senang banget ada buku buat kita di taman. Jadi sambil nunggu giliran ayunan, aku dan teman-teman bisa baca buku," katanya.
Mereka justru meminta agar kotak berisi buku bisa bertambah di Taman Semeru. "Kalau bisa jangan satu kak, terus bukunya banyakin kayak di perpustakaan," ujarnya. (alv/why)




Share to
 (lp).jpg)