Sasar Kalangan Milenial, Dinkop Usaha Mikro Rebranding dan Digitalisasi Koperasi

Amelia Subandi
Amelia Subandi

Sabtu, 23 Jan 2021 12:31 WIB

Sasar Kalangan Milenial, Dinkop Usaha Mikro Rebranding dan Digitalisasi Koperasi

MILENIAL: Kepala Dinkop dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Ir. Anung Widiarto, MM (empat dari kiri) menjadikan anak-anak muda sebagai bagian penting dalam memajukan koperasi.

PROBOLINGGO,TADATODAYS.COM - Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Dinkop) Kabupaten Probolinggo punya program unik untuk kalangan milenial. Yakni, melakukan rebranding dan digitalisasi koperasi. Harapannya, anak-anak muda juga turut serta dalam memajukan koperasi sebagai soko guru ekonomi.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinkop dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Ir. Anung Widiarto, MM. Pejabat yang akrab disapa Anung ini mengatakan, sebagai badan usaha, koperasi harus dikelola secara profesional.

Selain itu, pengelolaan koperasi harus mengadopsi serta mengantisipasi perkembangan dan dinamika di tengah masyarakat. Termasuk era revolusi industri 4.0. Pasalnya, teknologi penting bagi koperasi untuk mengembangkan skala usaha dan meningkatkan efisiensi. Termasuk efektivitas pengelolaan manajemen dan usahanya.

“Justru di era ini kita tidak hanya bicara mengenai persaingan. Tetapi juga mengenai kolaborasi dan membangun sinergisitas di antara para pelaku usaha, dalam rangka mengantisipasi berbagai perubahan akibat kemajuan teknologi informasi yang semakin cepat,” jelasnya.

Keberadaan koperasi menurut Anung harus relevan dengan kondisi era sekarang. Koperasi bukan lagi organisasi atau entitas yang jadul atau ketinggalan zaman. Justru koperasi harus menjadi pelopor organisasi modern, yang bisa menjadi wadah kaum milenial. Terutama dalam mengembangkan potensi ekonomi, sosial, dan budaya.

“Bahwa pengelolaan koperasi harus diimbangi dengan pemanfaatan teknologi agar masuk ke ekosistem ekonomi digital. Selain pengembangan kegiatan usaha, daya tahan menghadapi situasi pandemi covid-19 juga akan meningkat,” jelas pria yang hobi bermusik ini.

PEMBEKALAN: Dinkop Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo memberikan bekal perkoperasian pada anak-anak muda melalui seminar rebranding koperasi.

"Yang perlu ditekankan juga, kekuasaan tertinggi di koperasi itu berada di tangab anggota. Selain itu, peran aktif dan inovasi yang biasanya ditampung di rapat anggota, baik di RAT maupun RAB, banyak berpengaruh pasa perkembangan koperasi," katanya.

Sementara itu, Siti Khotijah, Kabid Kelembagaan Koperasi pada Dinkop dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo menjelaskan, ada 2 hal yang mendasari adanya program rebranding koperasi.

Pertama, membangun mindset masyarakat terhadap koperasi, bahwa koperasi tidak hanya bergerak di simpan pinjam. Kedua, merangkul generasi milenial untuk berkoperasi. “Kami ingin meluruskan kembali, bahwa kiprah koperasi sebagai usaha bersama, dapat dioptimalkan untuk semua sektor usaha,” katanya.

Dalam menyukseskan program ini, pihaknya telah melakukan sosialisasi di kalangan mahasiswa dan kelompok pengusaha muda. Hasilnya, telah berdiri 9 koeprasi di riil. Di antaranya koperasi pelaku usaha batik, bordir dan asesoris, koperasi jasa angkutan darat, koperasi tenaga kerja bongkar muat, dan koperasi jasa pesantren Daman Huri Romli.

“Sebelum mendirikan koperasi, terlebih dahulu administrasi dan tata kelola keuangannya dibina terlebih dahulu. Harapannya, anak-anak muda ini juga giat berkoperasi sebagai bagian dari proses regenerasi,” jelasnya.

Selain program rebranding koperasi, bidang kelembagaan juga menggalakkan program digitalisasi koperasi. Program ini untuk meningkatkan pelayanan usaha kepada anggota koperasi. Hal itu sesuai dengan semangat industri 4.0 dari offline menuju online.

Melalui program digitalisasi koperasi ini, pelayanan pada anggota cukup dengan gawai. Siapa yang bisa mengikuti perkembangan zaman, akrab dengan industri 4.0, maka usahanya akan maju dan berkembang.

Menurutnya perempuan yang akrab disapa Siti ini, program digitalisasi koperasi menjadi agenda prioritas pemerintah untuk mencapai efisiensi dan efektivitas layanan koperasi. Tanpa harus mengubah nilai-nilai dasar koperasi.

Transformasi digital menurut Siti, perlu didukung kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, pelaku usaha dan komunitas masyarakat. Perputaran kegiatan ekonomi perlu dipastikan bisa berkelanjutan melalui koperasi.

“Kita menyaksikan salah satu implementasi digitalisasi koperasi, yaitu peluncuran digitalisasi laporan keuangan di KPRI Koppi Semi. Kami mengapresiasi, karena selain memfasilitasi pembiayaan murah ke anggota, KPRI Koppi Semi juga selalu melakukan gebrakan digitalisasi bagi anggotanya,” ungkapnya. (mel/sp)


Share to