Satgas Sarankan Warga Tidak Lagi Memakai Masker Scuba dan Buff

Zainul Rifan
Zainul Rifan

Sabtu, 26 Sep 2020 20:32 WIB

Satgas Sarankan Warga Tidak Lagi Memakai Masker Scuba dan Buff

MEDIS: Masker yang digunakan Satpol PP dan warga ini paling banyak berjenis medis. Masker medis disebut-sebut dapat menyerang virus hingga 95 persen. Insert: masker scuba dan buff.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Pemakaian masker scuba dan buff kini dilarang oleh pemerintah Indonesia. Menyusul larangan itu, beberapa kota dan kabupaten memilih melakukan larangan serupa. Namun di Kabupaten Probolinggo sendiri, Satgas Covid-19 belum menerbitkan larangan tertulis.

Hal itu disampaikan oleh dr. Dewi Vironica, juru bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo. Ia menyampaikan meski belum ada larang tertulis dati Pemkab, ia berpesan kepada masyarakat agar tidak lagi menggunakan masker jenis scuba.

Menurut dr Dewi, pelarangan ini karena kain bahan baku masker jenis scuba dan buff ini sangat tipis. sehingga masker jenis ini hanya mampu menyaring bakteri dan debu hingga 5 persen saja dan tidak dapat menyaring virus.

"Sehingga apabila masker scuba dan buff ini digunakan oleh orang yang terinfeksi covid-19, saat mereka batuk atau bersin partikel ludah yang ukurannya sangat kecil itu bisa keluar dari dalam masker. Bisa mengenai lawan bicara atau orang lain yang berada di dekatnya," jelasnya.

Begitu juga sebaliknya, jika yang menggunakan adalah orang yang sehat, maka ia akan gampang tertular virus. Karena partikel kecil yang melayang di udara tetap akan masuk pada hidung atau mulut.

Ia menyarankan masyarakat untuk beralih ke masker yang lebih sehat seperti masker bedah yang dapat menyaring bakteri hingga 80 persen. Juga dapat menyaring virus hingga 95 persen. Atau masker jenis N-95 yang dapat menyaring bakteri dan debu hingga 100 persen, dan dapat mencegah virus  hingga 95 persen.

"Masker kain 2 lapis, hanya mampu menyaring bakteri dan debu sampai 50 persen.  Tapi tidak mampu menyaring virus," tandas pejabat wanita yang karib di sapa dr. Viro ini. (zr/hvn)


Share to