Segarnya Air Selokambang Lumajang, Dipercaya Menyembuhkan Penyakit Rematik

Muhammad Muslih
Sabtu, 22 Feb 2020 08:13 WIB

SEGAR : pemandian alam Selokambang dipercaya mengobati penyakit kulit hingga linu-linu. Masyarakat memanfaatkan untuk bersantai dan berendam. (foto: Muhammad Musleh/tadatodays.com)
Meski hari biasa, pemandian alam Selokambang tetap ramai pengunjung. Jernih dan alaminya air menjadi pemikat wisatawan untuk pergi ke sana. Bahkan, sebagian orang mempercayainya sebagai salah satu terapi penyakit kulit hingga linu-linu.
SAAT tadatodays.com berkunjung ke sana, cuaca masih tampak mendung. Tetesan air hujan rintik-rintik membasahi kawasan pemandian alam Selokambang.
Beberapa orang terlihat selesai berenang dan mandi di kolam utama yang berada di sisi barat dan timur. “Airnya segar, saya sudah biasa tiap hari mandi di sini sejak habis subuh,” kata Macelina, warga setempat.
Macelina sering linu-linu, sebagai obat alternatif dirinya bersama kawan-kawannya rutin terapi tiga kali seminggu. “Kalau sudah berenang di sini linu-linu saya hilang,” terangnya pada wartawan Tadatodays.
Lain halnya dengan Macelina, Ridho asal Sidoarjo menikmati air Selokambang dengan melompat ke air. Maklum, di sisi timur kolam utama memang disediakan tempat untuk melompat. “Ini lagi main ke saudara, lalu diajak ke sini, airnya memang jernih,” ujarnya.
IKAN HIAS : Aliran air juga dimanfaatkan untuk budidaya ikan hias. (foto: Muhammad Musleh/tadatodays.com)
Soal tempat yang alami, memang patut diacungi jempol. Udara di sekitar lokasi juga masih bersih. “Pohon-pohon besar yang mengelilingi pemandian Selokambang menjadi pemicunya. Masyarakat tidak hanya bisa menikmati segarnya air tapi juga udaranya.
Airnya pun juga begitu, di bagian bibir kolam terlihat jernih dan kehijauan hingga terlihat lumut-lumut yang di bawahnya. Aliran air Selomkabang ini juga mengalir ke mana-kemana hingga sawah-sawah milik warga. Di situpun sebagian air dimanfaatkan untuk budidaya ikan mas koi. Anak kecil suka berkerumun di kolam ini.

Pemandian alam Selokambang ini juga identik dengan sejarah Raja Arya Wiraraja. Bahkan, di tempat ini utamanya di pohon besar beringin pernah menjadi sejarah penyimpanan barang-barang Damang Ploso. Nama Selokambang pun diyakini berasal dari sejarah tersebut. Selo artinya batu dan kambang artinya terapung. Batu yang terapung itu konin benrbentuk kerbau. Tapi sekarang batu besar berbentuk kerbau itu telah hilang hanya tinggal airnya saja.
Sementara itu, untuk menuju Pemandian alam ini cukup mudah. Kalau dari alun-alun Lumajang kurang lebih 7 kilometer. Jika ditempuh menggunakan motor sekitar 15 menit, dan jika menggunakan mobil sekitar 20 menit. (mm/hvn)
KUNO : Beberapa fasilitas yang terlihat masih kuno. (foto: Muhammad Musleh/tadatodays.com)
Sayang Fasilitas Masih Kuno
MESKI memiliki potensi air yang luar biasa, fasilitas di sekitar lokasi masih kuno alias jaman biyen. Pemandian alam yang memiliki luas 12 hektar ini memang sempat diajukan untuk mendapat pembenahan fasilitas tapi masih belum teralisasi. Misalnya permainan air berbentuk bebek itu sudah ada sejak beberapa tahun lalu.
“Belum pernah diganti, kami sudah pernah usulkan tapi masih belum realisasi,” kata Koordinator Pemandian Alam Selokambang Wahid.
Wahid yang sudah lama menjaga Selokambang paham betul dengan keadaan lokasi. Selokambang memiliki beberapa fasilitas, salah satunya kolam utama. Lalu, ada kolam anak-anak di sebelah timur. Masyarakat yang ingin menikmati kuliner tahu petis juga ada. “Semuanya serba alami disini,” katanya.
LEGENDA : Siswa asal Lumajang mengabadikan momen di pintu utama masuk Selokambang. (foto: Muhammad Musleh/tadatodays.com)
Soal pengunjung, Selokambang memang selalu ramai. Tiap hari selalu istikamah habis subuh dan sore orang berenang untuk terapi. “Kalau jenengan kesini subuh pasti bertemu dengan mereka. Rata-rata kalau habis subuh orang China,” katanya.
Soal karcis, pengunjung dipatok biaya 7.000 untuk orang dewasa, dan 5.000 anak-anak. Kalau hari libur Sabtu-Minggu 15 ribu. “Paling ramai habis lebaran ke-7,” pungkasnya. (mm/hvn)

Share to
 (lp).jpg)