Selalu Waspada, Pernah Dibuntuti Orang Tak Dikenal

Syarif Hidayatullah
Syarif Hidayatullah

Wednesday, 15 May 2019 08:17 WIB

Selalu Waspada, Pernah Dibuntuti Orang Tak Dikenal

Kisah Mohammad Arifin, Penjual Uang Baru di Pasuruan

MENJALANI bisnis dengan menjadi penjual uang baru tidaklah mudah. Selalu waspada menjadi modal utama agar uang yang dibawa tetap aman.

Muhammad Arifin, salah satu penjual uang baru di Pasuruan menjadi sebagian dari sekian banyak penjual uang di Kota Santri. Pria asal Kisik Kota Pasuruan ini pernah punya pengalaman tidak enak usai berjualan uang baru di depan Toko Sendang Ayu, Alun-alun Kota Pasuruan.

Arifin, mengaku pernah dibuntuti orang tak dikenal saat pulang kerumahnya. “Nah, untungnya saya waspada pada saat itu. Ketika ada orang yang membuntuti saya dibelakang, saya langsung tancap gas sekencang-kencangnya, Alhamdulillah selamat,” ujar bapak satu anak ini saat ditemui di lokasinya berjualan.

Menjadi penjual uang baru, memang banyak resikonya. Salah satu resiko yang paling besar masalah keamanan. Sebab, uang yang dibawah paling sedikit lima puluh juta. Selain itu, para bandit sering mengawasi gerak-gerik penjual uang baru.

“Untuk menyiasati biasanya kami selalu bergerombol dengan rekan yang lain,” tegasnya.

Selain itu, terkadang uang banyak ketlesot. "Pas pembeli banyak, kadang ada saja orang yang mengambilnya," celetuknya dengan logat madura yang kental.

Namun, meski penuh resiko, menjual uang baru banyak keuntungannya. Jika memiliki uang baru Rp 10 juta, per seratus ribunya ia bisa mendapat keuntungan hingga satu juta. “Bersihnya sekitar 500 ribu,” tegasnya.

Arifin menjual uang baru per 100 ribunya 110 ribu. Keuntungan nya 10 ribu per 100 ribu. Namun, ada yang menjual 115 ribu. “Tergantung situasi,” katanya.

Waktu yang paling ramai biasanya menjelang hari raya H-7. Itu, banyak-banyaknya orang mau tukar uang baru. “Uang 150 juta bisa tidak sampai beberapa jam habis terjual,” ucapnya.

Apalagi, saat malam takbir. Berapapun uang yang dibawa akan habis. Biasanya saat malam takbir ini orang rebutan untuk menukar uang baru. “Saya sering kehabisan pas malam takbir,” jelasnya.

Arifin memang tergolong cukup berpengalaman menjual uang baru. Pekerjaan itu ia lakoni hampir tiap tahun saat Ramadhan tiba. Pekerjaan sehari-harinya biasanya merantau ke negeri jiran sebagai kuli bangunan. Namun tiap tahun sebelum Ramadhan mesti pulang.

Untuk menyiasati keuntungan saya selalu menyiapkan modal sendiri. “Ini modal saya 150 juta, yang lain saya ikut juragan. Modal saya ini saya siapkan saat malam takbir,” ucapnya.

Selain dirinya, di Kota Pasuruan ada puluhan penjual uang baru. Tepatnya di depan Penjara, Kebonagung, di Alun-alun Pasuruan dan di sekitar jalan Soekarno-Hatta. “Namun, dari penjual uang baru rata-rata banyak dari Surabaya,”pungkasnya. (mm/hvn)


Share to