Sensasi Ngopi di Wisata Edukasi Kopi Watu Panjang Krucil

Zainul Rifan
Zainul Rifan

Sunday, 18 Apr 2021 23:20 WIB

Sensasi Ngopi di Wisata Edukasi Kopi Watu Panjang Krucil

TAMAN: Tatanan taman bunga di Wisata Edukasi Kopi Watu Panjang, menjadikan wisata tersebut semakin nyaman bagi pengunjung sambil bersantai di gazebo.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Wisata Edukasi Kopi Watu Panjang, merupakan wisata yang terletak di daerah pegunungan, tepatnya di Desa Watu Panjang, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo. Ya, seperti namanya wisata edukasi kopi, wisata ini dilengkapi dengan kafe. Dimana, kafe tersebut dapat menyajikan olahan kopi khas desa setempat.

Tadatodays.com berkesempatan berkunjung ke wisata yang berada di ketinggian 860 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu. Sesampai di tempat tersebut, kami langsung disambut hangat oleh karyawan kafe yang berada di wisata tersebut. Bahkan, kami diberi kesempatan untuk melihat langsung proses penyeduhan kopi yang menjadi ciri khas kafe tersebut.

Ada dua varian kopi yang menjadi menu pada olahan kopi itu, hanya saja ada salah satu olahan kopi yang paling diandalkan yaitu kopi speciality wp atau kopi spesial watu panjang. Dimana, kopi ini tetap menggunakan bahan kopi nangka atau kopi robusta khas desa setempat. Kemudian kopi tersebut diseduh dengan cara ala barista.

Pertama, disaring dan diberi air panas terlebih dahulu, kemudian dipindah ke alat pencampur. Lalu, kemudian diberi gula dan dikocok dengan menggunakan alat yang sudah dipersiapkan. Meski pengolahannya hanya terlihat sederhana, ternyata penyeduhan kopi menggunakan teknik ini menghasilkan rasa kopi yang berbeda. Rasanya mempunyai ciri khas tersendiri, sehingga udara yang dingin menambah nikmatnya kopi speciality wp ini.

Dengan gelas berdesain ramping, kopi tersebut terlihat mempunyai dua warna. Yakni berwarna kemerahan khas kopi di bagian bawah, dan warna putih busa di atasnya.

MENYATU: Nyeruput kopi robusta khas Pegunungan Argopuro semakin nikmat, saat diminum di lokasi yang dikelilingi tumbuhan hijau.

M. Ilham Jaya Kusuma, barista di Wisata Edukasi Kopi Watu Panjang menuturkan, kopi yang diambil adalah kopi yang ditanam di ketinggian 900 mdpl. Menurutnya kopi yang ditanam di ketinggian tersebut 900 mdpl atau lebih mempunyai cita rasa yang pas, dimana antara pahit kopi dan rasa asamnya berimbang. "Kalau dibawah 900 mdpl rasanya kurang enak," tuturnya pemuda asli desa setempat.

Diketahui, bahan kopi yang di kafe tersebut adalah kopi asli yang didapat dari petani setempat. Alasan memilih kopi lokal ini, selain dari cita rasanya yang khas, juga pihaknya ingin memutar perekonomian masyarakat sekitar yang mayoritas petani kopi. Sehingga dengan membeli bahan pokok dari para petani setempat, secara otomatis para petani kopi terbantu perekonomiannya.

Nah, bagi anda yang ingin merasakan kopi khas Watu Panjang, harganya cukup terjangkau. Mulai dari Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, hingga Rp 15 ribu untuk kopi speciality wp. Dengan harga tersebut, kita sudah menikmati kopi yang paling diunggulkan oleh dapur kafe di wisata ini. "Tergantung pesanannya," ujarnya.

Selain menyajikan minuman kopi, tempat ini juga menyediakan kopi bubuk, apabila pengunjung hendak membeli untuk diseduh sendiri di rumah harganya Rp 20 ribu untuk ukuran 100 gram.

DIJAMIN: Sajian kopi di Wisata Edukasi Kopi Watu Panjang disajikan dengan cara khusus oleh seorang barista.

Selain Kopi Khas, juga Pemandangan Indah

WISATA yang diresmikan pada tanggal 1 Januari 2021 ini, kita tak hanya bisa menikmati kopi di ketinggian. Pengunjung juga dapat menikmati panorama alam yang indah, warna-warni bunga dan tatanan pepohonan kecil yang menyejukkan mata.

Wisata yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan bekerjasama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ini, kini sudah sering dikunjungi wisatawan. Baik wisatawan yang hanya ingin bertamasya, atau pengunjung yang juga ingin menikmati kopinya.

Di hari-hari biasa, jumlah pengunjung sekitar 30 sampai 50 orang. Sementara saat akhir pekan pada sabtu dan minggu, bisa mencapai 100-150 orang. Mereka yang berkunjung rata-rata dari luar desa. "Dari luar kota juga ada," kata pemuda yang karib disapa Ilham ini.

Ilham mengaku, wisata yang baru 3 bulan berjalan ini sesekali ditempati kegiatan mahasiswa ataupun siswa. Baik acara ngopi bareng, atau acara penting lainnya. Bahkan keberadaan spot foto yang mendukung, membuat kawasan tersebut kerap dijadikan tempat foto prewedding. (zr/don)


Share to