PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Sentra Kuliner GOR A Yani di Jl dr Soetomo Kota Probolinggo diresmikan pada Minggu 10 Oktober 2025 lalu. Dua bulan berjalan, terdengar keluhan dari para pedagang tentang sepinya pembeli.

Area GOR A Yani yang sudah terisi lapak pedagang baru ada di sisi selatan. Sejumlah 100 lapak tersedia. Pada masa awal diresmikan, semua lapak buka dengan aneka kuliner. Untuk menarik pengunjung, di masa-masa awal itu disediakan hiburan musik saban malam. 

Dua bulan berlalu, geliat Sentra Kuliner GOR A Yani mulai lesu. Dalam pantauan tadatodays.com pada Kamis (16/10/2025) siang, dari 100 lapak hanya ada 22 yang buka. Suara sambatan pedagang pun terdengar. 

Edy, salah satu pedagang aneka minuman, mengaku penjualannya nyaris tidak berjalan. “Sepi sekali. Kadang jualan saya tidak laku sama sekali. Banyak pedagang keluar, diganti pedagang baru. Di alun-alun dulu lebih ramai. Sekarang banyak yang sudah bangkrut,” ujarnya.

Menurut Edy, kondisi cuaca juga menjadi kendala. Area stan yang belum memiliki penutup membuat suasana panas di siang hari. Sedangkan saat hujan, pembeli harus berteduh di tempat lain.

Hal senada diungkapkan Sukrisno, pedagang rujak erok-erok asal Jalan Pattimura. Ia mengaku sejak awal berjualan di lokasi itu, omzetnya terus menurun. “Dari awal sudah sepi, sampai tidak bisa balik modal. Tapi, mau tidak mau, harus bertahan, karena modal saya pinjam dari Bank Mekar. Kadang gali lubang tutup lubang,” keluhnya.

Sukrisno menyebut situasi sulit bukan hanya dialami dirinya, tetapi juga dirasakan oleh hampir semua pedagang. “Tempatnya panas. Yang terpasang baru kerangka penutupnya saja. Kalau pengunjung ada, mereka hanya melihat-lihat tanpa membeli. Di sini seperti dipaksakan, tidak sesuai ekspektasi,” tuturnya. 

Sukrisno berharap, setelah revitalisasi Alun-Alun Kota Probolinggo selesai, para pedagang bisa dikembalikan ke lokasi semula. “Kalau di sini, kami seperti jualan di gang sepi,” ujarnya. (ndy/why)