Seorang Lansia di Lumajang Tinggal di Gubuk Bekas Nira selama 10 Tahun

M. David Firmansyah
M. David Firmansyah

Monday, 01 Apr 2024 10:15 WIB

Seorang Lansia di Lumajang Tinggal di Gubuk Bekas Nira selama 10 Tahun

TIDAK LAYAK: Kediaman lansia bersama anaknya berusia 7 tahun.

LUMAJANG, TADATODAYS.COM - Namanya Jumadi. Sudah 10 tahun pria 71 tahun tersebut tinggal di sebuah gubuk bekas pengolahan nira di Dusun Krajan, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Lumajang. Jumadi pun tidak tinggal sendirian di gubuk tersebut, melainkan Bersama anak lelakinya, Rehan, 7.

Pondasi gubuk terbuat dari kayu dan bambu tua, cenderung mengkhawatirkan. Pasalnya, pada bagian atap gubuk tersebut terdapat lubang-lubang yang menganga lebar. Jika musim hujan, air dan angin dengan mudah masuk ke dalam gubuk. Sehingga, sering kali Jumadi dan Rehan merasakan dingin meskipun di dalam gubuk.

Selain itu, keduanya harus berdamai dengan kegelapan karena lampu yang pernah menerangi gubuk, tidak lagi dialiri listrik sejak lama. Jumadi juga harus berjalan 1 kilometer ke dalam hutan hanya untuk mengakses air bersih.

Diketahui, gubuk bekas pengolahan air nira kelapa tersebut milik mendiang Jumali yang kemudian dihuni oleh Jumadi dan Rehan. "Dulu punya almarhum pak Jumali, lalu saya tinggali. Kalau hujan, ya bisa rembes karena bolong-bolong," tutur Jumadi, Minggu (31/3/2024).

Selain itu, setiap hari Jumadi dan Rehan bingung untuk makan lantaran tidak memiliki apapun. Sesekali Jumadi dan Rehan bergantung dari pemberian tetangga sekitar. Jumadi, yang dulunya adalah seorang penyadap nira, kini mulai renta dan tidak lagi mampu bekerja untuk menghidupi anak dari istri keduanya tersebut.

"Tidak punya apa-apa, kalau makan dikasih tetangga. Mau kerja juga sudah tua," terangnya.

Sementara itu, istri pertamanya memiliki 3 anak yang semuanya sudah berumah tangga dengan kondisi ekonomi yang juga pas-pasan. Dengan begitu, baik istri pertama dan anak-anaknya sangat jarang mengunjungi atau sekadar melihat kondisi Jumadi dan Rehan.

Sementara itu, istri keduanya Sunarsih, juga meninggalkannya saat Rehan masih berumur 2 bulan. "Punya 3 anak dari istri pertama. Tapi tidak pernah ke sini, jarang. Istri kedua (Sunarsih) juga begitu, saya ditinggal sejak Rehan ini umur 2 bulan. Tidak pernah lagi terlihat," lanjutnya.

Kesengsaraan tersebut akan teratasi kalau masyarakat maupun pemerintah setempat bersama-sama membantu Jumadi dan Rehan. Terutama Rehan, yang masa depannya masih panjang. (dav/why)


Share to