Serunya Tradisi Arebbuan Saat Peringatan Maulid Nabi di Pasuruan

Amal Taufik
Amal Taufik

Friday, 05 Sep 2025 06:50 WIB

Serunya Tradisi Arebbuan Saat Peringatan Maulid Nabi di Pasuruan

REBUTAN: Warga saat berebut barang yang digantung di halaman perkampungan saat peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.

PASURUAN, TADATODAYS.COM - Warga Dusun Krajan, Desa Kepuh, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, sudah sibuk sejak Kamis (4/9/2025) sore. Mereka menyiapkan perlengkapan untuk peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di malam harinya.

Ada batang bambu tegak dengan tinggi enam meter. Ada juga bambu yang sudah dipotong lalu dibentuk melingkar. Bambu yang melingkar ini, oleh warga diikat tali lalu dipasang di ujung batang bambu yang tegak.

Warga juga meregang tali lalu membentangkannya di langit-langit kampung. Pada tali temali yang membentang itu hiasan balon warna-warni dan beberapa peralatan dapur.

Sementara pada bambu yang sudah berdiri tegak, warga menggantung baju, celana, sarung, hingga uang receh. Ada dua cagak bambu dengan berbagai barang di ujungnya yang berdiri di halaman perkampungan. Warga menyebutnya ancak.

Tokoh pemuda setempat, Majid Priyongko (37) bercerita, hal ini merupakan tradisi warga Kepuh. Namanya Arebbuan yang berarti berebut atau rebutan. Tradisi ini dilaksanakan setiap peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.

"Nanti setelah maulid di musala, warga akan langsung berebut barang-barang yang digantung. Ini sudah tradisi turun temurun sejak saya masih kecil dan memang penting dilestarikan,"ujar Majid.

Benar saja, setelah salat maghrib warga sudah berkumpul di musala. Mereka mengikuti rangkaian peringatan maulid secara khidmat. Setelah pembacaan selawat nabi selesai, tanpa dikomando, warga langsung menghambur.

Barang yang digantung di ujung bambu diturunkan menggunakan tali. Ketika jaraknya tak begitu tinggi lagi, di sinilah momen arebbuen terjadi. Warga berebut barang-barang tersebut.

Mereka melompat, teriak, tertawa. Beberapa warga yang memilih menonton turut bersorak riuh ketika melihat ada yang berhasil membawa salah satu barang yang digantung.

Umi Kulsum (37), salah satu warga yang ikut berpartisipasi, mengaku senang saat arrebuen di kampungnya. "Ini tadi dapat baju dan uang receh jumlahnya Rp36.000. Lumayan banyak ini," katanya.

Warga lainnya, M. Yunus (33) mengungkapkan, peringatan maulid dirayakan di berbagai musala atau masjid yang ada di Kabupaten Pasuruan. Namun tidak semua memiliki tradisi arebbuen seperti di kampungnya.

Sementara itu, Majid menambahkan, barang-barang yang digantung itu merupakan hasil iuran sukarela dari warga secara mandiri. Menurut dia, arebbuan bukan sekadar seru-seruan, tapi juga berbagi rasa syukur.

"Tradisi ini mencerminkan kegembiraan dan kebersamaan warga. Selain itu juga bagian dari ekspresi rasa senang saat Nabi Muhammad dilahirkan ke dunia," kata Majid. (pik/why)


Share to