SMPN 1 Dringu Manfaatkan Sisa Air Wudhu untuk Siram Tanaman

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Tuesday, 17 Sep 2019 06:16 WIB

SMPN 1 Dringu Manfaatkan Sisa Air Wudhu untuk Siram Tanaman

SUBUR: Beberapa siswa sedang berwudhu, sementara seorang siswa sedang berpiket menyirami tanaman di SMPN 1 Dringu menggunakan bekas air wudhu. Tampak Tanaman yang tumbuh subur.

DRINGU - SMPN 1 Dringu memiliki cara unik untuk memanfaatkan sisa air wudhu. Ya, setiap harinya, sekolah adiwiyata dengan 600 siswa ini menampung air bekas wudhu siswa dan guru yang jumlahnya cukup banyak, untuk mengairi sejumlah tanaman.

Kepala SMPN 1 Dringu, Anda Baroroh mengatakan, setiap harinya siswa melakukan salat berjamaah di sekolah. Ada yang salat dluha dan dzuhur berjamaah. Sehingga tak sedikit yang membutuhkan wudhu.

Jika dulu bekas air wudhu dibuang begjtu saja, kemudian terfikirkan untuk menampung air yang masih bersih tersebut. "Kami pikir, pasti masih bisa digunakan untuk kepentingan lain," jelasnya saat ditemui tadatodays.

Oleh karena itu, air yang masih bersih itu kemudian digunakan untuk mengairi tanaman hidroponik milik sekolah. Sistem tanam menggunakan media air ini memang membutuhkan air yang tak sedikit.

Kemudian air dari hidroponik dialirkan ke sumur-sumur resapan yang tersebar di empat tempat. "Kami memiliki 4 lokasi yang digunakan untuk wudlu. Maka sumur resapannya juga ada empat," jelas kepala sekolah.

Di sumur resapan itu pula ada lele yang dipelihara untuk menghalau jentik nyamuk berkembang biak. "Air di sumur resapan itu pula yang digunakan siswa untuk mengairi tanaman. Mereka bergantian menyiram sesuai jadwal piket masing-masing," ungkapnya

Anda Baroro menyambung, tujuan dari pemanfaatan air wudhu ini agar siswa sadar lingkungan dan belajar mengelola serta memeliharanya. "Ini juga menjadi uapaya kami untuk berperillaku hemat dan sehat," jelasnya.

Dimas Aditya Putra, 14, yang juga siswa kelas 9 mengatakan, seluruh siswa menyambut baik ide kreatif ini. Ia merasa bersyukur dapat mengelola dan memelihara tanaman dari air bekas wudhu. "Karena di sana kami sekaligus belajar bersih dan kreatif memanfaatkan yang ada di sekitar kita," ujarnya. 

Dimas bercerita, setiap kelas memiliki tugas piket masing-masing untuk memelihara dan menjaga tanaman di ruang terbuka hijau, taman, green house, kebun aloevera dan tanaman hidroponik.

"Hal lain yang kami lakukan untuk meminimalisir sampah dengan membawa piring dan gelas ke sekolah untuk alat makan," pungkasnya. (ang/hvn)


Share to