Sosialisasi Pentingnya Kedewasaan Usia Perkawinan dan Kesehatan Reproduksi, Upaya Pemkot Probolinggo Tekan Angka Stunting

Amelia Subandi
Thursday, 02 Dec 2021 23:35 WIB

SAMBUTAN: Plt Kepala Dinkes PPKB drg. Nurul Hasanah Hidayati membuka kegiatan sosialisasi Kesehatan Reproduksi dan Pendewasaan Usia Perkawinan bekerjasama dengan BKKBN di ponpes Riyadlus Sholihin.
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Upaya mengurangi jumlah kasus stunting dan mengingatkan soal pentingnya kesehatan reproduksi, terus dilakukan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Salah satunya dengan menggelar sosialisasi mengenai kedua isu tersebut.
Seperti yang dilakukan BKKBN bersama Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kota Probolinggo, saat mengadakan Sosialisasi Kesehatan Reproduksi dan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) di ponsok pesantren Riyadlus Solihin, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Kamis (2/12/2021).
Melalui program Generasi Berencana (GenRe), BKKBN mengajak sekitar 1.000 santriwan dan santriwati, untuk mempraktikkan perilaku hidup sehat dan berakhlak, guna menciptakan generasi muda Indonesia yang berkualitas. Termasuk penyuluhan kesehatan reproduksi dan pendewasaan, sebagai implementasi Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
PAPARAN: Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN dr. Eni Gustina dan dr. Abdinsyah Siregar menjadi narasumber dalam sosialisasi UU yang digelar Dinkes PPKB Kota Probolinggo.
Hadir dalam kegiatan ini Plt Kepala Dinkes PPKB Kota Probolinggo dr. Nurul Hasanah Hidayati, Direktur RSUD Mohamad Saleh dr. Abraar S.Kuddah, serta kepala Puskesmas dan OPD terkait di lingkungan Pemkot Probolinggo. Kemudian, jajaran BKKBN pusat yakni Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi dr. Eni Gustina dan dr. Abidinsyah Siregar.
Dalam sambutannya Plt Kepala Dinkes PPKB Kota Probolinggo dr. Nurul Hasanah Hidayati mengatakan, persoalan gagal tumbuh pada anak atau stunting, menjadi tantangan dalam pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas.
“Presiden RI Joko Widodo menargetkan angka stunting pada 2024 turun hingga 14 persen. Karena itu, perlu langkah di luar kebiasaan atau extraordinary untuk mencapai target tersebut. Di antaranya dengan menggandeng BKKBN untuk mencegah stunting sebelum pernikahan dilakukan,” terangnya.

Dalam sosialisasi tersebut, tidak hanya santri saja yang mendapat penyuluhan, termasuk santriwati di pondok pesantren Roudlatul Malikiyah. Di depan ratusan santriwati, dr. Eni Gustina menyampaikan materi berkenaan dengan kesehatan reproduksi remaja dan perencanaan keluarga.
ANTUSIAS: Santriwan dan santriwati Ponpes Riyadlus Sholihin dan Roudlotul Malikiyah menjadi peserta dalam sosialisasi yang digelar Dinkes PPKB bekerjasama dengan BKKBN.
Para santriwati diberikan pemahaman tentang organ reproduksi perempuan dan fungsinya. Berkenaan dengan organ reproduksi perempuan, dr Eni -sapaan akrabnya- menjelaskan, bahwa semua kehamilan harus terencana. Maka beberapa hal harus diperhatikan. Yaitu jangan hamil kalau tidak terencana, jangan terlantarkan kehamilan, jangan bikin anak hanya tersia-sia.
“Pada masa pandemi saat ini, sebuah kasus ditemukan bahwa 1 dari kasus kehamilan yang terjadi dikarenakan kehamilan tidak diinginkan. Penyebabnya banyak hal, seperti kegagalan kontrasepsi dan kurangnya pengetahuan KRR,” katanya. Berkenaan dengan stunting, santri dan santriwati diharapakan bisa menjadi agen perubahan.
Beberapa hal yang bisa dilakukan diantaranya yaitu, menyebarkan informasi tentang stunting melalui media sosial, menjadi agen percepatan penurunan stunting di lingkungan, peduli dan peka jika di lingkungan ada calon pengantin, ibu hamil, dan balita. Dengan begitu, perencanaan keluarga sangat penting untuk mengurangi angka stunting.
Termasuk perencanaan keluarga baru atau perencanaan calon pengantin. Karenanya program perencanaan keluarga akan direvitalisasi dan digalakkan. “Ada beberapa program yang akan dilakukan untuk mencegah stunting. Yaitu, program perencanaan kehamilan untuk menjaga jarak kehamilan yang juga menentukan kualitas anak dan perencanaan pra nikah,” jelasnya. (*mel/sp)

Share to
 (lp).jpg)