Sukses Teater Gembok Pentaskan “Sumber Sentong”

Alvi Warda
Alvi Warda

Sunday, 17 Jul 2022 18:08 WIB

Sukses Teater Gembok Pentaskan “Sumber Sentong”

PENEBUSAN: Tokoh Sujiwo, menebus dosanya dengan menyiram air sumur menggunakan gentong. Hingga akhirnya muncul Sumber Sentong di Kelurahan Jrebeng Lor, Kota Probolinggo.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Teater Gembok sukses mementaskan legenda “Sumber Sentong”, yang merupakan sumber mata air di Kelurahan Jrebeng Lor, Kota Probolinggo. Pertunjukan tersebut dilangsungkan di Gedung Kesenian Kota Probolinggo pada Sabtu (16/7/ 2022) malam, disaksikan para penonton yang dominan remaja.

Sabtu malam itu, seluruh kursi penonton terisi. Ada perbedaan antara pertunjukan Sumber Sentong dengan pertunjukan-pertunjukan Teater Gembok yang sebelumnya. Malam itu, ada iringan gamelan, gong, saron dan alat musik tradisional lainnya secara langsung. Selain itu, ada pembacaan puisi dan nyanyian lagu tradisional.

Pertunjukan utama teater dengan naskah Sumber Sentong dimulai pukul setengah sembilan. Alurnya, ada seorang kakak yang bernama Suseno, dan adiknya, Sujiwo, yang merupakan anak kepala desa. Sang ayah dan ibu harus memilih di antara keduanya sebagai pengganti, menjabat sebagai kepala desa. Sang ayah memilih Suseno, sedangkan sang ibu memilih Sujiwo.

Perdebatan itu didengar oleh masyarakat setempat. Suseno, lantas didukung oleh masyarakat menjadi kepala desa. Ia yang memiliki seorang wanita pujaan bernama Gendis, akan dipinang sebelum pemilihan kepala desa itu. Gendis begitu gembira hingga menceritakannya ke semua teman-temannya.

Semua hal yang menjadi keberuntungan Suseno dijadikan umpan oleh teman-teman Sujiwo, untuk memancing permusuhan. Mereka memikirkan cara untuk menjatuhkan Suseno, namun Sujiwo diam saja. Sebab ia masih memikirkan ikatan darah dirinya dengan kakaknya. Teman-teman Sujiwo tak menyerah. Kemudian mereka menghasut Sujiwo untuk membunuh Gendis. Kini, Sujiwo menyetujuinya.

Sujiwo dan teman-temannya mencari Gendis.Di depan Gendis mereka menjelek-jelekkan Suseno. Namun Gendis tetap membela calon suaminya itu. Hingga terjadi perdebatan hebat yang membuat salah satu teman Sujiwo, akhirnya geram dan membunuh Gendis dengan sadis.

Menyadari bahwa Gendis telah terbunuh, mereka pun melarikan diri. Tak lama kemudian, jasad Gendis ditemukan oleh masyarakat dan juga Suseno. Suseno meminta pada masyarakat terutama ayahnya sebagai kepala desa, untuk mencari tahu secepat mungkin, siapa dalang atas pembunuhan wanitanya itu.

Teman Suseno yang mendengar pencarian pembunuh Gendis, lantas mengatakan pada Suseno dan seluruh masyarakat, bahwa Sujiwo lah yang membunuh Gendis. Suseno langsung mempercayainya dan mencari Sujiwo. Mereka berdebat dan berkelahi. Hingga akhirnya Suseno terbunuh di tangan Sujiwo. Tanpa sengaja, masyarakat melihat kejadian itu. Kemudian berasumsi bahwa ini sebagai bukti, Sujiwo benar membunuh Gendis.

Masyarakat meminta kepala desa untuk mengusir anaknya itu. Sujiwo pun diasingkan. Tempat pengasingan itu ada sebuah sumur. Sujiwo berpikir, ia akan menebus dosanya dengan menyirami air sumur itu pada tubuhnya. Siraman air itulah yang menjadikan Sumber Sentong.

Cerita Sumber Sentong ini merupakan fiksi yang dikembangkan dari legenda. Penulisnya adalah Maula Isy Nabila. Kepada tadatodays.com, ia menceritakan alasannya mengangkat legenda Sumber Sentong. Menurut Maula, sumber mata air yang cukup terkenal di Kota Probolinggo itu harus juga dikenal legendanya oleh anak muda. “Sumber Sentong ini kan terkenal. Anak muda juga harus tahu legendanya seperti apa,” jelas Maula usai pementasan. (alv/why)


Share to