Tak Punya Gedung Kesenian, DKKPro Bersemangat Gelar Apresiasi Seni Probolinggoan Meski Ngemper di Latar Museum

Alvi Warda
Wednesday, 17 Dec 2025 06:16 WIB

KESENIAN: Apresiasi Seni Probolinggoan 2025 yang digelar DKKPro bersama sejumlah sanggar seni di halaman Museum Probolinggo, Selasa (16/12/2025).
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Dewan Kesenian Kota Probolinggo (DKKPro) menggelar event rutin tahunannya, yaitu Apresiasi Seni Probolinggo 2025. Namun, karena sudah tidak memiliki gedung kesenian, event kesenian tersebut digeber di latar Museum Probolinggo: Pusat Kesenian dan Kebudayaan yang terletak di Jalan Suroyo Kota Probolinggo.
Apresiasi Seni Probolinggo menjadi event rutin setiap akhir tahun yang digelar DKKPro bersama sanggar-sanggar seni. Apresiasi ini dijadikan pentas unjuk karya dari proses yang telah dijalani selama satu tahun terakhir. Terutama karya seni yang mempertegas corak atau karakter Probolinggo.
DKKPro setiap akhir tahun menggelar event ini secara swadaya bersama sanggar-sanggar seni sejak 2013 di gedung kesenian. Semua ragam kesenian disediakan panggung untuk unjuk karya terbaru. Mulai dari ragam seni tari, musik, teater, sastra, dan seni rupa.

PADAT: Penonton padat, menikmati tampilan seni budaya yang disuguhkan.
Tahun ini, Apresiasi Seni Probolinggo digelar dua hari, yaitu Selasa-Rabu (16-17/12/2025). Namun, karena gedung kesenian sudah dialihfungsi balik jadi tennis indoor, Apresiasi Seni Probolinggoan 2025 terpaksa digelar di latar Museum Probolinggo.
Walau begitu, para pegiat seni tetap bersemangat menggelar apresiasi. Teras museum dijadikan panggung. Sedangkan halaman museum dijadikan space untuk penonton.
Hari pertama sesi sore digelar apresiasi pukul 15.00 – 17.00 WIB. Ada tampilan seni tari, seni reog hingga pembacaan puisi. Di hari pertama sesi sore, ragam kesenian itu ditampilkan Sanggar Mardi Budoyo dengan tampilan seni reog dan empat karya tari.
Sesi malam digelar mulai pukul 18.30. Diawali dengan acara pembukaan. Ketua Badan Pertimbangan DKKPro Budi Krisyanto dalam sambutannya mengatakan, tahun ini apresiasi seni Probolinggo terpaksa digelar di Museum Probolinggo. "Karena ketika kita menyebut museum, seharusnya tidak terpisahkan dengan pusat kesenian dan kebudayaan. Keberadaan museum tidak boleh jauh dari pusat kesenian dan kebudayaan," ujarnya.
Budi Kris, sapaan akrabnya, mengucapkan terimakasih kepada para pegiat seni yang sampai saat ini bertahan. Semangat pegiat seni inilah yang dijadikan landasan DKKPro untuk menggelar apresiasi seni Probolinggo. "Ini komitmen kami, meski ada atau tidak adanya biaya," ucapnya.

Menurutnya, apresiasi seni ini harus dilakukan sebagai bentuk menghargai dan mewujudkan usaha pegiat seni di Kota Probolinggo. Dengan begitu, seni budaya Kota Probolinggo tidak akan punah atau lenyap.
"Apresiasi seni ini mengajarkan kita budaya menghargai. Mulai dari seni tari, seni musik, seni teater bahkan seni lukis. Kita tidak hanya tampil di panggung-panggung kota, kita sudah menjajaki panggung provinsi hingga nasional," katanya.
Tidak lupa, ia menyemangati para pegiat seni khususnya pelajar, yang terus berinovasi dan mengembangkan kesenian yang berwarna Kota Probolinggo.
Apresiasi Seni Probolinggo 2025 ini juga disupport oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Probolinggo. Kepala Bidang Kebudayaan Sardi yang menyampaikan sambutan mewakili Kepala Disdikbud Siti Romlah, menyatakan dukungan penuh untuk setiap kegiatan pengembangan kebudayaan. Apresiasi Seni Probolinggoan yang diselenggarakan DKKPro bersama sanggar-sanggar ini salah satunya.
"Kami memohon maaf karena tidak bisa mendukung acara ini secara maksimal. Namun kami berharap, adik-adik bisa terus semangat berkreasi," kata Sardi.
Usai sambutan-sambutan pembukaan, pentas berlanjut dengan sajian karya. Sanggar Bina Tari Bayu Kencana (BTBK) menyajikan Tari Remo Jugag, Tari Kutilang, Tari Nyikem, Tari Labas Kipas, Tari Topi, Tari Gajah, Tari Senik Manis, Tari Rampak, Tari Umbul-Umbul, Tari Tepuk, Tari Boneka Sarinah, Tari Dhug Krincing, Tari Rerontekan, Tarai A Bunga Ateh, dan Tari Punjari.
Sanggar Panji Laras menampilkan Tari Walang Ketrek, Tari Jaran Bodhag dan Tari Remo. Ada juga Sanggar Teater Gembok dengan tampilan pembacaan puisi berjudul “Ketan Keratok” oleh Zaskia Oktafia dan “Membaca Tanda-Tanda” karya Taufik Ismail oleh Tania Putri.
Penonton tak hentinya menikmati setiap tampilan. Ketua DKKPro Peni Priyono mengatakan, ada seratus lebih penonton. Sebagiannya adalah keluarga para pegiat seni. "Selalu ramai. Ini menandakan minat seni di kota ini masih hidup. Meskipun tahun ini panggungnya tidak meriah, tapi penontonnya tetap meriah," ujarnya.
Saat ditanya alasan digelar di Latar Museum Probolinggo, Peni menjawab tidak memiliki gedung. "Itu seharusnya tidak perlu ditanyakan. Kita tidak memiliki gedung, sudah gitu. Tetapi yang perlu kita tekankan adalah, meski tidak ada gedung, kita masih bisa menghargai dan mewujudkan seni budaya," katanya.
Apresiasi Seni Probolinggo 2025 berlanjut di hari kedua, Rabu (17/12/2025) mulai pukul 15.00 WIB sampai 22.00 WIB. Ada sejumlah karya apik yang siap ditampilkan. "Harapan kami, seni budaya tidak mati. Sudah, begitu saja," tutur Peni. (alv/why)





Share to
 (lp).jpg)