PERTANIAN: Ami, seorang petani cabai asal Paiton saat memanen cabai miliknya untuk menekan kerugian akibat tingginya intensitas hujan.
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Tingginya intensitas hujan di wilayah Kabupaten Probolinggo, tak hanya berdampak pada bencana banjir. Hujan juga berdampak pada tanaman cabai. Untuk mengantisipasi rusaknya tanaman cabai, petani memilih untuk memanen lebih awal.
Seperti yang dilakukan Ami, petani asal Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton. Ia mulai memanen cabainya bersama dua orang anaknya, Senin (01/3/2021). Menurutnya, langkah panen dini dilakukan agar cabainya tidak rusak terkena penyakit yang biasa datang di musim hujan. "Biasanya penyakit cacar," kata wanita usia 35 tahun ini.
Baca Juga : Meroketnya Harga Cabai jadi Penyumbang Inflasi Terbesar di Jember
Ami mengatakan, kalau sudah terkena cacar, nantinya berakibat pembusukan pada cabai. Selain itu, panen awal di sawah seluas 250 meter persegi itu dilakukan karena harga cabai rawit saat ini mahal. Di pasaran, harga cabai rawit hijau berkisar antara Rp 36-40 ribu. Sedangkan untuk harga cabai merah antara Rp 75-80 ribu.
Baca Juga : Komisi IV DPR RI juga Menolak Impor Beras. Ini Alasannya
Ia mengaku, tanaman cabai yang ia rawat selama hampir 7 bulan sudah dipanen sejak pertengahan Januari 2021 lalu. Saat itu, harga cabai rawit miliknya dibeli pedagang dengan harga Rp 60 ribu. "Alhamdulilah sudah bisa balik modal," katanya. (zr/don)
Ditetapkan sebagai Pemenang, Gus Ipul-Adi Siapkan Program 99 Hari Kerja
Menyasar Kalangan Milenial, Dinkop Usaha Mikro Rebranding dan Digitalisasi Koperasi
KPU Jember Tetapkan Hendy-Gus Firjaun Sebagai Paslon Terpilih
Pria Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Diduga Korban Begal