Terkena Rembesan Air Tambak Udang, Lahan Sawah Tidak Subur

Zainul Rifan
Zainul Rifan

Sunday, 10 Oct 2021 19:52 WIB

Terkena Rembesan Air Tambak Udang, Lahan Sawah Tidak Subur

PERTANIAN: Ayat, salah satu petani yang lahan sawahnya terdampak rembesan air tambak udang mencabut tanaman tembakau yang tidak subur.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Sejumlah petani di Desa Karanganyar dan Desa Pondok Kelor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo keluhkan tanamannya yang tidak tumbuh subur sejak beberapa tahun terakhir. Hal itu disebabkan karena adanya rembesan air tambak udang yang sampai ke sawah.

Informasi yang berhasil dihimpun, ada sekitar 8 hektare lahan sawah milik 15 orang pemilik yang terdampak rembesan tambak yang hampir 30 tahun berdiri itu. Sebanyak 5 hektare ada di Desa Karanganyar, dan 3 hektar lainnya berada di Desa Pondok Kelor.

Waktu terdampaknya pun bervariasi, mulai dari 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun hingga 10 tahun yang lalu.

Ayat, salah seorang petani asal Desa Pondokkelor mengatakan sebelum ada perluasan tambak sawah miliknya sangat produktif. Mulai dari tanaman padi, jagung dan tembakau.

Namun setelah ada perluasan tambak udang yang dekat dengan sawahnya, membuat tanaman di sawahnya tidak bisa tumbuh subur.

Salah satu contohnya tanaman tembakau miliknya yang saat ini tidak pernah tumbuh besar. Padahal sekitar 9000 pohon tembakau tersebut sudah berusia 5 bulan. Sedangkan tembakau biasanya hanya sekitar 3-4 bulan sudah masuk masa panen. "Gara-gara ada (kandungan) garamnya," katanya pada tadatodays.com, Minggu (10/10).

Ia mengaku juga sudah sering melaporkan kepada pemilik tambak tersebut, namun tidak pernah dihiraukan. Bahkan ia menyebutkan dari pemerintah desa setempat tidak ada upaya untuk melakukan audiensi ataupun mediasi dengan pihak tambak. "Dibiarkan begini," tuturnya, sambil memegang pohon tembakau yang dicabutnya.

Disamping itu, Ketua Perempuan Tani HKTI Jawa Timur,  Lia Iftifhama, saat meninjau lahan petani mengatakan kalau ia sudah berkeliling Jawa Timur untuk melihat pertanian. Namun baru kali ini, ia melihat lahan pertanian yang terkena dampak dari tambak udang. "Bahkan timbul bau yang menyengat," kata Lia, saat ditemui di lokasi.

Dengan begitu, pihaknya akan mencoba menyampaikan temuannya itu kepada beberapa pihak. Sehingga dengan harapan keluhan petani tersebut dapat terselesaikan dengan baik. "Syukur-syukur bisa didengar oleh pihak terkait," katanya.

Sementara itu, sampai berita ini ditulis, pengelola tambak udang tersebut, Iwan, saat dikonfirmasi melalui panggilan seluler tidak merespons. Pesan singkat WhatsApp juga tak dibalas. (zr/don)


Share to