Terkena Serangan Jantung, Pria NTB Meninggal Dunia di Tepi Jalan

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Friday, 18 Sep 2020 18:08 WIB

Terkena Serangan Jantung, Pria NTB Meninggal Dunia di Tepi Jalan

MENDADAK MENINGGAL: Jenazah Ishak Chalil dikerumuni warga, saat tergeletak meninggal dunia di tepi jalan.

PASURUAN, TADATODAYS.COM - Ishak Chalil, 59 warga Jl. Saturnus, Desa Parampuan, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusatenggara Barat (NTB), mendadak meninggal dunia. Diduga, pria yang merantau ke tanah Jawa ini meninggal dunia terkena serangan jantung.

Informasi yang dihimpun Tadatodays.com, lelaki pemilik usaha meubel di Provinsi Bali ini menikah dengan Nafisah. Istrinya itu berasal dari Dusun Duyo, RT1/RW2, Desa Sukorejo, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai satu orang anak. Keluarga kecil yang terdiri dari tiga orang ini tinggal di kontrakan milik Alm. H. Eko, di RT3/ RW 8, Keluruhan Patahunan, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan selama tiga bulan terakhir.

Saksi kejadian Muhammad Ali, menjelaskan korban awalnya turun dari bus, kemudian berjalan kearah Utara sambil sempoyongan membawa koper besar. "Tak jauh dari jarak itu, tiba-tiba dia langsung terjatuh di bahu jalan," ungkap Ali kepada Tadatodays.com Kamis, (17/09/2020).

Ali kemudian mengatakan, setelah tergeletak, warga yang di sekitar lokasi kejadian khawatir korban terpapar covid-19. Sehingga mereka memilih menghubungi Babinkamtibmas setempat, R Yudi sekira pukul 07.00 WIB.

"Jatuh itu, kukunya putih. Saya tidak berani pegang. Waktu ada warga melihat nafasnya sudah terhenti. Dia ke sini itu ngontrak bersama istrinya," jelasnya.

Tak diketahui secara pasti, korban pulang dari mana. Apakah Jakarta atau Pulau Lombok ke Kota Pasuruan. Pada pukul 08.30 WIB, korban yang bertubuh tambun itu pun dibawah oleh petugas menggunakan ambulance. Petugas memakai alat pelindung diri lengkap dengan protokol kesehatan ketat. Korban kemudian  disemayamkan di kediaman istrinya.

Kompol Timbul Wahono, Kapolsek Gadingrejo mengatakan pihak keluarga sepakat tidak menghendaki otopsi. Hasil visum fisik luar dari dokter tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. "Akhirnya, membuat suatu pernyataan yang diketahui oleh lurah, bahwa keluarga korban tidak bersedia diotopsi. Dokter rumah sakit hanya memberikan visum luar saja," ujarnya saat ditemui dikantornya.

Kompol Timbul menduga, korban kecapekan sehabis dari Lombok ke Kota Pasuruan menaiki bus.

"Dari pernyataan si istri m, korban memliki riwayat sakit jantung dan juga kecapean akibat naik bus. Dokkter menyatakan korban membawa surat keterangan rapid test bahwa dirinya bebas covid-19. Karena itu dimakamkan  biasa, jadi bukan covid-19," jelasnya. (ang/hvn)


Share to