Video Puting Beliung di Probolinggo Viral, Begini Kata BMKG dan BPBD

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Tuesday, 22 Sep 2020 22:00 WIB

Video Puting Beliung di Probolinggo Viral, Begini Kata BMKG dan BPBD

VIRAL: Tangkapan layar dari video dust devil yang terjadi di Pasar Pajarakan, Kabupaten Probolinggo.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Pusaran angin, yang disebut sebagai puting beliung, mendadak muncul di tengah halaman Pasar Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Minggu (20/9/2020) sore. Kemunculannya kemudian divideo dan diunggah sehingga membuat heboh media sosial.

Setelah melihat videonya, BMKG menjelaskan itu bukanlah puting beliung, melainkan Dust Devil atau badai pasir. Yaitu pusaran udara kecil namun kuat yang terjadi saat udara kering yang sangat panas dan tidak stabil di permukaan tanah naik dengan cepat melalui udara yang lebih dingin diatasnya, membentuk  aliran udara ke atas berupa pusaran dan membawa debu, serpihan, atau puing-puing di sekitarnya.

Sementara siklusnya yaitu matahari memanaskan permukaan. Selanjutnya udara panas naik membentuk tekanan rendah. Lalu udara lebih dingain di sekitarnya masuk dalam tekanan rendah dan membuat pusaran semakin menjulang naik dan bertambah kecepatannya. Selanjutnya pusaran angin ini semkain kokoh dan menyedot pasir dan debu di sekitarnya. “Dust devil berangsur hilang karena bertemu udara yang lebih dingin,” terang slah satu petugas BMKG Juanda Surabaya.

Sedangkan faktor penyebabnya adalah pemanasan matahari pada permukaan tanah secara intens. Bahkan jumlah awan sangat sedikit. Kemudian banyaknya debu dan pasir di permukaan. Faktor lainnya adalah adanya kelembapan rendah dan permukaan tanah kering. “Dust devil biasa muncul pada sore yang cerah, kering, dan panas. Dust devil dapat berlangsung selama beberapa detik atau menit. Dust devil hanya dapat terlihat saat terdapat media pendukung seperti pasir dan debu,” jelasnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo, Anggit Hermanuadi menyampaikan bahwa menurut konfirmasi  BMKG, pusaran angin yang terjadi tersebut muncul akibat perbedaan panas di suatu wilayah yang mengakibatkan perbedaan tekanan udara dalam skala lokal. (hla/hvn)


Share to