Viral Soal Pancasila, Teno-Hasjim Berikan Bantahan

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Sabtu, 03 Oct 2020 07:09 WIB

Viral Soal Pancasila, Teno-Hasjim Berikan Bantahan

KLARIFIKASI: Paslon Raharto Teno Prasetyo-Mochammad Hasjim Asjari ketika melakukan press release mengenai potongan video yang tersebar di media sosial.

PASURUAN, TADATODAYS.COM - Calon Wali Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo akhirnya memberikan klarifikasi perihal sambutannya saat kampanye damai. Saat itu, ia menyampaikan konsepsi Pancasila. Penjelasannya itu kemudian viral dan mendapat respons negatif di media sosial.

Dalam press release yang digelar Kamis (2/10/2020) di RM Nikmati Sari, paslon nomor urut 2 itu menunjukkan video statementnya. Didampingi seluruh ketua umum parpol pengusng dan timsesnya, Teno mempertanyakan dimana pernyataannya yang ingin mengubah Pancasila.

“Kalau ada di YouTube tentang deklarasi damai Kota Pasuruan yang dimulai pada menit ke-51, tidak ada pemaparan visi dan misi. Tetapi kami mengajak bagaimana warga Kota Pasuruan untuk menciptakan situasi yang aman, kondusif, dan adem ayem pada Pilkada Kota Pasuruan 9 Desember 2020,” jelasnya.

Teno mengatakan, pidato yang ia sampaikan saat deklarasi damai pada 26 September 2020 adalah pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 di hadapan BPUPKI. Dia menuturkan konsepsi gotong royong sebagai dasar pembangunan Kota Pasuruan tidak didapat di sembarang tempat.

“Itu terlahir dari pemikiran proklamator Indonesia. Hasil ekstraksi dari narasi besar kebangsaan. Gotong-royong menjadi sebuah pondasi besar bagi sumbangsih berbangsa dan bernegara,” jelasnya.

Ia balik menuding oknum yang menuduhnya ingin mengubah Pancasila adalah pihak yang justru ingin mengubah dasar negara. “Bisa jadi tidak senang masyarakat Kota Pasuruan hidup aman, nyaman, tentram, rukun, berdampingan dalam bingkai kebhinnekaan,” jelasnya.

Diketahui, saat deklarasi kampanye damai yang diadakan KPU di Hotel Horison 26 September 2020, setiap paslon diberi kesempatan untuk sambutan. Saat itu Teno menyampaikan soal konsepsi Pancasila.

“Ketika kita peras Pancasila menjadi Trisila yaitu dari sosio-nasiolis, sosio- demokratis, dan ketuhanan yang berkebudayaan. Bila kita peras lagi dan kristalisasi hanya ada satu kata dengan bergotong royong,” jelasnya. (ang/sp)


Share to