Viral Video Mayat Pasien Covid-19 Dicongkel Matanya, Satgas Tegaskan itu Hoax

Zainul Rifan
Zainul Rifan

Friday, 06 Nov 2020 19:32 WIB

Viral Video Mayat Pasien Covid-19 Dicongkel Matanya, Satgas Tegaskan itu Hoax

TANGKAL HOAX: Tangkapan layar dari video viral yang menyebut organ tubuh mayat covid-19 hilang. Berita tentang warga Paiton ini dipastikan hoax oleh Satgas Covid-19 Kabupaten Probolinggo.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Beredar video jenazah pasien covid-19 yang wajahnya mengeluarkan darah. Dalam video yang berdurasi 12 detik dan tersebar di media facebook itu terlihat sang mayat berlumuran darah di bagian wajah. Kemudian ditambah narasi dari pemilik akun yang mengatakan bahwasanya mayat tersebut matanya hilang satu.

Diketahui video tersebut diunggah oleh Iangsung di group Facebook Probolinggo Info. "Iki bos onok wong mati dianggap corona, tapi matanya hilang satu. Apa coronanya ada di matanya yaa. Lokasi Paiton Probolinggo" begitu tulisnya. Yang kemudian video tersebut menjadi viral di media sosial baik Facebook dan WA.

Namun hal itu dibantah oleh Ugas Irwanto, Koordinator Pengamanan dan Penegakan Hukum Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Ia mengatakan bahwa darah yang keluar itu bukan karena matanya yang hilang dicongkel namun karena memang bawaan dari penyakitnya.

"Setelah kami klarifikasi langsung, kami periksa, yang tersebar di media katanya matanya di congkel itu tidak benar. Dan keluarga menyaksikan sendiri ternyata matanya ada. Tetapi karena posisinya jenazah memang (punya) penyakit stroke, pendarahan," tegasnya.

Diketahui jenazah tersebut merupakan wanita usia 49 tahun berinisal M, Warga Desa Alastengah, Kecamatan Paiton, kabupaten setempat. Sebelumnya ia dirawat di RSUD Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo, pada tanggal 2 November 2020. Setelah dilakukan swab, ternyata pasien juga terkonfirmasi positif covid-19. Lalu berselang beberapa hari kemudian, tepatnya pada tanggal Kamis (5/11/2020) pasien dilaporkan meninggal dunia.

"Tapi sebelum covid, almarhumah diagnosa penyakit stroke pendarahan. Disaat sebelum meninggal tensinya itu tinggi, sehingga memecah pembuluh darah di otak. Nah kemudian karena covid-19 maka proses pemakamannya melalui prokes," jelasnya.

Kemudian oleh pihak rumah sakit langsung dimasukan ke peti jenazah sebelum dibawa ke rumah duka dengan menggunakan mobil ambulans. Namun nahas, dalam peti jenazah tersebut diketahui tidak ada penyangga mayatnya. Sehingga posisi mayat miring. Ketika ada goncangan, mayat berubah posisi menjadi tengkurap.

"Karena pembuluh darahnya di otak pecah, maka otomatis darah keluar sendiri bisa dari hidung, mata atau telinga. Nah setelah di perjalanan itu, karena goncangan kuat di dalam ambulans, sehingga posisi jenazah tengkurup. Jadi darah itu keluar," tutup Kepala Kesbangpol Pemkab Probolinggo itu. (zr/hvn)


Share to