Warga Binaan Lapas Banyuwangi Dibekali Keterampilan Membuat Tempe, Sehari Produksi 20 Kg

Mohamad Abdul Aziz
Mohamad Abdul Aziz

Thursday, 16 Oct 2025 15:09 WIB

Warga Binaan Lapas Banyuwangi Dibekali Keterampilan Membuat Tempe, Sehari Produksi 20 Kg

TEMPE: Warga binaan saat melakukan proses pembuatan tempe.

BANYUWANGI, TADATODAYS.COM - Komitmen Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi dalam membina dan memberdayakan warga binaan, terus diwujudkan melalui berbagai program. Yang terbaru, Lapas Banyuwangi meluncurkan program pelatihan keterampilan pembuatan tempe.

Program ini menggandeng praktisi sekaligus pengusaha tempe berpengalaman di Banyuwangi untuk memberikan pelatihan langsung kepada para warga binaan.

Kepala Lapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, menjelaskan bahwa kolaborasi ini bertujuan agar warga binaan memahami proses produksi tempe secara menyeluruh. “Kami menggandeng praktisi yang berpengalaman agar warga binaan mampu memahami dengan baik setiap tahapan pembuatannya dan menghasilkan produk dengan kualitas yang baik,” ujarnya, Kamis (16/10/2025).

Pada tahap awal lanjut Wayan, warga binaan telah mampu memproduksi rata-rata 20 kilogram tempe setiap hari. Seluruh hasil produksi digunakan untuk kebutuhan internal, khususnya sebagai bahan baku dalam program pembinaan produksi gorengan yang juga dikelola oleh warga binaan.

“Dengan demikian, mulai dari bahan baku tempe hingga menjadi makanan siap saji (gorengan), seluruhnya merupakan produksi lokal Lapas Banyuwangi,” jelas Wayan.

Ia menambahkan, program ini semakin memperkaya ragam kegiatan pembinaan yang telah ada sebelumnya, seperti membatik, konveksi, dan berbagai kerajinan tangan. Ke depan, pihaknya menargetkan pengembangan skala produksi tempe agar dapat memenuhi kebutuhan pangan warga binaan secara mandiri.

Langkah ini sejalan dengan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, khususnya pada poin ketiga yang menekankan peningkatan pendayagunaan warga binaan dalam menghasilkan produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

“Program pemberdayaan seperti ini diharapkan menjadi bekal berharga bagi warga binaan untuk berwirausaha dan kembali menyatu dengan masyarakat setelah bebas nanti,” kata Wayan. (azi/why)


Share to