Wotgalih Terkenal Terasi Reket, KKN Unmuh Jember Bantu Sertifikat Halal dan NIB

Alvi Warda
Alvi Warda

Sunday, 27 Aug 2023 15:39 WIB

Wotgalih Terkenal Terasi Reket, KKN Unmuh Jember Bantu Sertifikat Halal dan NIB

KKN: Mahasiswa KKN Unmuh Jember Kelompok 30 yang membantu produksi terasi reket.

LUMAJANG, TADATODAYS.COM - Masyarakat Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang, terkenal sebagai penghasil atau produsen terasi reket atau udang kecil. Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember membantu mendapatkan sertifikat halal.

Mahasiswa KKN Unmuh Jember itu merupakan kelompok 30 angkatan 2019 dan 2020.  Mereka beranggotakan 20 orang. Mereka mendatangi Desa Wotgalih sudah sejak 14 Agustus 2023.

TERASI: Salah satu produk terasi reket andalan Desa Wotgalih, Lumajang.

Salah satu mahasiswa bernama Apririo Pratama menjelaskan, rata-rata masyarakat di Desa Wotgalih memilih menjadi produsen terasi reket. Sebab, rumah mereka dekat dengan pantai yang dimanfaatkan sebagai tambak.

Namun, menurut Apririo para produsen itu perlu mendapatkan perhatian pemerintah. Pasar yang mereka jangkau masih terbilang kecil. Omsetnya, hanya Rp 3 juta dalam setahun.

Seperti yang terjadi pada Abdul Majid Ridwan. Ia membangun BUMY Jagat Alam Nusantara sejak 2022. BUMY itu menghasilkan terasi reket dengan penghasilan 3 juta pertahun. "Apalagi dalam setahun tidak setiap hari ada udang kecil atau reket," ujarnya.

Kelompoknya berusaha mencari permasalahan apa saja yang terjadi pada masyarakat. Mereka pun juga turut memecahkan masalah itu. Seperti pembuatan sertifikat halal dan NIB.

Soal permasalahan keberadaan udang, BUMY Jagat Alam Nusantara bisa bekerja sama dengan pengrajin terasi dan petani udang kecil di Desa Wotgalih.

Mereka juga akan mencarikan pasar untuk promosi terasi reket itu. Terasi yang hanya berkomposisi bahan air, udang dan garam itu, menurut mahasiswa harus dikenal di daerah luar Lumajang.

Mereka berharap, kedatangan mereka dapat membantu masyarakat produsen terasi reket. "Sehingga masyarakat bisa berinovasi dan dapat mengembangkan produksinya," kata Apririo. (alv/why)


Share to