PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Pengadilan Negeri (PN) Probolinggo melanjutkan sidang kasus gagal nikah pasangan asal Mangunharjo, Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo, Senin (30/1/2023) sore. Dalam sidang ini, pihak pria mengaku melontarkan pembatalan pada pihak perempuan tiga minggu menjelang resepsi pernikah.

Diketahui, gugatan kasus ini diajukan oleh calon pengantin perempuan, yaitu Aurilia Putri Cristyn. Sedangkan pihak calon pengantin pria adalah Adi Suganda. Aurilia mengajukan gugatan karena pihak Adi melakukan pembatalan pernikahan H-5 sebelum resepsi yang seharusnya digelar pada 18 Juli 2022.

Namun dalam sidang, pihak Adi Suganda menyatakan melakukan pembatalan pernikahan H-3 minggu sebelum resepsi, bukan H-5. Hal ini disampaikan Hari Musahidin selaku kuasa hukum Adi Suganda setelah sidang. Menurutnya, kliennya itu tidak dengan tiba-tiba dan tanpa alasan membatalkan pernikahan.

Menurut Hari, ada prinsip dan moral keluarga Adi Suganda yang membuat mereka menggagalkan pernikahan. Ibu Adi, Desi Eka Budiawati, sakit hati lantaran disebut tidak senonoh oleh ibu Aurilia, yaitu Anita Dwi Kristian. Kepada wartawan, Desi menyatakan bahwa Anita telah menyebutnya tidak punya harga diri, bahkan disebut pelacur.

Senin sore itu, sidang berlangsung dengan mendatangkan dan meminta keterangan saksi. Hari mendatangkan satu saksi fakta. Sedangkan pihak perempuan, mendatangkan dua saksi fakta.

SENDIRI: Aurilia Putri menunjukkan fotonya bergaun pengantin tanpa seorang pasangan di sampingnya.

Hari menyebutkan, dirinya keberatan dengan pengakuan saksi penggugat yang menyampaikan bahwa tamu undangan dikatakan banyak. Padahal berdasarkan keterangan saksi tergugat, tamu undangan terhitung sepi. "Saya tanyakan pada saksi atau tamu yang hadir itu sepi kok," ujarnya.

Selain itu, ia juga keberatan dengan pernyataan saksi soal keberadaan Adi saat di salah satu rangkaian acara sebelum resepsi. "Padahal Adi tidak datang karena dibilang syukuran, bukan pernikahan," ujarnya.

Desi mengatakan, dirinya itu sudah mengatakan ingin membatalkan nikah tiga minggu sebelum resepsi. Ia mendatangi kediaman orang tua Aurilia. Mereka pun mencari titik terang, agar pernikahan tetap digelar.

Seminggu kemudian, kedua belah pihak diberi mediasi di Kelurahan Mangunharjo. Namun tetap, tidak ada titik terang. Desi mengaku semakin sakit hati.

Tak hanya pihak perempuan yang menghabiskan biaya yang disebut hingga mencapai Rp 3 miliar lebih, Desi juga menghabiskan uang sebesar Rp. 20 juta lebih. Seperti persiapan kenduren. Itupun ia dapat dari pinjaman. "Sebulan sebelum resepsi saya sudah mempersiapkan. Gagal, akhirnya dibuat sunat adiknya Adi," ujarnya.

Di sisi lain, Mulyono, kuasa hukum Aurilia, menyebut saksi yang ia datangkan mengatakan bahwa acara yang disebut syukuran itu adalah resepsi. Saksi tamu undangan juga mengatakan bahwa ia mendatangi resepsi. "Kenapa kami nyebutnya syukuran, karena kami bersedih," katanya.

Mulyono juga menjelaskan, ada pembicaraan bahwa keluarga Aurilia menuntut Adi karena membutuhkan uang untuk angsuran mobil. "Padahal mobil itu 25 Juli, setelah insiden ini," katanya. Sehingga ia membantah adanya tudingan memanfaatkan atau memeras keluarga Adi.

Lebih lanjut, Mulyono menjelaskan tuntutan Rp 3,1 M itu menjadi gugatan Aurilia untuk Adi. Mulai dari biaya pra-nikah, resepsi dan lain-lain. Mulyono juga menjelaskan, Adi melanggar permintaan keluarga Aurilia untuk tidak menyetubuhi anak tunggal itu. "Tapi kan tergugat melanggar. Bisa nggak mengembalikan ke semula?" ucapnya.

Mulyono juga membantah adanya kesepatakan atau pembicaraan pembatalan nikah oleh keluarga Adi. "Pihak KUA itu bahkan datang H-3 sebelum resepsi, ini ada fotonya," katanya.

Sidang kasus ini akan dilanjutkan Kamis (5/2/2023) nanti, dengan agenda putusan perkara. (alv/why)

Kasus Gugatan Gagal Nikah Rp 3 M Disidang, Pria Akui Pembatalan

Kades Klatakan Dituntut 4 Bulan Penjara, Siapkan Pledoi

Polres Jember Mulai Selidiki Kasus Pendataan Tenaga Non-ASN

Kasus Kades Klatakan Dimediasi, Pihak Marsuki Menolak Damai