100 Hari Kerja Bupati Gus Haris dan Wabup Ra Fahmi, Dinkes Sosialisasi Penggunaan Buku KIA Bayi

Hilal Lahan Amrullah
Sabtu, 03 May 2025 21:14 WIB

WEBINAR: Para peserta webinar mengikuti sosialisasi penggunaan buku KIA khusus bayi kecil.
Tegaskan Komitmen Kurangi Stunting
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo menggelar sosialisasi penggunaan buku kesehatan ibu dan anak (KIA) khusus bayi kecil. Namun, sosialisasi ini sukses digelar secara daring (dalam jaringan), yang dikemas dalam konsep webinar. Program tersebut merupakan salah satu program 100 hari kerja Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris dan Wakil Bupati Ra Fahmi AHZ.
Sosialisasi yang disiarkan live youtube pada Kamis (26/3/2025) tersebut dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, dr. Hariawan Dwi Tamtomo, M.MKes. Sedangkan sebagai narasumber sosialisasi yaitu dr. Muhammad Reza, M.Biomed, CHMC, AIFO-K, Sp.A, Subsp, Neo.(K).
Hadir dalam webinar direktur RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Direktur RSUD Tongas, dan perwakilan RS swasta se Kabupaten Probolinggo, Para Kepala Puskesmas beserta jajaran tenaga kesehatan se-Kabupaten Probolinggo, para kader kesehatan serta para ibu hamil.
SOSIALISASI: Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, dr. Hariawan Dwi Tamtomo, M.MKes, membuka sosialiasi penggunaan buku KIA khusus bayi kecil secara virtual.
Adapun tujuan acara webinar ini untuk membahas inisiatif-inisiatif kesehatan, dengan fokus khusus pada kesehatan dan gizi anak, termasuk pencegahan stunting serta pentingnya praktik kesehatan ibu dan anak.
Sementara, topik utama yang dibahas meliputi pemantauan kesehatan. Ditekankan pentingnya pemantauan pertumbuhan anak secara rutin, termasuk penimbangan bayi setiap bulan dan memastikan mereka menerima vaksinasi wajib.
Ada sejumlah rekomendasi kesehatan yang menyangkut gizi dan perawatan juga dibahas. Diantaranya yaitu memastikan asupan gizi seimbang selama kehamilan dan memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama, dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping. Selanjutnya menjaga kebersihan dan praktik kesehatan untuk mencegah penyakit pada anak.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dr. Hariawan Dwi Tamtomo menegaskan pentingnya edukasi kesehatan tentang penggunaan buku KIA sebagai panduan dalam praktik kesehatan. "Webinar ini menegaskan komitmen untuk meningkatkan hasil kesehatan anak dan mengurangi stunting melalui edukasi komunitas dan inisiatif pemantauan kesehatan," terangnya.
Berdasarkan tinjauan angka kematian bayi, angka kematian bayi di Kabupaten Probolinggo masih menjadi perhatian serius, dengan 27 kematian yang dilaporkan pada awal Tahun 2025. Artinya menandakan perlunya intervensi kesehatan yang lebih terfokus. Selain itu, tingginya jumlah kelahiran prematur dan bayi dengan BBLR turut berkontribusi pada angka kematian, dengan jumlah kasus yang cukup signifikan di wilayah ini.
Sejumlah inisiatif kesehatan dilakukan Dinkes Kabupaten Probolinggo. Diantaranya upaya kolaboratif. Terdapat upaya bersama antara tenaga medis dan pemerintah daerah untuk mengurangi angka kematian bayi melalui keterlibatan komunitas dan perbaikan praktik layanan kesehatan.
Inisiatif kesehatan lainnya yaitu buku KIA untuk bayi kecil. Pengenalan buku KIA khusus untuk bayi kecil bertujuan untuk memberikan informasi dan pedoman penting bagi pengasuh dalam merawat bayi prematur dan BBLR. Adanya buku KIA khusus ini bertujuan untuk penurunan angka kematian. Dinas kesehatan menargetkan penurunan signifikan angka kematian bayi pada tahun 2025, dengan pemantauan dan evaluasi hasil kesehatan yang berkelanjutan.
Karenanya dibutuhkan kesadaran komunitas. Segala upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan tenaga kesehatan dan masyarakat tentang pentingnya perawatan prenatal dan intervensi dini pada kehamilan berisiko tinggi. Sedangkan tantangan yang terjadi yaitu terkait aksesibilitas layanan kesehatan.

MATERI: dr. Muhammad Reza, M.Biomed.CHMC. AIFD-K. Sp.A. Subsp. Neo.(K) memberikan materi penggunaan buku KIA khusus bayi kecil secara virtual.
"Masih terdapat tantangan terkait akses dan kualitas layanan kesehatan, khususnya di daerah pedesaan, yang dapat memengaruhi efektivitas program kesehatan. Termasuk pemantauan data juga menjadi tantangan lainnya. Pengumpulan data yang akurat dan pemantauan terhadap hasil kesehatan bayi sangat penting untuk menilai efektivitas program dan melakukan penyesuaian yang diperlukan," ungkapnya.
Inisiatif kesehatan di Probolinggo berfokus pada pengurangan angka kematian bayi melalui keterlibatan komunitas, sumber daya kesehatan khusus, dan intervensi terarah untuk populasi berisiko. Pemantauan berkelanjutan dan kolaborasi antarprofesi kesehatan sangat penting untuk mencapai tujuan ini dan meningkatkan hasil kesehatan bayi di wilayah tersebut.
Sementara, dr. Muhammad Reza, M.Biomed, CHMC, AIFO-K, Sp.A, Subsp, Neo.(K). membahas konsep utama dalam perawatan bayi prematur. Palam penjelasannya bahwa bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Perawatan mereka membutuhkan perhatian khusus terhadap kebutuhan perkembangan dan pemantauan kesehatannya.
Usia koreksi dihitung dengan mengurangi jumlah minggu prematur dari usia kronologis. Contohnya, jika bayi lahir di usia 32 minggu dan kini berusia 5 bulan, usia koreksinya adalah 5 bulan dikurangi 8 minggu (2 bulan), sehingga usia koreksinya adalah 3 bulan. Menyusui sangat penting bagi bayi prematur karena daya tahan tubuh mereka yang masih rendah. ASI ibu mengandung nutrisi dan antibodi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Bayi prematur membutuhkan asupan kalori dan protein tinggi untuk mendukung pertumbuhan yang cepat. Human Milk Fortifier (HMF) dapat ditambahkan ke ASI untuk meningkatkan nilai gizinya. Pemantauan berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala secara rutin sangat penting untuk memastikan bahwa bayi tumbuh dengan baik. Pertumbuhan harus dicatat dan dibandingkan dengan grafik pertumbuhan standar untuk bayi prematur.
Kontak Kulit ke Kulit (Kangaroo Mother Care), Metode ini melibatkan menggendong bayi secara langsung di atas kulit orang tua, yang membantu mengatur suhu tubuh bayi, memperkuat ikatan emosional, dan meningkatkan keberhasilan menyusui. Bayi prematur mungkin mengalami keterlambatan perkembangan karena kelahiran dini. Penting untuk memberikan stimulasi dan dukungan yang sesuai untuk mendorong perkembangan mereka.
Adapun intervensi gizi sejak dini sangat penting untuk mencegah stunting, yang dapat berdampak jangka panjang terhadap perkembangan kognitif dan fisik anak. Pemantauan dan pemenuhan kebutuhan gizi sejak lahir sangatlah krusial. Karenanya memberikan edukasi kepada orang tua tentang perawatan bayi prematur, termasuk pemberian makan, pemantauan pertumbuhan, dan pengenalan tanda-tanda bahaya sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan bayi.
Penting untuk memanfaatkan sumber daya medis yang tersedia, seperti buku panduan dan pedoman khusus untuk perawatan bayi prematur, agar tenaga kesehatan dan orang tua memiliki pengetahuan dan kesiapan yang memadai. "Aspek-aspek penting dalam perawatan bayi prematur, dengan penekanan pada gizi, pemantauan, dan keterlibatan orang tua dalam proses tumbuh kembang bayi," jelasnya.
Konsep utama dalam perawatan bayi prematur diantaranya untuk bayi di bawah usia kehamilan 34 minggu dan berat kurang dari 2 kg, pertambahan berat badan harus dipantau sebanyak 15–20 gram per kilogram per hari. Untuk bayi di atas 34 minggu dan berat lebih dari 2 kg, target pertambahan berat adalah 25–30 gram per hari.
"Pertumbuhan harus dicatat menggunakan kurva pertumbuhan yang sesuai, seperti kurva Fenton untuk bayi prematur, dan diperbarui ke kurva KIA setelah bayi mencapai usia 40 minggu dan memenuhi kriteria panjang badan," imbuhnya.
Bayi prematur sebaiknya tidak diberikan makanan padat hingga mencapai usia koreksi 6 bulan, dan bila dilakukan lebih awal harus dalam pengawasan tenaga medis. Penggunaan susu formula tinggi protein (High-Protein Formula/HMF) disarankan untuk bayi yang tidak mengalami kenaikan berat badan yang cukup, dengan kebutuhan kalori khusus dihitung berdasarkan berat badan bayi.
Pemeriksaan rutin untuk kondisi seperti retinopati prematuritas (ROP) dan hipotiroidisme kongenital harus dilakukan dalam beberapa minggu pertama kehidupan. Orang tua harus diberi edukasi untuk mengenali tanda-tanda bahaya pada bayi seperti kuning (jaundice) ataukesulitan menyusu, serta mengetahui kapan harus mencari bantuan medis.
Orang tua didorong untuk aktif terlibat dalam perawatan bayi dengan mendokumentasikan tonggak perkembangan dan pertumbuhan di buku KIA, yang penting untuk penilaian kesehatan berkelanjutan. Dukungan emosional dan edukasi bagi orang tua sangat penting karena mereka berperan besar dalam perkembangan dan kesejahteraan bayi. Bayi dapat dipulangkan dari fasilitas kesehatan ketika dalam kondisi stabil, biasanya setelah berat badan lebih dari 1800 gram dan usia kehamilan minimal 34 minggu.
Terdapat anggapan keliru bahwa bayi prematur tidak boleh dimandikan atau harus menggunakan praktik tradisional seperti gurita (kain lilit). Praktik modern menganjurkan kebersihan dan perawatan yang tepat tanpa bergantung pada metode usang tersebut. Pemantauan lanjutan secara terus-menerus sangat penting, dengan pemeriksaan rutin untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan, memastikan bahwa masalah potensial ditangani secara cepat. (*/hla/why)




Share to
 (lp).jpg)