158 Rumah Tidak Layak Huni di Jember Direhab, Gubernur Khofifah Kunjungi 3 Unit yang Rampung

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Sabtu, 13 Sep 2025 17:38 WIB

158 Rumah Tidak Layak Huni di Jember Direhab, Gubernur Khofifah Kunjungi 3 Unit yang Rampung

RUTILAHU: Gubernur Khofifah bersama Bupati Jember Muhammad Fawait dan Dandim 0824 Jember Letkol Arm Indra Andriansyah saat penyerahan bantuan program Rutilahu di Kecamatan Ajung, Jember.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Program renovasi rumah tidak layak huni (Rutilahu) terus digencarkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Kodam V/Brawijaya. Tahun ini, sebanyak 1.900 unit rumah di 12 kabupaten masuk daftar penerima manfaat. Dari jumlah itu, Kabupaten Jember mendapat jatah 158 rumah.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut, program ini dirancang untuk menjawab kebutuhan dasar masyarakat, khususnya hunian layak. “Rumah yang tadinya tidak layak huni, kita renovasi agar bisa menjadi tempat tinggal yang sehat dan layak,” ujarnya, Sabtu (13/9/2025) sore saat meninjau rumah hasil program rutilahu di Kecamatan Ajung, Jember.

Gubernur Khofifah menjelaskan, dari total alokasi di Jember, tiga rumah sudah tuntas renovasi. Sisanya masih dalam tahap pengerjaan. Ia menegaskan, program Rutilahu bukan sekadar proyek tahunan, melainkan bagian dari komitmen jangka panjang pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Program Rutilahu sendiri sudah berjalan sejak satu dekade lalu. Empat tahun pertama diinisiasi pada masa Gubernur Soekarwo (Pakde Karwo), dan kini memasuki tahun ke-6 pada periode kepemimpinan Khofifah. “Ini berkelanjutan, dan setiap tahun kita maksimalkan dengan dukungan pemerintah kabupaten,” katanya.

Selain Pemprov Jatim, jajaran TNI juga dilibatkan langsung dalam pelaksanaan program ini. Pangdam V/Brawijaya menugaskan para dandim di daerah untuk mendampingi dan memastikan renovasi berjalan sesuai target. “Kalau masih ada warga yang membutuhkan, bisa diidentifikasi. Nanti pintu masuknya tetap melalui Pangdam,” tutur Khofifah.

Program Rutilahu diyakini tidak hanya berdampak pada peningkatan kualitas hidup, tetapi juga memperkuat rasa aman serta layak bagi masyarakat kurang mampu.

Sementara, salah satu penerima program, Asmawati (51) mengaku sangat terbantu dengan program Rutilahu. Pasalnya, rumah tersebut dulunya tidak laya huni bahkan saat musim penghujan selalu mengalami kebocoran.

Bahkan, kata dia, rumahnya dahulu hanya memiliki ruang tamu, satu kamar tidur dan tanpa kamar mandi serta beralaskan tanah.

"Saya makasih yang banyak rumah saya sudah di kramik. Dulu kalau hujan pasti bocor. Sekarang saya punya tiga kamar dan kamar mandi," katanya penuh haru.

Asmawati merupakan satu dari tiga penerima manfaat program Rutilahu. Ia hidup dengan suami serta satu anaknya.  Sehari-hari perempuan 51 tahun itu bekerja menjaga warung milik tetangganya, sementara suaminya bekerja serabutan.

"Anak saya tiga, yang dua sudah berkeluarga, tinggal satu yang tinggal disini sama saya. Sekali lagi terima kasih," tuturnya. (dsm/why)


Share to