JEMBER, TADATODAYS.COM - Keberadaan Puskesmas Pembantu (Pustu) Tegal Boto di Jalan Bengawan Solo, Sumbersari, Jember, tampak memprihatinkan. Fasilitas kesehatan itu tampak sepi, tak terawat, dan seperti tak berfungsi.

Dari luar, rumput liar dibiarkan tumbuh tinggi, cat bangunan mengelupas, dan perabotan terlihat usang. Situasi ini menimbulkan kesan bahwa bangunan tersebut tak lagi aktif.

Kesan itu turut dirasakan warga sekitar. Dodie Siswanto, salah satu warga, mengaku ragu apakah Pustu tersebut masih memberikan layanan kesehatan. “Saya tiap hari lewat sini, saya lihat pagarnya selalu ditutup, sepertinya sudah tak beroperasi,” ujarnya, Jumat (11/4/2025).

Dia bahkan lebih memilih pergi ke puskesmas atau apotek karena kondisi fisik bangunan yang tidak meyakinkan. “Kalau tempatnya bagus kan enak tinggal nyebrang. Tapi kalau seperti tidak aktif, ya mending ke tempat lain,” sambungnya.

Kondisi yang dialami Pustu Tegal Boto ternyata bukan kasus tunggal di Kabupaten Jember. Pelaksana Harian (PLH) Kepala Dinas Kesehatan Jember dr. Koeshar Yudyarto membenarkan hal itu.

Dia mengungkapkan bahwa dari total 131 Pustu yang tersebar di berbagai wilayah, hanya 62 yang tercatat dalam kondisi baik. Sementara sisanya mengalami kerusakan ringan (32 unit), rusak sedang (27 unit), dan bahkan 10 unit rusak total.

 “Pustu yang perlu rehabilitasi sedang dan berat jumlahnya ada 59 unit. Saat ini kami masih mengusulkan anggaran rehabilitasi melalui Komdat Kemenkes untuk tahun 2026 hingga 2029,” jelasnya.

Tak hanya soal kondisi fisik, kata dia, Jember juga masih kekurangan Pustu secara kuantitas. Dokter Koeshar menyebut, setidaknya ada 117 desa yang belum memiliki Pustu dan masih membutuhkan pembangunan baru agar pelayanan kesehatan dasar lebih merata.

Sementara itu, untuk tahun ini, Dinkes Jember telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,08 miliar untuk membangun tiga Pustu baru di wilayah Desa Yosorati Kecamatan Sumberbaru, Bangsalsari, dan Desa Bagon Kecamatan Puger. "Dengan alokasi Masing-masing lokasi mendapat anggaran senilai Rp 696 juta," katanya. (dsm/why)