Ada Kampung Bonsai di Tegalboto, Jember

Andi Saputra
Andi Saputra

Wednesday, 22 Sep 2021 12:49 WIB

Ada Kampung Bonsai di Tegalboto, Jember

GALERI: Koleksi bonsai karya para anggota JBC didisplay di tempat khusus yang menjadi galeri JBC.

BAGI anda yang termasuk penggemar tanaman bonsai, tidak salah bila singgah di kampung Tegalboto Kidul,  Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.  Warga RT 2 dan 3 di RW 35 kelurahan tersebut banyak yang membuat bonsai.  

Jadi, bila masuk kampung tersebut, anda akan mendapati pemandangan banyak rumah warga yang halamannya menjadi tempat display beraneka jenis bonsai. Selain untuk kesenangan sendiri, bonsai-bonsai cantik dari berbagai jenis pohon itu juga dijual. Jadi, anda bisa berbelanja bonsai sepuasnya di kampung sentra bonsai di Tegalboto Kidul ini.  

Warga kampung Tegalboto Kidul serius menjadikan tanaman bonsai sebagai ikon kampungnya,  sekaligus pengikat relasi sosial antar-warga. Sebagai wujudnya, para penghobi bonsai di kampung itu sudah memiliki komunitas yang diberi nama JBC (Jember Bonsai Community). Melalui komunitas JBC, mereka belajar dan beraktivitas bersama agar kualitas produk bonsainya terus meningkat, hingga kelak memiliki nilai estetika dan nilai jual lebih tinggi.  

Agus Prajitno (55) yang dipercaya menjadi ketua JBC, saat ditemui pada Jumat (3/9/21) menuturkan bahwa mulanya warga kampung Tegalboto Kidul ini gemar memancing di Kali Bedadung. Di sela memancing di kali yang mengalir di belakang kampungnya itu, warga biasa menemukan bibit bonsai. Nah, bibit bonsai yang diistilahkan sebagai “bonsai barangkali” itu kemudian dibawa pulang dan dirawat.

Kesenangan ini kemudian berlanjut dan dilakukan banyak orang. Akhirnya semakin banyak orang yang jadi suka membonsai. Berbekal kesamaan kesukaan ini kemudian mereka membentuk Jember Bonsai Community.  “Awalnya pakai nama Tegalboto Bonsai Community. Lalu karena yang berminat berkomunitas tidak hanya dari  Tegalboto, kami berganti nama menjadi Jember Bonsai Community,” ujar Agus yang Jumat itu menemui  Tadatodays.com di galer bersama JBC.

Menurut Agus, baru pada 22 Juli 2021 lalu Jember Bonsai Community diresmikan. Anggotanya ada 21 orang.  Selain para pemuda dan warga RW 35 Kelurahan Sumbersari, ada pula pebonsai dari kelurahan lain yang ikut bergabung dengan komunitas JBC.

Dalam pandangan Agus Prajitno, anggota komunitas JBC masih merupakan pebonsai pemula, meskipun sebenarnya sebelum ada komunitas, ada dari mereka yang sudah mampu menjual produk bonsainya. Karena itu, keberadaan komunitas ini adalah untuk menjadi jembatan atau fasilitasi agar kemampuan para anggota dalam membonsai semakin naik level. “Intinya, belajar Bersama-sama melalui komunitas ini,” kata Agus.  

Komunitas JBC juga punya angan-angan memiliki event sendiri untuk menguatkan ikon kampung bonsai. Bila kondisinya sudah memungkinkan, mereka bertekad menggelar Sunday Market atau Pasar Minggu sebagai momen display bonsai di kampungnya. “Tempatnya ya di sepanjang jalan depan rumah-rumah warga itu. Kalau kondisinya sudah memungkinkan, kami akan laksanakan itu Sunday Market,” terang Agus.  

tidak salah bila Agus Prajitno didapuk menjadi ketua JBC. Sebab, dalam urusan bonsai, Agus memang sudah senior. Agus Prajitno menggeluti dunia bonsai sejak tahun 1985. Pada 2017, Agus bahkan pernah ikut forum diskusi SBI (Seniman Bonsai Indonesia).  

BERAKTIVITAS: Aktivitas Jember Bonsai Club. Dari membibit, memproduksi pupuk, membonsai, hingga menanam pohon di tepi Kali Bedadung.

Maka, di JBC Agus tidak hanya menjadi ketua, tetapi juga menjadi ekspertis. Dia menularkan pengetahuan dan kemampuannya membonsai kepada para anggota komunitas. Selain itu, agus juga menularkan prinsip konservasi lingkungan kepada para anggotanya. Sebab, mereka banyak mengambil bibit bonsai di area sungai. Maka, komunitas JBC juga diajak untuk sering menanam ulang di area sungai, agar ekosistem tetap terjaga.

“Jadi kami tetap mengedukasi penghobi bonsai agar tetap memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Selain gerakan menanam, edukasi penting lainnya ialah tidak mengambil bibit bonsai di lokasi-lokasi rawan,” tutur Agus dengan lalu-lalang anggota JBC di sekitarnya.  

Tentang bonsai, agus menyatakan ada dua jenis. Pertama, bonsai pribadi, di mana gaya dan jenis pohonnya bebas. Disebut bonsai pribadi karena sangat tergantung pada kesenangan masing-masing pebonsai. Jenis kedua ialah bonsai kontes. Untuk bonsai kontes, ada banyak aspek yang menjadi ukurannya. “Salah satunya adalah faktor kematangan,” jelas Agus.

Di komunitas JBC, kata Agus, para anggota diajak belajar bareng agar kualitas bonsainya meningkat. Kelak, kesenangan membonsai ini mampu memberi nilai tambah secara ekonomi.

Dalam hemat Agus, minat warga Jember pada tanaman bonsai sudah baik, meskipun belum sampai ke level seni bonsai.  Selain itu, jember juga punya potensi besar memiliki bonsai lokal yang khas, yaitu jenis stiggy dari Nusabarong, Puger.  “Kami juga berharap Jember bisa menjadi Kota Bonsai,” kata Agus.

Sementara, sebagai wujud keseriusan warga kampung Tegalboto Kidul membangun Kampung Bonsai, saat ini mereka sudah memiliki galeri sendiri. Galeri tersebut berupa sebuah tanah kosong milik warga yang dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul, beraktivitas bareng, sekaligus tempat mendisplay sebagian bonsai milik para anggota.

Di galeri JBC itu, para anggota beraktivitas melakukan pembibitan, membuat media tanam dan pupuk, hingga budidaya tanaman hias. Di galeri itu pula, para anggota JBC berdiskusi dan belajar treatmen bonsai. Adapun  treatmen bonsai yang dimaksud ialah proning, grounding, hingga pengawatan.  

“Jadi di sini kami beraktivitas bersama. Mulai dari membonsai, membibit, memproduksi media tanam, pupuk organik, maupun budidaya tanaman hias,” kata Agus dalam perbincangan jenak dengan Tadatodays.com, tak jauh dari pohon durian di galeri tersebut. 

Bila ada bonsai milik anggota yang terjual di galeri, sudah ada kesepakatan adanya potongan 10 persen yang akan dimasukkan kas komunitas. Dana itu nantinya akan digunakan sepenuhnya untuk pengembangan komunitas,” kata Agus.

Di kampung bonsai yang dimotori komunitas JBC ini anda bisa menemukan berbagai jenis bonsai. Anggota JBC bernama Toni misalnya, lebih memilih bonsai jenis mame dan sito. Mame adalah bonsai dengan ukuran 5 - 10 centimeter. Sedangkan bonsai sito ukurannya lebih kecil lagi, yaitu 0 – 5 centimeter. Pohon sancang yang dijadikan bonsai mame dan sito oleh Toni sudah dijual ke banyak daerah luar jawa.  

Toni yang rutin melakukan promosi bonsai JBC melalui siaran live di platform sosial media, mengaku bonsai mame dan sito miliknya banyak laku di luar Jawa. Namun, proses membonsai butuh waktu tidak sebentar. Maka, ia baru melepas bonsainya bila persediannya benar-benar seimbang dengan bibit yang disiapkan.

Nah, komunitas JBC di kampung Tegalboto Kidul ini juga menjadi tempat anak-anak muda setempat menjalani aktivitas positif. Sebut saja Reza dan Joni. Mereka mengaku mendapat banyak manfaat dari mengikuti kegiatan JBC. 

Reza mengaku baru mengikuti kegiatan JBC. Ia senang, karena kegiatan komunitas ini sejalan dengan bidang keilmuannya sebagai mahasiswa fakultas pertanian. Sedangkan Joni mengaku sudah cukup lama punya hobi membonsai. Pemuda berambut gondrong ini jadi makin semangat dengan adanya komunitas JBC. “Harapannya, ada lebih banyak event pameran bonsai di Jember,” kata Joni.  

Walau masih baru terbentuk, pergerakan komunitas JBC terbilang nyata. Mereka sudah memiliki tim sosial media yang bertugas khusus mempromosikan produk-produk bonsainya. Bahkan komunitas ini punya studio khusus untuk mempromosikan produk bonsai melalui live Instagram.  

Lalu sebagai wujud keseriusan JBC pada kelestarian lingkungan, komuitas ini rutin melakukan penanaman di Kali Bedadung. Seperti yang dilakukan pada Jumat sore itu, komunitas JBC menanam beberapa bibit pohon murbei di tepi Kali Bedadung.

Nah, bila tertarik dengan dunia bonsai, anda bisa datang langsung ke kampung Tegalboto Kidul, yang berada tidak jauh dari gedung DPRD Kabupaten Jember. Anda bisa menemukan bonsai jenis serut, stiggy, jerukan, ileng-ileng, dan masih banyak lagi jenis bonsai lokal. (as/why)


Share to