Adu Gagasan di Debat Pilkada Jember, Jumlah Anak Putus Sekolah Jadi Sorotan

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Sunday, 27 Oct 2024 06:14 WIB

Adu Gagasan di Debat Pilkada Jember, Jumlah Anak Putus Sekolah Jadi Sorotan

DEBAT: Calon wakil bupati paslon 01 MB Firjaun Barlaman dan calon wakil bupati paslon 02 Djoko Susanto.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Debat perdana Pilbup Jember 2024 digelar Sabtu (26/10/2024) malam. Kedua pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati saling adu gagasan terhadap berbagai isu yang telah disiapkan oleh tim perumus. Salah satunya soal jumlah Anak Putus Sekolah (ATS) di Jember.

Calon wakil bupati paslon 02 Djoko Susanto mempertanyakan terkait bagaimana paslon 01 dalam peningkatan lama sekolah bagi masyarakat terlebih dengan banyaknya jumlah pesantren yang ada di Jember.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jember 2023, rata-rata lama sekolah di Jember dalah 13,49 persen, dan rata-rata lama sekolah sebesar 6,01 persen. Angka itu masih kalah dengan kabupaten Bondowoso dan Lumajang.

"Dibandingkan daerah yang APBD-nya di bawah Jember, angka lama sekolah kita masih di bawah Bondowoso dan Lumajang. Kemudian bagaimana pemerintah harus mampu untuk meningkatkan lama sekolah dengan banyaknya jumlah pesantren yang ada di Jember," katanya.

Adanya pondok pesantren, kata dia, memiliki peranan strategis di Jember. Dengan jumlahnya yang melebihi jumlah rata-rata desa yang ada. Hal tersebut dinilai istimewa dan mesti terus didorong keberlanjutannya. Djoko menyebut bakal memberi beasiswa khusus bagi santri.

"Saya dan Gus Fawait berkomitmen memberikan beasiswa santri untuk mengoptimalkan peran pesantren dalam rangka mendorong peningkatan capaian rata-rata lama sekolah di Jember," urainya.

Sementara, menanggapi hal tersebut, calon wakil bupati paslon 01 MB Balya Firjaun Barlaman mengungkapkan, faktor penyebab banyaknya ATS di Jember sangatlah beragam. Diantaranya, kemiskinan, keinginan pribadi anak yang tidak mau sekolah, serta pembangunan infrasturktur.

"Nantinya, bagi anak yang memang ingin bekerja akan kami bekali lifeskill. Dan perbandingan dengan kabupaten sebelah yang jumlah penduduknya berbeda, itu sangat tidak apple to apple," ungkapnya.

Terkait pemberdayaan pesantren, lanjut Gus Firjaun, lebih khusus mendalami ilmu agama. Pihaknya berkeinginan membawa intertaint dan pengusaha di pesantren agar mekiliki kemampuan untuk peningkatan pendidikan.

"Untuk dapat mencapainya, ilmu itu penting. Bagaimana kemudian mendorong warga Jember untuk tidak berhenti dalam belajar," katanya. (dsm/why)


Share to