Air Mata Bahagia Nur Siti, Penjahit asal Tanggul, Bantuan Kaki Palsu Membuatnya Bisa Melangkah

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Friday, 05 Sep 2025 16:19 WIB

Air Mata Bahagia Nur Siti, Penjahit asal Tanggul, Bantuan Kaki Palsu Membuatnya Bisa Melangkah

BANTUAN: Nur Siti, warga asal Tanggul Jember, salah satu penerima bantuan kaki palsu.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Tangis haru pecah di ruang pelayanan RSUD dr Soebandi Jember, Jumat (5/9/2025). Nur Siti (38), tak mampu membendung air matanya saat tim medis mengukur kaki kirinya. Perempuan asal Kecamatan Tanggul itu akhirnya merasakan harapan yang dulu sempat redup yakni berjalan tanpa tongkat berkat bantuan kaki palsu.

“Alhamdulillah, akhirnya bisa kerja kayak biasanya,” ucapnya dengan suara bergetar, sambil mengusap sudut matanya, pada Jumat (5/9/2025) sore.

Sejak lahir, Nur Siti tak pernah bisa berjalan normal. Ia tumbuh bersama tongkat yang setia menemaninya. “Mulai bayi sudah pakai tongkat. Belajar jalan pun begitu,” tuturnya lirih.

 

Keterbatasan itu membatasi ruang geraknya, meski demikian ia tak menyerah pada keadaan. Nur Siti menekuni keterampilan menjahit, namun selalu kesulitan berpindah tempat. “Kalau mau kerja itu susah. Harus pakai tongkat ke mana-mana,” katanya.

Program bantuan kaki palsu sudah lama ia dengar. Namun, berkali-kali didata, tak ada tindak lanjut. “Sering didata, tapi nggak ada kabar. Sampai males fotokopi KTP sama KK,” ujarnya.

Kesempatan baru datang saat ada pendataan di kanal Wadul Gus'e. Dari sekian nama, justru ia yang dipilih. “Di Tanggul itu banyak yang didata, tapi yang dipilih cuma satu orang. Alhamdulillah saya yang dipilih,” ucapnya, kali ini dengan senyum yang bercampur isak.

Bukan pertama kalinya ia memakai kaki palsu. Dulu, saudara-saudaranya pernah patungan untuk membelikan. Namun, kualitasnya rendah dan cepat rusak. “Dulu pernah dibelikan kaki palsu, tapi nggak awet. Sekarang dapat lagi, lebih bagus,” jelasnya.

Kini, dengan bantuan dari pemerintah, Nur Siti merasa mendapatkan langkah kedua dalam hidupnya. “Bermanfaat banget buat saya. Soalnya kerja saya menjahit. Kalau ada kaki palsu, bisa lebih mudah,” tambahnya.

Meski hidup penuh keterbatasan, Nur Siti punya mimpi sederhana: membuka usaha jahit di rumah. Namun, rasa minder kerap menghentikannya. “Dulu pengen buka usaha, tapi nggak berani. Rasanya minder,” ujarnya pelan.

Dengan kaki palsu baru ini, ia merasa lebih percaya diri. “Yang penting sekarang bisa kerja seperti biasa. Insyaallah ke depan bisa buka usaha sendiri,” ucapnya dengan nada penuh harap.

Nur Siti adalah satu dari puluhan warga Jember dan sekitarnya yang menerima bantuan kaki palsu tahun ini. Program tersebut ditargetkan menyasar 42 penerima, dengan seluruh proses pengukuran dilakukan di RSUD dr. Soebandi.

Di antara antrean pasien lain, Nur Siti meneteskan air mata bahagia. Baginya, kaki palsu bukan sekadar alat medis, tetapi simbol kesempatan baru. “Ini bukan hanya kaki palsu, Mas. Tapi jalan baru buat saya,” tuturnya mantap. (dsm/why)


Share to