Aksi Kamisan Jember Usung Tema “September Hitam”

Iqbal Al Fardi
Iqbal Al Fardi

Thursday, 22 Sep 2022 19:59 WIB

Aksi Kamisan Jember Usung Tema “September Hitam”

KAMISAN: Aksi Kamisan Jember kembali yang sempat vakum dua tahun, kembali digelar di Alun-alun Kabupaten Jember, Kamis (22/9/2022) dengan mengusung tema “September Hitam”.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Aksi Kamisan Jember yang sempat vakum dua tahun, kembali digelar di Alun-alun Kabupaten Jember. Dalam Aksi Kamisan, Kamis (22/9/2022) mengusung tema “September Hitam”.

Aksi Kamisan yang digelar dan diinisiasi kembali oleh mahasiswa Jember ini bertajuk “September Hitam” berlangsung dari pukul 15.30 hingga 17.30. Dalam tema tersebut, mereka mencoba mengingat kembali tragedi-tragedi yang terjadi di September.

Sebelum aksi tersebut digelar, mereka membentuk lingkaran. Para partisipan mengenakan pakaian hitam seperti Aksi Kamisan lainnya. Tak lupa beberapa payung hitam bertuliskan “JANGAN DIAM, LAWAN!” dibawa sebagai simbol perlawanan mereka.

Selanjutnya, beberapa mahasiswa berorasi menggunakan megaphone terkait isu Hak Azasi Manusia (HAM) yang berkaitan dengan tragedi-tragedi sebelumnya. Tak hanya itu, beberapa juga turut membawakan lagu, puisi dan musikalisasi puisi.

Di belakang aksi, tiga orang melentangkan kain bertuliskan “Aksi Kamisan Jember”. Hal itu dilakukan agar masyarakat paham bahwa ada giat Aksi Kamisan yang digelar saat itu.

Para partisipan tidak hanya berasal dari Kabupaten Jember. Ada juga yang berasal dari Kalimantan dan Kabupaten Probolinggo.

Koordinator Umum Aksi Kamisan Jember Titania Elsa Eka Hikmatullah menjelaskan bahwa terakhir kali Aksi Kamisan Jember digelar di tahun 2020 sebanyak empat kali. Namun, melihat sedikitnya partisipasi akhinya sempat vakum selama dua tahun. “Dua tahun vakum karna partisipasinya sedikit,” jelasnya.

Adapun elemen yang tergabung dalam Aksi Kamisan kali ini, menurut Elsa, ialah Amnesti, Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Dewan Kota Jember, Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA), Kader Hijau Muhammadiyah (KHM), dan organ lainnya. “Selain organisasi, juga ada partisipan umum,” kata Elsa yang juga menjabat sebagai Sekjen PPMI DK Jember.

Lalu, Elsa menjelaskan bahwa di tema kali ini pihaknya mencoba merefleksikan kembali tragedi yang terjadi di September. Di antaranya ialah tragedi di tahun 1965, Tanjung Priok, Munir, dan yang terbaru ialah #ReformasiDikorupsi. “Kami berusaha merefleksikan kembali tragedi yang terjadi di September seperti 1965, Tanjung Priok, Munir dan Reformasi Dikorupsi,” ungkapnya.

Terkait isu lokal sendiri, lanjutnya, ialah mengenai perampasan tanah. “Kalau isu lokalnya mengenai perampasan tanah sih. Tidak mendetail,” kata Elsa.

Nantinya, pihaknya akan mengadakan Aksi Kamisan tersebut dua minggu sekali. Pertimbangannya ialah yang tergabung dan yang menginisiasi aksi tersebut masih kalangan mahasiswa. Namun, aksi tersebut bukan hanya untuk mahasiswa, masyarakat umum juga boleh terlibat. “Masyarakat umum juga bisa terlibat, kok,” ujarnya. (iaf/why)


Share to