Aliansi Anak Bangsa Jember Demo Tolak RUU HIP dan Cipta Kerja

Andi Saputra
Andi Saputra

Monday, 03 Aug 2020 21:24 WIB

Aliansi Anak Bangsa Jember Demo Tolak RUU HIP dan Cipta Kerja

SUARAKAN ASPIRASI: Ratusan massa aksi penolakan RUU HIP dan RUU Cipta Kerja menuntut DPR peka terhadap tuntutan rakyat. Mereka meminta dua RUU yang sensitif tersebut tak dibahas.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Ratusan massa di Kabupaten Jember menggelar demonstrasi menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) dan Omnibus Law atau Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker) di bundaran DPRD Jember pada, Senin (3/8/2020).

Dari pantauan tadatodays.com, massa dari Front Pembela Islam (FPI), Rumah Aspirasi Jember (Raje), dan Serikat Buruh Muslimin Indoesia (Saburmusi) yang tergabung dalam Aliansi Anak Bangsa itu, mulai memadati bundaran DPRD Jember sekitar pukul 09.30 WIB.

Mereka membawa sejumlah atribut aksi seperti bendera, poster, dan spanduk yang bertuliskan “Selamatkan NKRI dan Pancasila dari Faham Komunis” serta "Cabut RUU HIP Dan RUU Omnibuslaw".

Di atas mobil komando mereka berorasi menyuarakan tuntutannya, agar DPR RI tegas dan segera mencabut RUU HIP dari prolegnas. Termasuk RUU Ciptaker.  Salah seorang orator menyatakan sikap siap perang apabila RUU HIP benar-benar disahkan. Karena, pihaknya menilai RUU HIP sebagai keran pembuka faham komunisme.

Di sela aksi, koordinator lapangan Bahrain Ali pada tadatodays.com mengaku jika aksi yang ia pimpin bukan aksi politis. Namun aksi panggilan hati nurani rakyat yang kawatir faham komunisme akan bangkit melalui RUU HIP. Karena itu, RUU tersebut harus segera dicabut.

“Pancasila itu sudah finish, Ketuhanan yang Maha Esa, akan dirubah menjadi Ketuhanan yang berkebudayaan itu kami tidak terima. Karena sila kesatu itu, wahdaniyah bagi kami. jadi jangan dirubah-rubah lagi,” paparnya berapi-api.

Aktivis FPI asal Kecamatan Bangsal itu, menyebut upaya pemerintah yang mengganti nama RUU HIP menjadi RUU Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) hanya upaya mengelabuhi rakyat. Sebab, secara isi muapun substansi menurutnya sama seperti sebelumnya.

Selain itu, sebagai ormas penggerak agama, ia meminta agar pemerintah kembali memprioritaskan pelajaran sejarah dan agama di sekolah-sekolah.

Sementara, keterangan perihal penolakan RUU Ciptaker datang dari Ketua Samburmusi Jember Umar Faruk. Ia mengatakan RUU sapujagat itu, sangat tidak pro pada pekerja local. Alasan pemerintah yang mengatakan lapangan pekerjaan akan semakin luas melalui RUU Ciptaker, diyakininya sebagai dalih yang mengada-ngada.

“Niatan itu (membuka lapangan pekerjaan, Red) menurut saya mengada-ngada. Karena faktanya, saat ini banyak pekerja yang dirumahkan,” katanya. Setelah menggelar orasi, salawat, dan doa bersama sekitar pukul 12.30 WIB, massa membubarkan diri dengan teratur. (as/sp)


Share to