Atasi Sampah, Paslon Amanah Tawarkan Tossa per RW hingga Aktivasi Bank Sampah
Alvi Warda
Friday, 22 Nov 2024 12:08 WIB
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Persoalan sampah di Kota Probolinggo menjadi juga sorotan pasangan calon wali kota Dokter Aminuddin dan calon wakil wali kota Ina Buchori. Paslon nomor urut 3 dalam Pilwali Kota Probolinggo 2024 ini memiliki program sati tossa (kendaraan roda tiga) untuk satu RW.
Paslon berjuluk “Amanah” ini menekankan pentingnya mewujudkan Kota Probolinggo sebagai kota bersih dan tertata. Dalam debat publik ketiga, Kamis (21/11/2024) malam, mereka memperkenalkan program unggulan bertajuk “Kota Probolinggo Bersolek”.
“Melalui program ini (Kota Probolinggo Bersolek, red), kami ingin mengembalikan keindahan Kota Probolinggo yang bersih, tertata, dan penuh dengan taman, seperti yang pernah menjadi ciri khasnya,” ujar Dokter Aminuddin.
Paslon Amanah berkomitmen menggalakkan penataan taman secara masif dengan menanam pohon dan tanaman hias di berbagai taman. Namun, sebelum melangkah ke tahap itu, mereka akan memprioritaskan pengelolaan sampah yang menjadi persoalan utama kota. “Kalau sampah tidak dikelola dengan baik, lingkungan akan menjadi kotor. Ini bukan kondisi yang kita inginkan,” tegas Dokter Aminuddin.
Tosa Sampah untuk Setiap RW
Sebagai solusi konkret, Paslon Amanah berencana menyediakan kendaraan pengangkut sampah jenis tossa untuk setiap RW di Kota Probolinggo. Dengan adanya tosa ini, warga akan lebih mudah membawa sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
“Kami akan memberikan satu RW satu tossa sampah agar lingkungan di setiap RW bersih dan tertata,” kata Dokter Aminuddin.
Aktivasi Bank Sampah
Selain tossa sampah, Paslon Amanah juga berkomitmen menghidupkan kembali bank sampah di Kota Probolinggo. Bank sampah adalah sistem pengelolaan sampah kering yang dipilah dan dikelola seperti perbankan, di mana masyarakat dapat menabung sampah yang memiliki nilai ekonomi.
“Selama ini, hanya segelintir bank sampah yang masih aktif. Kami akan membangkitkan kembali fungsinya agar menjadi tempat pengelolaan sampah yang produktif,” ujar Dokter Aminuddin.
Melalui bank sampah, warga yang berpartisipasi—yang disebut sebagai nasabah—akan memiliki buku tabungan. Mereka dapat menukar sampah dengan uang atau meminjam uang yang dikembalikan dalam bentuk sampah bernilai sepadan.
Dampak Ekonomi dan Lingkungan
Jika bank sampah dikelola secara maksimal, menurut Dokter Aminuddin, masyarakat tidak hanya dapat memilah sampah dengan lebih baik, tetapi juga mendapatkan tambahan penghasilan dari sampah yang dijual.
Hal ini sejalan dengan pandangan Isra Darma, Direktur Utama PT Bio Konversi Indonesia. Ia menyebut bahwa 70 persen sampah organik di Indonesia bisa diolah menjadi produk bernilai tambah, seperti pupuk organik, melalui proses biokonversi.
Paslon Amanah optimistis, dengan program Kota Probolinggo Bersolek, kota Probolinggo akan menjadi lebih bersih, tertata, dan berdaya secara ekonomi. (*/alv/why)
Share to