Bagi-Bagi Uang Berstiker Paslon di Wonoasih, Bawaslu Belum Bisa Nyatakan Pidana
Alvi Warda
Monday, 25 Nov 2024 19:47 WIB
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Masa tenang Pilkada Kota Probolinggo 2024 diwarnai insiden money politics. Ada dua pria kepergok bagi-bagi uang dengan stiker pasangan calon (paslon), Minggu (24/11/2024) malam. Atas kejadian ini, Bawaslu Kota Probolinggo belum menyatakan sebagai tindak pidana.
Dua pria ini dicegat saat membagikan sejumlah amplop serta stiker pada seorang wanita dan direkam. Videonya kemudian menyebar. Dua pria itu terlihat mengenakan baju paslon 04 calon wali kota dan wakil wali kota Habib Hadi Zainal Abidin - Zainal Arifin.
Namun, mereka justru membagikan amplop dan stiker palson 03 calon wali kota dan wakil wali kota Dokter Aminuddin - Ina Buchori. Mereka kemudian dibawa ke Sekretariat Panwascam Wonoasih di Kantor Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo. Mereka ditanya, namun tidak menjawab. Alhasil, Panwascam Wonoasih membawanya ke Polres Probolinggo Kota.
Perlu diketahui, money politics termasuk tindak pidana sesuai undang-undang Pemilihan Pasal 187 (ayat 1) dan Pasal 187 (ayat 2). Dengan ancaman hukuman 36 bulan dan paling lama 72 bulan, dan denda paling sedikit Rp 200 juta hingga paling banyak mencapai Rp 1 miliar.
Bawaslu kemudian menggelar rapat Gakkumdu di Polres Probolinggo Kota. Rapat itu digelar tertutup sejak pukul 14.00 WIB - 17.15 WIB. Ada pula pihak Satuan Reskrim Polres Probolinggo Kota dan dua pemuda yang membagikan uang.
Saat ditemui usai rapat Ketua Bawaslu Kota Probolinggo Johan Dwi Angga menyampaikan belum bisa memberikan kesimpulan. "Belum bisa kami pastikan karena saat ini masih dalam tahap penyelidikan ya," ucapnya.
Menurutnya, ada 30 amplop yang dibawa oleh dua pemuda. Gakkumdu mengamankannya sebagai baranh bukti. "Per amplop berisi uang Rp. 100 ribu dengan stiker paslon nomer urut 3,"tuturnya.
Saat ditanya kronologi dan identitas dua pemuda, Johan menyampaikan belum bisa diumumkan. "Sebab, saat ini masih proses penyelidikan. Kami menerima laporan dan sekarang melakukan penyelidikan. Bawaslu masih mengklarifikasi dan belum selesai,"katanya.
Dua pemuda tersebut masih berstatus terduga pelaku. Bawaslu juga memeriksa hape serta saksi-saksi. "Total yang kami periksa ada enam orang," ujarnya.
Sementara, dalam proses rapat Gakkumdu ini, pendukung Habib Hadi mendatangi Polres Probolinggo Kota. Mereka berharap Bawaslu bisa memberikan keputusan yang adil.
Seperti yang dituturkan Eci, 27, asal Kelurahan Mayangan Kecamatan Mayangan. Dirinya merasa terluka karena paslon yang didukung ia sebut difitnah. "Itu pencemaran nama baik, dan saya yakin 100 persen, itu bukan orang habib," katanya.
Masyarakat menunggu Rapat Gakkumdu usai. Namun, sebelum usai mereka diminta pulang sebab Bawaslu belum memberikan keputusan.
Sementara itu, calon wali kota nomor urut 04 Hadi Zainal Abidin menyampaikan penyebar money politics itu mengelabui masyarakat dengan menggunakan kaos Handal Bersinar. "Jadi masyarakat berhati-hati ya," ujarnya.
Ia memastikan dua pemuda itu bukan termasuk tim pemenangannya. "Saya sudah bertanya pada dua pemuda, katanya disuruh seseorang yang bukan termasuk tim kami," ucapnya.
Habib Hadi berharap Bawaslu dapat mengusut tuntas fenomena money politics ini. "Dua pemuda ini korban ya, jadi harus diusut sesuai aturan," katanya.
Sedangkan calon wali kota nomor urut 03 Dokter Aminuddin juga menyangkal dua pemuda itu diarahkan oleh dirinya atau timnya. "Pak Tatang itu tidak termasuk tim kami ya. Itu aneh ya, dua pemuda itu pakai baju Handal tapi bagi-bagi stiker kami. Saya pastikan tidak ada instruksi dari kami," ujarnya.
Saat ditanya, apakah ada indikasi jebakan, Dokter Aminuddin menyampaikan akan menyerahkan pada Gakkumdu. "Intinya yang jelas itu bukan arahan kami, dan biarlah masyarakat menilai. Kita hormati proses penyelidikan di Gakkumdu. Saya tidak pernah menginstruksikan apapun. Saya santai-santai saja. Saya rasa masyarakat bisa menilai," ujarnya. (alv/why)
Share to