Batik Labako, Batik Tulis Khas Jember dari Desa Sumberpakem

Andi Saputra
Andi Saputra

Sabtu, 10 Jul 2021 18:34 WIB

Batik Labako, Batik Tulis Khas Jember dari Desa Sumberpakem

SURVIVE: Mawardi (kanan) menyanggah batik tulis Labako agar tetap mampu survive di masa pandemi.

KABUPATEN Jember juga memiliki batik tulis khas. Sentranya ada di Desa Sumberpakem, Kecamatan Sumberjambe. Di desa ini ada dua sentra batik yang eksis, yaitu Batik Labako dan Pakemsari. Sabtu (19/6/21) lalu, Tadatodays.com menyimak sentra Batik Labako.   

Labako merupakan sebuah nama tarian yang ada di Jember. Tarian ini menggambarkan aktivitas masyarakat mengolah tembakau, sebagai salah satu komoditi andalan Kabupaten Jember. Nama Labako ini kemudian diambil sebagai identitas salah satu batik tulis khas dari Kabupaten Jember. Batik Labako dipakai sebagai merek dagang oleh pengrajin batik yang berinduk pada UD Bintang Timur di Desa Sumberpakem. 

Produksi Batik Labako oleh UD Bintang Timur di Desa Sumberpakem dipimpin oleh Maward. Menurut Mawardi, Batik Labako sudah ditekuni turun-temurun. Dari neneknya, berlanjut ke ibunya di tahun 70-an sampai 90-an, dan kini diteruskan olehnya. “Jadi, saya ini generasi ketiga,” katanya.   

Mawardi mengaku baru di tahun 2000-an serius menekuni batik tulis Labako. Sebelumnya, ia menyebut dirinya bekerja di PTP. Tetapi, PTP versi Mawardi bukan PT Perkebunan. “PTP itu Pal Te Pepal,” kata Mawardi kemudian tertawa lebar. Pal te pepal adalah cara Mawardi berseloroh untuk menggambarkan pekerjaan serabutan yang ditekuninya sebelum fokus dengan Batik Labako.

Mawardi mengusung Batik Labako dengan karakter khas berupa motif daun tembakau. Selain itu, beberapa komoditi unggulan yang ada di Desa Sumberpakem dan Jember pada umumnya juga ikut diangkat. Di antaranya ialah kakao, kopi, dan durian. Namun, motif daun tembakau tetap dominan.

Setiap harinya, Batik Labako diproduksi di rumah kerja sekaligus Galeri Batik Labako milik Mawardi.  Mawardi menyebut ada sekitar 40 orang pembatik yang menjadi mitranya dalam memproduksi Batik Labako. Sebagian mereka setiap harinya bekerja di galeri. Sebagian lagi mengerjakan batik di rumahnya masing-masing.

Batik Labako pernah menjadi juara pertama lomba desain batik tingkat Kabupaten Jember yang diselenggarakan Tim Penggerak PKK Kabupaten Jember tahun 2015 – 2016.

Dalam satu bulan, ada sampai 200 lembar kain Batik Labako yang bisa diproduksi. Kapasitas produksi sangat tergantung pada tingkat kesulitan motifnya.

Menurut Mawardi, Batik Labako paling banyak diproduksi untuk memenuhi pesanan. Ia menyebutkan, 80 persennya adalah pesanan dari kalangan pemerintahan. Selebihnya dipasarkan ke berbagai kota besar di Indonesia. “Jakarta, Bandung, Malang, Surabaya,” ujar Mawardi merinci.

Sejatinya, tambah Mawardi, di saat pandemi seperti ini, Batik Labako juga kena dampaknya. Mawardi menyatakan, terjadi penurunan pesanan hingga 50 persen. Walau begitu, batik labako tetap mampu menjaga eksistensinya.

Demi perkembangan batik tulis khas Jember, termasuk Batik Labako, Mawardi berharap agar pemerintah bisa membantu dari aspek promosi. “Tetapi juga tidak boleh tergantung kepada pemerintah. Kalau terlalu tergantung terus kepada pemerintah, kapan majunya….” kata Mawardi. 

***

LINTAS GENERASI: Batik tulis Labako di Desa Sumberpakem tidak hanya dikerjakan oleh generasi tua, tetapi juga anak muda.

Butuh Galeri Batik di Kota

DALAM industri rumahan Batik Labako, para pembatiknya rata-rata perempuan asli Desa Sumberpakem.  Sebagian besar mereka adalah emak-emak. Tetapi ada juga perempuan muda yang ikut terlibat dalam pekerjaan membatik. Sebut saja salah satunya ialah Popi Irawan.

Popi yang merupakan putri seorang pembatik ini mengaku setiap hari bisa membuat motif batik untuk dua lembar kain. Tetapi itu bila waktunya mencukupi. ”Kalau waktunya tidak nutut ya hanya satu lembar sehari, katanya saat ditemui Tadatodays.com, Senin (21/6/21).

Soal upah, Popi menyatakan nominalnya juga tergantung tingkat kesulitan motif yang dibikin. Yang pasti upah terendahnya Rp 15 ribu sampai yang tertinggi sebesar Rp 30 ribu. 

Menurut Popi, pengrajin Batik Labako selalu berusaha mengikuti tren dari aspek motif dan warna. Namun,  karakter motif daun tembakau tetap akan terus dipertahankan.

Selanjutnya, untuk kemajuan Batik Labako dan batik khas Jember, Popi Irawan punya harapan. “Berharap pemerintah memfasilitasi dengan cara membuatkan galeri batik khas Jember di daerah kota Jember,” katanya dengan tangan masih memegang canting.  

Batik Labako konsisten diproduksi di Desa Sumberpakem. Batik tulis Labako ini juga telah tersertifikasi oleh Kementerian Perindustrian sebagai perusahan produksi batik.  

Batik Labako sudah disajikan di banyak event pameran. Sebut saja pameran batik khusus tulis di Gedung Grahadi, Surabaya. Berikutnya di event Jember Fashion Carnival (JFC), hingga event batik nasional tahun 2012 di Jakarta. Selain itu, Batik Labako juga sudah tergabung dalam asosiasi pembatik Jawa Timur. 

Saat Tadatodays.com mengunjungi galeri Batik Labako pada Sabtu (19/6/21), tampak keluarga Muchiyatno lebih dulu datang. Muchiyatno adalah seorang purnawirawan TNI yang merupakan pelanggan Batik Labako. Muchiyatno dan keluarganya adalah penggemar batik, terutama batik tulis khas Jember.

Muchiyatno asli Semarang, tetapi bekerja di Jember. Ia mengaku ingin memperkenalkan batik tulis khas jember ke teman-temannya di luar Jember. Dengan begitu, menurutnya, Jember bisa lebih dikenal. Terutama bahwa di Jember juga ada batik tulis khas.   

Hari itu Muchiyatno bersama istri dan putrinya datang ke galeri Batik Labako di Desa Sumberpakem untuk belanja Batik Labako.  “Sebagian untuk dipakai sendiri. Sebagian untuk anak, buat hadiah ke teman-temanya di luar kota,” ujar Muchiyatno.

Bagi Muchiyatno, yang menarik dari Batik Labako ialah karakter dominan pada corak daun tembakaunya. Sebagai pecinta batik tulis khas Jember, Muchiyatno kemudian berharap agar batik Jember mampu berkembang. “Dan lebih dikenal masyarakat Indonesia,” katanya.

 Kabupaten Jember tidak hanya kaya dengan sumberdaya alam, tetapi juga kaya oleh kreativitas warganya.  Salah satunya adalah kreatifitas batik tulis Labako ini. Nah, bila anda termasuk penggemar batik nusantara,  silahkan berkunjung ke Desa Sumberpakem, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember. Ada khazanah Batik Labako yang bisa menambah koleksi busana batik anda. (as/why)


Share to